Postingan ini disponsori oleh Smita, yang sebelum berangkat ke Singapore minggu lalu sempet nanya-nanya soal Haji Lane. Jadi inget punya foto-foto Haji Lane (dan banyak spot lainnya di Singapore) yang belum sempet dipamerin disini, ihiiiy....
Hipster Lane, that’s what you are!
Bagi yang belom pernah denger, Haji Lane adalah sebuah gang di Singapore, yang dipenuhi oleh toko-toko indie fashion dan lifestyle.
Barang-barang yang dijual seru-seru, unik-unik, quirky, dan ya, as much
as you may hate the word, hipster-ish. Jadi emang cucok ya, kalo kawasan
Haji Lane ini dijuluki Hipster Lane :D
Haji Lane ini termasuk dalam kawasan Muslim di Singapore (Bugis, Kampong Glam, etc) dan berlokasi belakang-belakangan sama
Arab Street. Kalo pusing nyarinya patokan gampangnya adalah Raffles
Hospital! Pokoknya, tinggal nyebrang dari lobby Raffles Hospital, terus
cari ndiri deh, gang tembusan Haji Lane (anjiiir, gini nih kalo Si Buta
Jalan dari Goa Hantu ngasih direction. Ngasal!).
Haji Lane ini juga tetanggaan sama Kampong Glam, alias
kawasan Muslim Melayu (trivia: the word ‘Glam’ does not comes from ‘Glamour’,
ahahaha… Soalnya dulu gue mikirnya gitu, bok. It comes from the word
‘Gelam’. Lagian, Kampong Glamour tuh cemana pula? Kampungnya Syahrini,
mungkin ya).
Konon Kampong Glam ini juga seru buat jajan-jajan kuliner Melayu. Jadi
kalo mau jalan-jalan satu paket, lucu kali ya, jajan dulu di Kampung
Glam trus cuci mata di Haji Lane.
Siang hari itu, saya dan T nggak sempet ke pusatnya Kampong Glam. Maklum, bocah
ditinggal dua-duaan sama suster di apartemen. Kalo pergi lama, takut
dese kangen (duile).
Tapi kami sempet mampir ke Arab Street buat makan siang. Pilihan kami
jatuh ke sebuah restoran Turki kecil tapi apik, nyempil
diantara deretan toko karpet, toko kain, dan toko bumbu.
Kami dilayani oleh seorang Turki asli, yang—setelah diajak
ngobrol—ternyata ownernya. Muda, ganteng khas Turki, bahasa Inggrisnya
masih patah-patah, tapi ramah. Doi cerita, restoran kecil ini tadinya
toko kerajinan tangan khas Turki, tapi nggak laku. Akhirnya dia ubah
menjadi restoran—baruuu aja sebulan yang lalu—dengan harapan semoga
lebih laris manis tanjung kimpul.
Sesaat kemudian, muncul seorang opa-opa Turki dari dapur, yang disinyalir adalah bapaknya. Duuuh, suka nggak tega deh, kalo liat ada imigran dateng jauh-jauh, bikin usaha jujur di rantau, tapi kagak sukses. Semoga restorannya ini sukses, ya. Makanannya endeus, kok!
Sesaat kemudian, muncul seorang opa-opa Turki dari dapur, yang disinyalir adalah bapaknya. Duuuh, suka nggak tega deh, kalo liat ada imigran dateng jauh-jauh, bikin usaha jujur di rantau, tapi kagak sukses. Semoga restorannya ini sukses, ya. Makanannya endeus, kok!
Jadi kalo ada yang nyangsang di Arab Street, Singapore, boleh ya mampir
ke restoran Turki ini (dan dengan pandainya, gue lupa nama restorannya
apa, zzzz).
Setelah makan, lanjut ke Haji Lane.
Setelah makan, lanjut ke Haji Lane.
Agak nyesel sih, dateng siang-siang bolong ke Haji Lane, soalnya suasananya
agak sepi. Selayaknya Seminyak di Bali, katanya Haji Lane ini
lebih meriah kalo sore atau malam. Toko-tokonya aja baru pada buka jam
12 siang.
Di depan Piedra Negra, sebuah restoran Meksiko di Haji Lane. Konon, ini salah satu yang ter-enak di seantero Singapura Raya. Hawa-hawanya bar gitu, jadi enakan dateng malam dan tanpa bocah kali yaa...
Meski demikian, semangat (window) shopping akik nggak surut, kok. Heyho, let’s go!
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, toko-toko di Haji Lane ini menjual barang-barang fashion dan lifestyle yang seru-seru, quirky, dan sangat on-trend. Ada yang berlabel indie streetwear ternama, ada yang non-branded, produksi sendiri sehingga one-of-a-kind, ada juga grosiran Cina dan Korea bak Mangga Dua.
Apakah murah-meriah? Kagak, cong. Mungkin ada lah, satu-dua barang murah ala Far East nyempil disana-sini. Selebihnya, teteup maharani. Singaparna, gitu lhooo... Kalo oksigen bisa dijual, bakal dijual juga ‘kalik.
Biar begitu, tetep seneng sih, window shopping disini. Bukan hanya barang-barangnya yang lucu, tapi penampakan luar Haji Lane ini juga menarik. Semua tokonya adalah bekas ruko tua yang disulap menjadi meriah dengan cat / dekorasi warna-warni. The colorful shutters and the cheerful window displays are truly photogenic. Kalo muak sama mall-mall standar Singapore, you will find Haji Lane has a lot of characters.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, toko-toko di Haji Lane ini menjual barang-barang fashion dan lifestyle yang seru-seru, quirky, dan sangat on-trend. Ada yang berlabel indie streetwear ternama, ada yang non-branded, produksi sendiri sehingga one-of-a-kind, ada juga grosiran Cina dan Korea bak Mangga Dua.
Apakah murah-meriah? Kagak, cong. Mungkin ada lah, satu-dua barang murah ala Far East nyempil disana-sini. Selebihnya, teteup maharani. Singaparna, gitu lhooo... Kalo oksigen bisa dijual, bakal dijual juga ‘kalik.
Biar begitu, tetep seneng sih, window shopping disini. Bukan hanya barang-barangnya yang lucu, tapi penampakan luar Haji Lane ini juga menarik. Semua tokonya adalah bekas ruko tua yang disulap menjadi meriah dengan cat / dekorasi warna-warni. The colorful shutters and the cheerful window displays are truly photogenic. Kalo muak sama mall-mall standar Singapore, you will find Haji Lane has a lot of characters.
Trus, karena kawasan Haji Lane ini fotojenik, saya sempet
membatin, “Pasti orang Indonesia doyan foto prewed disini.”
Eeeh, baru sedetik mikir gitu, beneran muncul hantunya! Datang dua sejoli Indonesia, ucluk-ucluk pepotoan prewed.
Eeeh, baru sedetik mikir gitu, beneran muncul hantunya! Datang dua sejoli Indonesia, ucluk-ucluk pepotoan prewed.
Para fotografer pre-wed
Interior toko-tokonya juga seru, tapi sayang, semuanya melarang keras
untuk foto-foto. Udah paham kali ya, pengunjung doyan banget
masup-masup, jeprat-jepret mulu, tapi nggak belanja. Contohnya, ya saya
ini! Hihihi. Jadi mohon maaf, nggak punya foto-foto interior toko, nih.
Colongan foto dikit...
Sempet mampir ke… berapa toko yah? I lost count. Pokoknya banyak dan
random. Apalagi banyak toko yang lokasinya di lantai dua, nyempil gitu.
Jadi kurang noticeable. Yang keinget, sempet mampir ke Going Om, Wicked Laundry, Salad, Vainpot, Define Happiness, Grammah,
Wonderland (Fridaaa... aku langsung inget kamu disini! Pasti suka), dan
banyak lainnya. Listing komplit toko-toko Haji Lane ada di Facebooknya.
My favorite store of all? Soon Lee.
Soon Lee ini barang-barangnya lumayan mahal dan branded, tapi kurasinya (menurut saya) paling bagus dibandingkan toko-toko lainnya. Cucok 100% sama selera akik. Katanya, Soon Lee ini ditargetkan untuk wanita yang stylish tapi pinter. Makanya, isi tokonya random banget, nggak cuma baju – sepatu – aksesoris. Misalnya, ada banyak buku—yang lucunya kok selera saya semua—mulai dari buku-buku penerbit indie, buku-buku non-fiksi masa kini (Bringing Up Bebe!), sampe classic fictions.
Ada juga peralatan makan pecah belah (nemu piring saji gede berbentuk ikan paus. Get it? Moby Dick! Bagoooos banget), stationaries, random knick-knacks, dan aksesoris dari emas asli dengan desain manis ala-ala Etsy gitu, deeeh. Aduh, agak susah dijelasin, tapi pokoknya akik suki, suki, suki!
Tapi ya itu. Barang-barangnya nggak bisa dibilang murah. Mahal banget sih enggak, tapi masalahnya, saya nih Ratu Medit. Apalagi untuk barang-barang kebahagiaan sesaat seperti baju dan aksesoris. Bisa medit banget.
Setelah mikir sejam, hampir diputuskan untuk beli dua barang yang diharapkan awet—cincin emas buat Ibu, dan buku Peter Pan-nya J.M. Barrie edisi hardcover buat Raya kelak. Desain hardcovernya klasik dan baguuus banget.
Emas dan (pengetahuan dari) buku—Insya Allah kekal.
But as I’ve said, I am the Queen of Medit. Ujungnya batal beli juga, hahahaha.
My favorite store of all? Soon Lee.
Soon Lee ini barang-barangnya lumayan mahal dan branded, tapi kurasinya (menurut saya) paling bagus dibandingkan toko-toko lainnya. Cucok 100% sama selera akik. Katanya, Soon Lee ini ditargetkan untuk wanita yang stylish tapi pinter. Makanya, isi tokonya random banget, nggak cuma baju – sepatu – aksesoris. Misalnya, ada banyak buku—yang lucunya kok selera saya semua—mulai dari buku-buku penerbit indie, buku-buku non-fiksi masa kini (Bringing Up Bebe!), sampe classic fictions.
Ada juga peralatan makan pecah belah (nemu piring saji gede berbentuk ikan paus. Get it? Moby Dick! Bagoooos banget), stationaries, random knick-knacks, dan aksesoris dari emas asli dengan desain manis ala-ala Etsy gitu, deeeh. Aduh, agak susah dijelasin, tapi pokoknya akik suki, suki, suki!
Tapi ya itu. Barang-barangnya nggak bisa dibilang murah. Mahal banget sih enggak, tapi masalahnya, saya nih Ratu Medit. Apalagi untuk barang-barang kebahagiaan sesaat seperti baju dan aksesoris. Bisa medit banget.
Setelah mikir sejam, hampir diputuskan untuk beli dua barang yang diharapkan awet—cincin emas buat Ibu, dan buku Peter Pan-nya J.M. Barrie edisi hardcover buat Raya kelak. Desain hardcovernya klasik dan baguuus banget.
Emas dan (pengetahuan dari) buku—Insya Allah kekal.
But as I’ve said, I am the Queen of Medit. Ujungnya batal beli juga, hahahaha.
Karena dilarang motrek-motrek, cuma bisa moto gantungan window display Soon Lee dari luar, yaitu tulisan para pengunjung tentang random stuff. Luncang yah!
So there you go, my experience at Haji Lane. Minat mampir?
3 comments:
Gue tuh dulu mayan splurge buat beli baju... Tapi abis punya anak ini, gue kok jadi pelit ya? Hahahahaha....
*Sambil nyatet resto mexico yang paling endeus se Singaparna Raya
mbk lei.. salam kenal ya..sy silent reader,, maap oot,tp lgsg penipsirin baca post yang 7 bulan raya,dulu waktu bagi2 baby mine msh blm hamidun, tp skrg menjelang lairan pingin bgt anakku selera musiknya mendingna dr emaknya,, blh tau daftar judul lagu yang ada di CD itu?? uda aku klik cover cd nya tak gk keliatann,, makasiii ya mbk,, maap ngerepotin..
Aaaww lucu banget kayaknya si Wonderland..
Ngomong-ngomong toko baju bekas di situ masih ada gak sih la? Namanya Japan apaa gituu... Dulu jaman-jaman masih demen baju vintagey, berburu baju bekas ke Haji Lane pun ku tempuh :D *dapet salam dari koo-this koo-wrap*
Post a Comment