Things You Need To Know About Tokyo Disney Parks:
- Tokyo Disney Resort terdiri dari dua theme park—Tokyo DisneySea dan Tokyo Disneyland—tiga hotel resmi, dan sejumlah partner hotels. Di plesiran episode ini, kami cuma mengunjungi Tokyo DisneySea dan melongkap Tokyo Disneyland. Dengan alasan: kurang tenaga, waktu, dan duit, zzzz.
- Kenapa namanya Tokyo DisneySea? Karena theme park ini bertemakan laut dan pelabuhan. Kalo di Disneyland ada Fantasyland, Adventureland, Frontierland, de es te, maka di Tokyo DisneySea ada kawasan-kawasan seperti Mediterranean Harbor (pelabuhan Italia), Arabian Coast (pelabuhan Timur Tengah), American Waterfront (pelabuhan Amerika tempo doeloe), dan sebagenya.
- Nggak semua berbentuk pelabuhan, sih. Ada juga kawasan-kawasan imajiner, misalnya Mysterious Island, kawasan yang mengangkat tema dari karya-karya penulis sci-fi klasik, Jules Verne (intelek banget yaaa. Kalo Dufan bikin area bertema sci-fi, mentok-mentok jadi kota Robocop!).
- Bahkan pada weekdays, Tokyo Disney Parks bisa sepenuh terminal Blok M menjelang Lebaran… dikali 10. Konon, jangan bayangin saat weekend / hari libur, hiiiii.
- Contoh konkret kepadatan Tokyo Disney Parks: saya pernah ke Tokyo Disneyland, di sebuah weekday, di bulan non-liburan, di tahun 2009. Ngantri satu wahana 180 menit aja dulu… Pantesan pengunjung lain udah sigap sama PSP dan Nintendo DS-nya.
Taken in 2009
- Saking penuhnya, terciptalah sebuah non-official website yang memprediksi jumlah pengunjung per hari masing-masing Tokyo Disneyland dan Tokyo DisneySea. Pake rumus statistik kali ye. Glek… Ternyata intinya, Selasa adalah hari paling sepi, dan Tokyo Disneyland SELALU lebih padat daripada Tokyo DisneySea.
- Mayoritas pengunjung yang menuh-menuhin Tokyo Disney Parks adalah bocah-bocah SMP-SMA berseragam. Ih, apaan sih? Masa’ bangsa Nippon yang agung bisa-bisanya madol?! Setelah bertahun-tahun menjadi bahan pikiran (berlebihan!), saya baru tau bahwa mereka adalah anak-anak sekolah yang lagi field trip alias karyawisata. Ah, kok SETIAP HARI selalu ada yang karyawisata? Emang ada berapa sekolah di Tokyo? Ternyata bukan cuma sekolah-sekolah dari ibukota, tapi dari seantero Jepang. Oooo.
- Selain anak sekolahan, yang doyan menuh-menuhin Tokyo Disney Parks adalah warga Jepang sendiri. Dengan kata lain, the Japanese are crazy about Tokyo Disney Parks, dan jumlah pengunjung lokal JAUH ngalahin jumlah turis. Agak kebalik ‘kan sama Hong Kong Disneyland atau Universal Studios Singapore yang isinya turis mancanegara mulu. Untuk poin ini saya masih bingung, kok pada nggak kerja sih?
- Akibat point diatas, Tokyo Disney Parks menjadi kurang englais-friendly dan kurang peduli sama market internasional. Wong pelanggan utamanya warga sebangsa bae… So get ready for non-English speaking staff and strange foods, hihihi. Kerahkan kemampuan pantomim Anda!
- Saking cintanya warga Jepang sama Tokyo Disney Parks, kayaknya mereka bisa main kesini seminggu sekali deh. Dan saking seringnya, banyak yang nggak ngejar wahana lagi. Duduk-duduk aja seharian, ngemil, belanja, trus pulang. Banyak duit ye!
- Terlepas dari kepadatan Tokyo Disney Parks yang suka matahin semangat (dan kaki), I believe it is one of the most beautiful, unique, high-tech, and meticulously designed theme park resorts I’ve ever visited. Enjoy!
*****
Ohayo gozaimasu! Akhirnya nongol juga pausnya bumilnya! Biasanya pengunjung Tokyo Disney Resort dateng dan pulang naik kereta karena murah dan cepat. Tapiiii... kalo males berurusan sama riweuhnya stasiun (apalagi pas rush hour), ada bis yang langsung menghubungkan pusat kota dengan Tokyo Disney Resort. Praktis, tapi macet dan lebih mahal.
Berhubung kami cabut kesiangan, maka rush hour udah lewat, so we took the train.
Sesampai di Tokyo Disney Resort, kita kudu naik monorail lagi. Monorail ini menghubungkan main gate dengan Tokyo Disneyland, Tokyo DisneySea, dan beberapa hotel. If you’ve been to Hong Kong Disneyland, you’d be familiar with the interior of the monorail. Loetjoe yah?
We’re finally here! Alhamdulillaaah *sekali lagi cium aspal*
Anyways, first ride of the day: Journey to the Center of the Earth, di kawasan Mysterious Island. Jreng jreeeng...
Bagi yang pernah baca karya Jules Verne, mungkin tau bahwa Journey to the Center of the Earth adalah salah satu judul novel beliau. Ceritanya, ada sekelompok ilmuwan yang bikin ekspedisi ke pusat bumi, terus nemu yang ‘aneh-aneh’. Jangan tanya ‘aneh-aneh’ apaan, secara gue juga nggak kuat baca Jules Verne, zzzz.
Di wahana ini, ceritanya kita jadi ilmuwan yang berekspedisi ke pusat bumi tersebut. Wahana ini tergolong thrill ride, karena ada drop alias turunannya ala Niagara-Gara. Dengan demikian, bumil pun harus yudadababay. T doang deh yang naik… cis! I’ve ridden this ride before juga sih, dan emang serundeng, mak. Highly recommended!
Sementara T naik Journey to the Center of the Earth, saya jalan ke kawasan American Waterfront, demi ngambil Fastpass-nya Tower of Terror buat T.
Tower of Terror nih lagi-lagi wahana thrill ride, jadi lagi-lagi, yang bunting nggak bisa naik.
Tower of Terror ni thrill ride cemana? Tau wahana Histeria yang di Dufan, dimana kita dibawa ke ketinggian tertentu, trus dijatohin? Nah, mekanismenya sama, hanya saja Tower of Terror dikemas dengan super ciamik.
Alkisah, di awal tahun 1900-an, hiduplah seorang miliuner eksentrik bernama Harrison Hightower. Hobinya keliling dunia, ngumpulin benda-benda antik macem lukisan angker sampe peti mumi. Koleksinya tersebut disimpen di hotel mewah milik dese, Hotel Hightower.
Suatu hari, Mr. Hightower berekspedisi ke Afrika, dan ngambil patung keramat milik sebuah desa. Spontan, warga desa marah dan ‘nitip’ kutukan ke patung tersebut.
Di malam tahun baru 1899, Mr. Hightower nge-host pesta gede-gedean di Hotel Hightower, sekaligus mamerin patung terbarunya. Doi sok-sok nggak percaya sama yang namanya kutukan, bahkan sempet buang abu rokok ke kepala si patung.
Menjelang tengah malam, Mr. Hightower naik ke kamarnya sambil ngebawa si patung. Tiba-tiba patungnya came alive (hiiii!) dan menjatuhkan lift yang sedang dinaiki Mr. Hightower tersebut. Mayatnya nggak pernah ditemukan.
Sejak itu, Hotel Hightower nggak beroperasi lagi, ditinggalin begitu aja, lengkap dengan ribuan koleksi antiknya.
Setelah sekian ratus tahun, Hotel Hightower kembali dibuka untuk turis-turis penasaran. Bisa ditebak, ujung-ujungnya kita kudu naik lift terkutuk, terus dijatohin dari ketinggian tertentu. Serundeng nggak sih, mak?!
Wahana Tower of Terror ada di semua Disneyland di dunia, kecuali Hong Kong. Tapi uniknya, background story Tower of Terror versi Jepang ini beda sendiri. Highly recommended!
Saat itu, jam menunjukkan pukul 11.30 siang waktu setempat, tapi Fastpass Tower of Terror udah abis-bis-bis buat seharian. Ini yang ngembat pada ngantri dari jam berapa sih? Ba’da Subuh? Japanese, why you so kiasu, ha?
Alhasil saya duduk-duduk aja di meeting point depan Tower of Terror, nungguin T kelar naik Journey to the Center of the Earth.
Pas T dateng, dese langsung masuk ngantri Tower of Terror. Kesian deh yang hamil, bisanya gigit jari! Akhirnya saya cuma foto-foto kanan kiri.
While waiting, I found a bunch of cute Japanese kids. Mereka anteng banget nunggu di luar gift shop, sementara ortunya pada naik Tower of Terror. Kalo nggak inget koper overweight, udah gue culik deh!
T langsung saya dorong ke antrian Indiana Jones Adventure.
Ouw yes, wahana ini thrill ride juga, catet, jadi ambo nggak bisa ikutan. LAGI. Asem! Semoga kesabaran ibu bunting membawa berkah dunia-akhirot yaaa...
Padahal ya, this is truly one of my favorite rides in the park. Bukannya mau somse niiih, tapi menurut saya, Revenge of the Mummy di USS jadi terasa sedikit menyedihkan kalo dibandingin Indiana Jones Adventure, walaupun tipe wahana-nya kurleb sama—dark ride yang memasukkan unsur rollercoaster. Tingkat ‘seru’nya sih mirip, tapi theming dan detail Indiana Jones Adventure jauh lebih emeizing. Highly recommended!
Berhubung kami cabut kesiangan, maka rush hour udah lewat, so we took the train.
Alhamdulillah, we’re near! *cium aspal*
Mejeng sejenak. Mohon maaf atas pemandangan kulkas berjalan di sebelah kiri itu ya... (read: me)
Sesampai di Tokyo Disney Resort, kita kudu naik monorail lagi. Monorail ini menghubungkan main gate dengan Tokyo Disneyland, Tokyo DisneySea, dan beberapa hotel. If you’ve been to Hong Kong Disneyland, you’d be familiar with the interior of the monorail. Loetjoe yah?
We’re finally here! Alhamdulillaaah *sekali lagi cium aspal*
Anyways, first ride of the day: Journey to the Center of the Earth, di kawasan Mysterious Island. Jreng jreeeng...
Bagi yang pernah baca karya Jules Verne, mungkin tau bahwa Journey to the Center of the Earth adalah salah satu judul novel beliau. Ceritanya, ada sekelompok ilmuwan yang bikin ekspedisi ke pusat bumi, terus nemu yang ‘aneh-aneh’. Jangan tanya ‘aneh-aneh’ apaan, secara gue juga nggak kuat baca Jules Verne, zzzz.
Di wahana ini, ceritanya kita jadi ilmuwan yang berekspedisi ke pusat bumi tersebut. Wahana ini tergolong thrill ride, karena ada drop alias turunannya ala Niagara-Gara. Dengan demikian, bumil pun harus yudadababay. T doang deh yang naik… cis! I’ve ridden this ride before juga sih, dan emang serundeng, mak. Highly recommended!
Sementara T naik Journey to the Center of the Earth, saya jalan ke kawasan American Waterfront, demi ngambil Fastpass-nya Tower of Terror buat T.
Salah satu pojokan American Waterfront
Tower of Terror nih lagi-lagi wahana thrill ride, jadi lagi-lagi, yang bunting nggak bisa naik.
Penampakan-penampakan facade Tower of Terror
Tower of Terror ni thrill ride cemana? Tau wahana Histeria yang di Dufan, dimana kita dibawa ke ketinggian tertentu, trus dijatohin? Nah, mekanismenya sama, hanya saja Tower of Terror dikemas dengan super ciamik.
Alkisah, di awal tahun 1900-an, hiduplah seorang miliuner eksentrik bernama Harrison Hightower. Hobinya keliling dunia, ngumpulin benda-benda antik macem lukisan angker sampe peti mumi. Koleksinya tersebut disimpen di hotel mewah milik dese, Hotel Hightower.
See the 'Hotel Hightower' sign?
Suatu hari, Mr. Hightower berekspedisi ke Afrika, dan ngambil patung keramat milik sebuah desa. Spontan, warga desa marah dan ‘nitip’ kutukan ke patung tersebut.
Di malam tahun baru 1899, Mr. Hightower nge-host pesta gede-gedean di Hotel Hightower, sekaligus mamerin patung terbarunya. Doi sok-sok nggak percaya sama yang namanya kutukan, bahkan sempet buang abu rokok ke kepala si patung.
Menjelang tengah malam, Mr. Hightower naik ke kamarnya sambil ngebawa si patung. Tiba-tiba patungnya came alive (hiiii!) dan menjatuhkan lift yang sedang dinaiki Mr. Hightower tersebut. Mayatnya nggak pernah ditemukan.
Sejak itu, Hotel Hightower nggak beroperasi lagi, ditinggalin begitu aja, lengkap dengan ribuan koleksi antiknya.
Berbagai 'kliping' tentang musibah di Hotel Hightower
Setelah sekian ratus tahun, Hotel Hightower kembali dibuka untuk turis-turis penasaran. Bisa ditebak, ujung-ujungnya kita kudu naik lift terkutuk, terus dijatohin dari ketinggian tertentu. Serundeng nggak sih, mak?!
Wahana Tower of Terror ada di semua Disneyland di dunia, kecuali Hong Kong. Tapi uniknya, background story Tower of Terror versi Jepang ini beda sendiri. Highly recommended!
Saat itu, jam menunjukkan pukul 11.30 siang waktu setempat, tapi Fastpass Tower of Terror udah abis-bis-bis buat seharian. Ini yang ngembat pada ngantri dari jam berapa sih? Ba’da Subuh? Japanese, why you so kiasu, ha?
Alhasil saya duduk-duduk aja di meeting point depan Tower of Terror, nungguin T kelar naik Journey to the Center of the Earth.
Pas T dateng, dese langsung masuk ngantri Tower of Terror. Kesian deh yang hamil, bisanya gigit jari! Akhirnya saya cuma foto-foto kanan kiri.
Walau nggak naik, bisa foto di depan Tower of Terror juga udah hamdalah ya, qaqaa...
Pose Chibi dulu ah biar semangat, hap!
Pose Chibi dulu ah biar semangat, hap!
Gift shop-nya Tower of Terror. Perhatiin deh, gift shop ini ceritanya ‘bekas’ indoor swimming pool Hotel Hightower yang bergaya Asia Timur. Notice the swimming pool tile and the diving board platform? Who love details? Meee…
Diving board platform. Notice the stairs?
Suka banget sama boneka Mickey berekspresi ketakutan indang!
While waiting, I found a bunch of cute Japanese kids. Mereka anteng banget nunggu di luar gift shop, sementara ortunya pada naik Tower of Terror. Kalo nggak inget koper overweight, udah gue culik deh!
Si bungsu jail banget! Tante culik nih!
Selamat datang di Lost River Delta! Kawasan ini ceritanya bertempat di reruntuhan tengah hutan gitu deh, dengan hawa advenchur yang kentel. Mirip Adventureland-nya Disneyland, tapi lebih spesifik ke daerah Amerika Tengah.T langsung saya dorong ke antrian Indiana Jones Adventure.
Ouw yes, wahana ini thrill ride juga, catet, jadi ambo nggak bisa ikutan. LAGI. Asem! Semoga kesabaran ibu bunting membawa berkah dunia-akhirot yaaa...
Padahal ya, this is truly one of my favorite rides in the park. Bukannya mau somse niiih, tapi menurut saya, Revenge of the Mummy di USS jadi terasa sedikit menyedihkan kalo dibandingin Indiana Jones Adventure, walaupun tipe wahana-nya kurleb sama—dark ride yang memasukkan unsur rollercoaster. Tingkat ‘seru’nya sih mirip, tapi theming dan detail Indiana Jones Adventure jauh lebih emeizing. Highly recommended!
Raging Spirit rollercoaster. Uwooow, nampak seru bukaaan? Ada loop 360 derajat, ada semburan asap + uap, ada api yang berkobar diatas air... Ini pasti debus!
Tapi kenyataannya… bias-bias kasih, bok. Biasa aja. Percayalah apa yang dikatakan Rudi. Dulu saya pernah naik, lalu kuciwa. Durasinya sebentar boanget, dan track maupun keretanya terasa kurang ergonomis. Terbukti setelah naik wahana ini, banyak yang ngeluh sakit leher termasuk saya. Not recommended, dan T nggak saya suruh naik juga.
Makarena tiiime! Setelah T keluar dari wahana Indiana Jones Adventure (komen: “Bagooos! Aku suka!”) kami capcus cari makan. Langsung melipir ke Yucatan Base Camp Grill yang terletak tepat di sebelah si Indiana Yonas.
Inget soal anak-anak sekolahan yang karyawisata?
Endeuuus! Mungkin karena kelaperan juga, sih...
Continued to part 2
11 comments:
haloh lei, akhirnya komen setelah biasanya jalan2 doang.kali ini ga kuat dan pecah komen karena ngiler liat foto-foto disnelen nyaaa. dan ngiler sama lunch box nya si anak-anak jepang itu, bener kaya model katalog baju2 di ols fb hihi
tampak lebih menyenangkan dari disnelen hongkong yaa,apa emg yg hongki itu emg paling biasa dibanding di negara2 lain
aaa..pengeennn.. :(
kira² klo di rupiahin, HTM nya DisneySea brp kakaa?
aku IRI liat foto2 disney sea mu lailaaaaa! hiks. jadi pengen juga kesana hahahahaha! kayaknya kalo yg namanya disneyland gak akan bosen2 ya, duh kapan dewasanya ini gueeeeh hahaha!
btw, I've read jules verne.. aselik, mata gw pedes bacanya tapi karena penasaran, yastraaa tak lumat habis noh buku (padahal gak ngefans sci-fi). anyway. hehe gue lanjut baca blog lanjutan lo dulu yehhhh.
pas baca tentang tower of terror, mau komen kok ceritanya beda ama yang di sini (anaheim). ternyata emang di jepang beda sendiri ya... hehehe.
tower of terror emang seru sih... :D
btw baru tau kalo revenge of mummy lebih jelek dari indiana jones. gua dari baca2 review orang keliatannya serem banget, jadi pas ke USH gak berani masuk. padahal kalo kayak indiana jones doang sih gua berani lah... hahaha.
@TheSyahFamily: Halo Mbaak :) Eh aku juga suka mampir ke blognya hihihi. Thank you udah mampir kemarih. Tokyo DisneySea (dan Disneyland) emang menyenangkaaan :D Sejujurnya, yg di HK emang yg paling biasaaaa sih... Mungkin karena paling 'muda' ya. Kita tunggu yg di Shanghai!
@Na: Alhamdulillah menyenangkan :D Soal tiket, coba buka http://www.tokyodisneyresort.co.jp/en/tds/index.html, klik bagian Park Tickets, trus konversikan ke Rupiah :) Kurs kan berubah terus ya...
@Kara: Hellooooow fellow Disney freak! Kheuseus untuk Disney, no need to grow up hahaha. Yang hepi Aidan sama Yaya nih, mak-maknya semangat melulu :)) Foto-foto HK trip lo juga seru ya Kaar. Belum sempet komen mulu nih
OMG you read Jules Verne zzzz, hebatnya... Kalo gue, I need to pepper spray my eyes deh biar kuat LOL
@Arman: Kalo ToT yang di Amerika based on Twilight Zone yaaa... Konon org Jepang nggak familiar sama Twilight Zone, jadi ya udah deh, mengarang bebas sendiri hihihi...
Eeeeh, jangan salah tangkep Man. Track coaster-nya The Mummy sih serem! Lebih serem daripada Indiana Yonas! Tapi special effect, permainan cahaya, animatronic, dll dst-nya Indiana Jones jauh lebih keren IMHO, gitchuu. Naik gih! :D
iya based on twilight zone ceritanya kalo disini...
ooo track coasternya the mummy lebih serem... ah gak jadi nyobain lagi dah kalo gitu. huahahaha.
nyobain transformer aja dah.. di USH baru buka transformer nya...
seru banget lei! suami yang pengen ngajakin ke jepang jadi tambah semangat ngajaknya nih..btw, paus apa sih? orang kecil mungil cantik banget gini kok!
-dewi-
Dewi: Yukmari galangkan program hidup hemat demi liburan mewah! Semoga cepet nyusul ke Yapan yaa. Aduuuh sungguh terimakasih pujiannya, muaah :))) Kalo sekarang sih udah beneran kayak kulkas dua pintu...
aku suka sekaliiii itu blazernyaaa..
cakep Leiii ;)
ngeces2 deh liat foto2nya..
Sely: Makasiiih :) Mana itu blazer beli murah pulak, sekenan kekekek...
Kok kulkaaass... Tjantik gituuu.
Mba Lei, aku lagi mau khatamin blognya nih. Seruu..
Post a Comment