Dec 11, 2014

Penyakit Itu Bernama Apatisme

Hak atau Privilege?

IMG_5200

10 Desember kemaren, tuh, Hari HAM Sedunia, lhooo… Pada tau nggak? Gue juga nggak, hihihi.

Kalo disuruh sebutin hak-hak asasi manusia, pasti pada bisa, ya. Misalnya, hak kebebasan dan kesetaraan, bebas dari perbudakan, dan kesetaraan di mata hukum. Gampang.

Kalo sanitasi alias kebersihan, itu hak atau privilege?
*bongkar buku UUD*
*tapi bo’ong*
*males*

Jawabannya adalah, hak.

Jadi ternyataaaa, air bersih dan sanitasi sudah diakui sebagai hak manusia, dan dijaminkan dalam Artikel 11 dan 12 International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (ICESCR). Pada tahun 2013, General Assembly Resolution A/RES/68/157 dari PBB, serta Human Rights Council Resolution A/HRC/RES/24/18 sama-sama mengafirmasi hak manusia untuk mendapatkan air dan sanitasi.

Tapi kalo sanitasi adalah hak manusia, kenapa 46% rumah di Indonesia belum punya jamban yang baik dan benar? Kenapa 63 juta penduduk negara kita masih buang air sembarangan? Kenapa cuma ada 2% akses toilet bersih di perkotaan?

Dan pada tau nggak, sih, ketentuan sikat gigi yang benar itu gimana? Dulu gue kira, sikat gigi saat mandi pagi dan mandi sore itu udah cukup bener. Ternyata seharusnya setelah makan pagi dan sebelum tidur, lho. Tuh, gue aja nggak tau.

Penyakit Itu Bernama Apatisme

Nah, minimnya informasi tentang sanitasi yang baik ini salah siapa? Salah gue? Salah temen-temen gue? Basi, madingnya udah terbit!

*bubarin reuni AADC*

Kalo menurut Dira Noveriani, seorang remaja 17 tahun dari Jakarta, sanitasi buruk adalah salahnya sifat apatis kita.

Dulu, Dira pergi jambore bersama teman-temannya, dan di bumi perkemahan jambore tersebut, MCKnya busuuuk banget, sampe-sampe Dira dan temen-temennya akhirnya sakit. Diare kali, ya?

Selain itu, Dira sendiri adalah pengajar sukarela anak-anak jalanan. Ia perhatiin, anak-anak jalanan tuh pada pinter cari duit, tapi wawasan sanitasinya kok minim banget. ‘Kan ironis.

Hal-hal tersebut membuat Dira tergugah untuk berpartisipasi dalam Project Sunlight, sebuah program dari Unilever, yang tahun ini mengusung tema ‘Dukung Masa Depan Sehat’. Project Sunlight ini diluncurkan tanggal 14 November 2014 lalu, dan cuma diadakan di lima negara terpilih, termasuk Indonesia.



Dalam kampanyenya, Dira berseru bahwa, “tantangan terberat kita adalah sifat apatis.”

Bener banget nggak, sih? Kita sering banget nunjuk pihak-pihak lain sebagai penyebab masalah kebersihan umum. Nyalahin pemerintah lah, sistem lah. It’s really easy to blame something else. Padahal, sebagian besar penyebab sanitasi buruk adalah karena kitanya sendiri yang apatis. Liat orang buang sampah sembarangan, cuek. Liat sistem pembuangan air yang jelek, cuek. Bahkan untuk isu sanitasinya sendiri kita cuek.

Gue akan mengutip sebuah komen di video Youtube Project Sunlight ini sendiri.

“… Seolah2 ketidakmengertian akan sanitasi yg benar itu adlah hal luar biasa yg mjd akar masalah peperangan, penindasan, kemiskinan, ketidakadilan dan pencaplokan sumber daya alam oleh satu negara thd negara lainnya. Ampe dibandingin ama orasinya Martin Luther King, Ki Hajar Dewantara segala. 
Sanitasi emang penting, tapi posisinya ga seluar biasa itu kaleee. Cuma hal remeh temeh juga…”

DOR! Sayangnya, mayoritas komen lain di video Youtube ini bernada sama.

Gimana, ya, kalo para komentator ini menyaksikan anak-anak di lingkungan kumuh pada nggak paham cara cebok yang benar, trus diare atau cacingan, trus nggak dapet akses air bersih, lalu dehidrasi, trus meninggal? Gimana kalo anak sendiri yang begitu? Masih bakal nganggap sanitasi remeh-temeh nggak, ya?

Tanpa sanitasi, nggak akan ada kesehatan. Tanpa kesehatan, nggak akan ada umat manusia. Sesederhana itu.

Perilaku Bersih Butuh Waktu untuk Ditanamkan

Untuk menjadi TIDAK apatis, bukan berarti kita harus bikin gerakan gede-gedean—misalnya, renovasi MCK akbar di lima kelurahan… ambisus!—tapi bisa dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat.

Kalo kamu punya ide sendiri untuk menggalakkan sanitasi diri sendiri dan lingkungan terdekat, sip! Keren.

Tapi kalo mentok ide, boleh coba tengok situs Project Sunlight.

Dari situs ini, ada tiga hal yang bisa kamu lakukan untuk mensukseskan gerakan #brightfuture-nya Project Sunlight ini:
  1. Menuliskan ide kamu untuk proyek #brightfuture. Saran gue, sih, jangan tulis ide-ide basa-basi yang ngawang, melainkan ide yang konkret. Misalnya, bikin program sosialisasi cara cuci tangan yang benar ke PAUD-PAUD, atau ke geng mbak-mbak pengasuh di taman komplek.
     
  2. Mengunduh materi edukasi dari Project Sunlight, lalu sebarkan. Materinya simpel-simpel, kok, seperti cara sikat gigi yang benar, atau standar minimal kebersihan toilet. Disebarkannya pun nggak harus ke penjuru kota dari helikopternya Bu Susi, tapi bisa dengan dikasih ke para mbak ART, tempel di pintu kamar mandi, tempel dekat wastafel, dan sebagainya. Simpel, ‘kan?
     
  3. Mendaftarkan diri jadi relawan #brightfuture. Dengan mendaftarkan diri, kamu bisa ikutan mengedukasi anak-anak SD di lima kota besar Indonesia tentang sanitasi. Untuk jadi relawan, kita cuma perlu mengalokasikan satu hari aja, kok.
Gerakan-gerakannya simpel, tapi penting demi menanamkan kebiasaan sehat. Karena, mengutip Astri Wahyuni, External Affairs Manager PT. Unilever Tbk.,"Fasilitas bisa dibuat cepat, tapi perilaku bersih butuh waktu untuk ditanamkan." Yuk!

IMG_5214

IMG_5203

IMG_5200

IMG_5188

IMG_5186

IMG_5193
Always stay clean and healthy, little fella :-*

3 comments:

Anonymous said...

Eaaa... Mas Raya ganteeeng jadi model iklan CTPS alias Cuci Tangan Pake Sabun..! Kereen...

Tengkiuu, edukasinya ya mbak.

I love it!

Unknown said...

Mbak lei,, maaf komen nya nggak nyambung ama yg di atas..adek ku mau ke Sg bln depan for the first time. Uda pasti dia mau ke uss. Kayaknya aku pernah baca postingannya mbak tntg tips2 nya dari tiket sama akomodasi.. Tadi uda nyari nyari tapi nggak ketemu ketemu.. Hehehe

prin_theth said...

BBB: Awww, sama-samaa! :-*

Diska: Halooo... Mmmm, sebenernya aku nggak pernah bahas USS secara detail disini. Pernahnya Hong Kong Disneyland sih. Kalo mau baca-baca sedikit, boleh buka link:

http://letthebeastin.blogspot.com/2011/08/being-very-important-people.html

http://letthebeastin.blogspot.com/2013/12/i-survived-singapores-halloween-horror.html

http://letthebeastin.blogspot.com/2014/07/singapore-april-2014.html

Kalo mau tanya-tanya lebih lanjut, boleh email aku aja ya kalo mau :)

Post a Comment