Jun 30, 2012

Let’s Pack Our Bags And Move To Scandinavia

There are many reasons why Scandinavia is the land of all things good and true (the product designs! The music scene! The fashion scene! The people’s welfare!), but from a mother point of view, there are two things I recently read about Scandinavian lifestyle that amuses me a lot.

In Scandinavia, Parents Take Their Babies and Children Out Everyday


In rain. In snow. In shine. And not just for 15 minutes and then “Udah yuk, pulang! Panas nih!” like what most of us usually do hihihi… but for hours. According to blogger Joanna Goddard, Copenhagen parents just wrap up their babies and go outside, walaupun udaranya bisa sedang 5 derajat Celcius.

One of Joanna’s friend, who live in Sweden, said that every Swedish child wore rain pants, and grown-ups wore waterproof clothing. And Joanna’s Danish friend said, “In Denmark, you can’t be afraid of the weather. Otherwise you'd wait six months to go outside again.”

There’s even an awesome Scandinavian motto that says, 'There's no such thing as bad weather, just bad clothes.' Dan keberadaan motto ini memang dibenarkan sama Mbak Rika di Finlandia!

My friend Angga, who’s currently living in Denmark, also told me that is very true. “Setiap hari, gue selalu liat bayi-bayi dibuntel pake jaket supertebel dan diajak jalan sama orangtuanya. Entah di stroller atau dibonceng di sepeda. Saking tebelnya itu jaket, mereka nggak bisa gerak, dan yang keliatan cuma mata. But they do it every single day.” Keplok tangan!


Sinar matahari adalah hal yang langka di daerah Skandinavia, jadi emang masuk akal ya, kalo dikejar sampe begitunya.

To me, that is so inspiring. I believe humans are meant to be outside. Sayangnya, hal ini susah banget ya diterapkan di Indonesia, apalagi di Jakarta, karena kurangnya lahan publik outdoor yang memadai…. dan cuaca yang panas!

Mengenai lahan publik outdoor, there’s not much we can do except try harder (dan pilih gubernur yang tepat #eaaaa #kibarbenderakampanye). Bangun lebih subuh untuk ngajak anak jalan keliling kompleks, sebelum ada banyak kendaraan, mungkin?

Mengenai udara panas, beneran deh, jangan mau kalah sama ini. I kind of agree with 'there’s no such thing as bad weather, just bad clothes.' Kadang kita nyalahin lahan publik di Jakarta yang nggak memadai. Tapi ketika kita lagi berkesempatan main di tempat outdoor yang nyaman—misalnya di pantai Bali atau kebun raya—tetetup aja emaknya bawel, “Pulang yuk naaaak! Panas nih!” Hihihi.

Kalo emang lagi panas banget, ya mungkin anaknya telanjangin aja sekalian, trus kitanya ikut telanjang. Kalo lagi mendung? Well… Scandinavian babies survive 10 degrees Celcius weather everyday, don’t they? Dan kalo anaknya lagi pengen lelarian keliling kompleks, trus pulang-pulang ke rumah bau got dan matahari, sesekali bolehin aja kali yaaa...

To be honest, I’m a bit tired of parents who blame weather for their child’s illness. I know I’m not an experienced parent yet, but maybe we should check other factors before blaming the weather?

Salah satu hal yang mendukung gerakan ‘bermainlah di luar setiap hari’ ini adalah teori dari sebuah buku parenting, The Happiest Toddler on the Block. According to the book, being indoors, children are both overstimulated and bored at the same time. Bingung nggak tuh? Overstimulated, tapi kebosenan!

Kata bukunya,  

“Our homes are boring because they replace the exciting sensations of nature (the feeling of the wind on their skin, the brilliant sun, the soft grass, etc.) with an immense stillness (flat walls, flat floors, no wind).” 

Tapi pada saat yang bersamaan, berada di dalam ruangan juga bikin anak overstimulated,

“It bombards them with jolting experiences that kids in the past never had to deal with: crazy cartoons, slick videos, clanging computer games, noisy toys, and bright colors everywhere… which can make many little children feel stressed.”

Being someone who’s pretty much stuck in front of computer and TV for hours everyday, I can relate to that. Apalagi anak-anak ya, yang lebih sensitif?

Saya sendiri super beruntung, karena ¾ dari rumah orangtua saya terdiri dari kebon luas. I’m planning to put on my shortest, lightest clothing (mumpung di kebon sendiri ini yaaa, hihihi), roll out the tiker, and crawl around the yard with Yaya everyday. We’ll learn about the sky, the leaves, and the grass hands-on. Digigit-gigit semut dikit tahan ya, nak!

IMG_0243
Yaya, meet your future playground (at 36,5 week)

In Scandinavia, People Take Their Babies Outside for Naps

Pas saya baca ini, asli deh, jantung serasa copot ke mata kaki.

Di Skandinavia, adalah hal yang umum bagi orangtua untuk ngebawa anaknya jalan ke luar untuk tidur siang (di dalam stroller). Jadi anaknya tidur di dalam stroller, di outdoor gitu… Bukan di kasur dalam rumah.

Kalo orangtuanya mau mampir ke restoran, kafe, atau toko (jangan lupa, toko / kafe pinggir jalan disana ‘kan ukurannya piyik banget. Bukan mall, ya), bayinya gimana? Ya ditinggal di luar. Wong nggak bisa masuk? Jadi bayinya tetep tidur di dalam stroller yang diparkir di luar, sementara ortunya makan atau belanja di dalem.

Now there’s a country with a low crime rate for you! Kalo beginian dilakukan di Jakarta, bisa-bisa bayinya langsung nggelinding diculik agen pengemis. Amit-amit! Nggak heran kalo tingkat kebahagiaan penduduk Skandinavia konon tinggi banget.

Teteup sih, para orangtua biasanya nggak jauh-jauh dari jendela dan selalu ngawasin stroller anaknya.


Kalo bayinya bangun gimandang? Nggak jarang pejalan kaki di luar (stranger lho, nih) bakal masuk ke dalam toko / kafenya, trus ngasitau bahwa bayi di stroller warna anu nangis atau keliatan gelisah. Ntar ortu si bayi pasti akan merespon.

Seru banget yaaa… If I can do it, I bet it would feel amazingly liberating, as long as the town is safe. Kita—warga Jakarta—tumbuh dan besar dengan kultur keparnoan, sehingga kita sering terlalu khawatiran terhadap anak. Kita juga jadi tergantung kepada pengasuh, entah itu nanny, pembantu, atau orangtua, karena di Jakarta Raya ini, rasanya nggak aman ngelepas bayi barang sedetikpun.

Jadi bayangin rasanya bisa punya rasa ‘kebebasan’ dan individualitas seperti di Skandinavia gitu. Pasti nggak ada ortu disana yang nama Twitternya ‘Bundanya____’! Hihihi.

Trus, nggak apa-apa tuh, bayi-bayi bobok di udara dingin gitu? Many Scandinavian parents believe it's healthy for babies and children to be exposed to cold air for a few hours a day. In fact, the Finnish Ministry of Labour specifically recommends it. Konon katanya, tidur siang di udara dingin luar begitu membuat anak lebih alert, nafsu makan lebih bagus, dan menjaga kesehatan, terutama kalo anaknya lagi flu-flu kecil. Soalnya kalo si bayi di-kekeup di indoor, virusnya bakal muter disitu-situ aja dan bisa nular ke orang rumah lainnya. Sementara kalo di outdoor, virusnya bisa terlepas ke udara luar.

Meskipun hal ini sungguhlah keren, ngimpi aja yaaaa bisa diterapin di Yakarta! Terlalu banyak orang gila di ibukota ini, dan polusinya juga terlalu kuat. Sigh. A mom can only dream.

T, Yaya’s first trip—Scandinavian countries? *korek celengan Bagong*

Photos courtesy of Jenna Park and Jenny Brandt via Cup of Jo

13 comments:

ini_dhita said...

gue pun sungguh mendamba sekali taman2 yang rindang dan BERSIH di jakarta. Kapan ya bisa terwujud huhu

Yaya sungguh beruntung bisa guling2 an di kebon sendiri. Kalo kebon azka baru ditarok perosotan mini aja udah sesek bok. gimana bisa guling2an? hahaha

Nuri said...

Thank God, akhirnya ada posting yg meyakinkanku bahwa beli stroller akan berguna (untuk anak ke-2) nanti.. Selama ini nyari2 pembenaran macam apa supaya bisa beli stroller lucuk, kerana stroller untuk anak pertama ga begitu kepake.. hihi..

Lincrut said...

Aduh gw mah emak2 indonesa bgt dah,dkit2 'aduh angin nih,masuk deh' 'aduh panas nih,aduh airnya kedinginan g sih,aduh tar kalo jln2 tidurnya susah g ya ni ank' and aduh aduh lainnya, niatnya sih pas sebelum lahiran mo jd emak2 hippie,tp berhubung mama gw emak2 paling parno nomer wahid jadilah gw kebawa2,takutnya gw yg aaah gpp trus jd kualat 'tuu kan mama blg apa' nginyem deh

Tp yah soal anak maen di outdoor itu bner bgt,pengalaman gw di Sydney yg cm bntar bgt itu kerasa bgt bedanya,dsana mo musim apa Aja anaknya masih merah jg udah dibawa jln2 emaknya grocery shopping,nah dsini gw bawa anak gw perdana ngemall umur 2 bln Aja kayanya udah diliatin orang dianggep emak tega, pas gw disana ngerasain 3musim,aduh g pilek sdikitpun,suhunya paling tinggi 5 dercel,disini boro2 baru ujan 1-2 hari Aja lgsg bersin2 gw, tapi yg gw aneh knp dsana anaknya pada alergian ya?dan kalo dr crita tmen gw parah2,sampe2 di towel pipinya Aja bisa micu alergi,knp ya?

Anyway itu yg anaknya taro distroller smentara emaknya di dalem,ckckck kayanya anaknya pada easy baby x ya hehe

prin_theth said...

Dhita: Kapan-kapaaan... Hahaha. Emang berat ya Dhit. Di Jakarta tuh orang-orangnya masih pada susah makan, susah sekolah, susah berobat, jadi gue rasa budget utk bikin public places gitu nggak jadi prioritas deh (terlepas apapun janji gubernur). Yuk, Azka main dimarih aja!

Nuri: Hoya? Nah, emang strollernya rencananya mau dipake buat apa Mbak di Jakarta? Aku sendiri belum berencana beli sampe skrg, karena ya itu, mikirnya nggak bakal kepake hihihi

Lincrut: Bener banget Liiin... Hal-hal di luar sana itu susaaah kalo mau diterapkan plekplek disini. Ada banyak faktor sih, spt keamanan, kebersihan, dan ya budaya, macem emak-emaknya kita (alias neneknya anak-anak) yang cewewet luar biasa. Let's see how hippie I can be! *adegan berikutnya: Yaya dikekep aja di rumah*

Soal alergi, curiganya karena mereka punya musim semi ya? Jadi pollen a.k.a. serbuk bunganya memicu alergi ini-itu

Anonymous said...

Gue bisa konfirmasi kalo yang ditulis di sini betcul semua. Gue pernah cerita sedikit tentang ini di sini: http://seerika.wordpress.com/2011/09/18/there-is-no-such-thing-as-bad-weather/

Finland is not part of the Scandinavia, btw, but it's part of the Nordic countries together with the Scandinavian countries and Iceland. Tapi secara umum kebudayaan Nordic juga sama, ada penekanan yg kuat buat outdoor activity dari bayi sampe orang dewasa.

Udah kewajiban banget buat bawa anak-anak keluar TIAP HARI, kecuali di cuaca ekstrim (-20 atau over 35). Satu topik yg sering bikin gue ngambek karena suami yg asli Finlandia mau anaknya keluar tiap hari sementara gue....errrr....suka malesssss...

Tidur di stroller juga bener banget. Sering gue praktekan anak-anak tidur di luar rumah, padahal flat gue ada di luar gedung. Tinggal diawasin dari jendela aja. Kalopun anak kebangun biasanya ada yg suka ngetok ngasih tau.

Kalo lagi di rumah aja, anak-anak biasanya ditidurin di balkon. Malah dulu si suami yg summer baby, sewaktu bayi setiap malam tidur di balkon sementara ortunya tidur di ruang tamu. Dan emang keliatan banget kok bayi-bayi tidurnya nyenyaaaak banget kalo di outdoor gitu. Apalagi kalo pake bonus udara dingin....wuaaah, tambah nyenyak.

Trus lagi, kalo di playground atau park, wuuaaa...anak-anak dibiarkan bebas lepas banget deh, ortu tinggal ngawasin dari jauh. Bayi-bayi pun dibiarkan merangkak di tanah kadang sambil makan rumput. Pemandangan yg brutal banget buat gue waktu awal-awal sampe sana. Sekarang siiihh.....Sami juga udah kenyang makan rumput sama jilat tanah.

risti said...

L-O-V-E YOUR POST! musti capslock. embi bowww, jakartan are parno-ers. yahhh, bukanya gimana ya... tapi emang public areas nya nyeremin, pun aku tadi melotottt pas liat foto stroller digeletakin gitu ajah sementara mamahnya makan kroisant *gleg*

as hard as it may seem, gue sadar kok waktu gakan balik, makanya sebisa mungkin gue berlakukan aturan outdoor playground. itupun disertai dengan tatapan nanny yg seakan bilang "buk, ibu yakin ini anak gpp nyemplung kolam ikan & garuk2in lumut?"

bismillah ya lei, alhamdullah ada lahan yg bisa di explore & bikin anak2 bau acem
ttd: bundanya arkakinan istrisolehah bisniswomenhandal *ditendang leijah*

prin_theth said...

Mbak Rika: MAKAN RUMPUT JILAT TANAH! Hahahaha. Cinta banget deh dengernya :) Pokoknya pemirsa, baca aja ya tuh komennya Mbak Rika. Seru sekali deh. Nanti demi menjunjung semangat Nordic, anakku juga first stepnya mau di rumput halaman rumah ah *trus digigit semut merah* *trus ibunya nangis*

Mbak Risti: Hahaha... Aduh disini mah jangan ditanya ngerinya kayak apa. Jangankan ibunya, nanny-nanny jaman sekarang aja hobi parnoan yaa.

Alhamdulillah beuneur disini ada lahan :) Semoga nantinya bisa ada tempat publik decent yg banyak ya di Yakarta. Ttd, bundanya-yaya

Leony said...

Laaaa... itu maksud kibarkan bendera kampanye.... so far gue baca programnya, cuma 1 cagub aja tuh yang semangat buat melarang pertumbuhan mall baru di Jakarta, dan membuka lahan hijau jadi lebih banyak lagi. Pilih yang itu gak ?? Huahahahah...

Kemarin, mertua gue iseng bawa cucu-cucunya ke Ragunan, mumpung lagi liburan sekolah. Walaupun gak bagus2 banget, tapi seenggaknya, itu ponakan2 gue dua seneng bener ketemu yang ijo royo royo... Coba bayangin kalo public park itu ada di mana-mana. And you're VERY VERY LUCKY ada rumah yang backyardnya segambreng gitu gedenya. Kayaknya kalo anak gue nanti, alamat bakalan dijemur di balkon hihihi...

catfish, who loves tigerfish said...

Gue baru posted foto di taman sini, lo pasti iri hahahaha *muka puas*
Anyway, suami juga selalu ngebiarin Saif sealami mungkin, dlm arti, kalo panas ya kepanasan, dingin ya dibungkus deh pake jaket dll tapiii gk mengurangi frekwensi kita keluar atau trus kalo panas jadi pake AC semena mena gt.
Somehow i feel more human disini, karna kalo di Jkt even panas gk tanggung2 tp kan kita selalu di mobil atau ruangan yg over abuse AC. *komen gk penting*

prin_theth said...

Leony: Le, sungguh gue nih bad citizen, nggak ngikutin huru-hara cagub dan nggak tau program masing-masing, hahaha... cuma tau muke-mukenye aja sama bekgron-nya dikit-dikit. Siapa yg punya program gitu? Hehehe.

Eh iya, gue denger Ragunan lumayan yaaa

AnyIjas: Cis, saking irinya gue udah sampe komen tuh di blog lo hihihi

Riska said...

and you always come up with fresh ideas/stuff to be blogged about, love it!
thanks for the insight, sekarang gue jadi tau kenapa anak gue minta diajak keluar rumah meski cuma untuk liat taman di kompleks. lha wong seharian 'dikekep' di dalam rumah sama neneknya #curhat.
and yes, Yaya is one lucky kid :D

prin_theth said...

Mbak Tania: Ih ya ampun bisa aja deh, jadi GR hihihi... Owww, jadi sebenernya anak bisa begah sendiri ya being indoor, mungkin karena faktor 'overstimulated' tadi?

PuT said...

Mungkin belanda juga kategori yg udaranya ga enak yah...disaat bulan juni ketika matahari harusnya uda bersinar terikrik,malah ilang ntah kemana digantiin sama ujan angin sampe d rumah pun harus pasang pemanas lagi....
Gw berusaha untuk tetep keluar rumah paling engga 2 hari sekali untuk ngebiasain bocilku menghirup udara seger...tapi,faktor angin dn ujan kadang emang bikin males..ya bayangin aja lei,klw dorong kereta bayi trus muka loe basah kena ujan..hadooo..
Tapi,untungnya bocilku jenis yang ga rewelan klw d bawa jalan..apalagi di maxi cosinya..begitu ditaro d maxi cosinya, jalan, goyang2 dikit..langsung matanya segaris..kita bahkan sering sengaja lanjutin jalan k taman deket rumah cuman biar dia tidur lebh lama...hihihi

Post a Comment