Feb 27, 2018

Absurditas Jatim Park, Batu


Udah pernah ke Batu, Malang?

Pasti banyak yang udah, ya, berhubung sekarang ada makin banyak hal menarik di Batu, seperti misalnya udang. Karena hanya ada udang di balik Batu. Krik, krik, krik.

Sekarang ini, daya tarik utama Batu tentunya adalah segambreng tempat wisatanya, baik yang old school maupun new school. Yang old school misalnya Selecta dan berbagai titik agrowisata. Yang new school misalnya Jatim park 1, 2, 3, Museum Angkut, dan sebagainya.

Gue yakin pembaca sekalian udah paham soal tempat-tempat wisata Batu yang makin ke sini makin termahsyur tersebut, sehingga tujuan blogpost ini bukan mengulas tempat-tempat itu, kok. Bosen, ah.

Tujuan blogpost ini adalah membahas copywriting berbagai signage di Jatim Park. Seriyus.

Gue pertama kali ke Batu sekitar pertengahan tahun 2017 untuk kepentingan kerja. Dalam kunjungan perdana tersebut, gue sempet ekskursi ke Jatim Park 2. Berhubung waktu itu lagi hari kerja dan bukan pas musim libur, otomatis suasananya sepi banget. Gue pun santai karena nggak ngangon anak. Alhasil, gue jadi bisa memperhatikan bahwa ternyata signages di Jatim Park 2, tuh, ehem... yunik banget. Sayang, nggak sempat gue dokumentasiin.

Di akhir tahun 2017 kemarin, gue liburan keluarga ke Batu lagi, tapi lagi-lagi nggak sempat mendokumentasikan signages-nya dengan lengkap karena keburu riweuh sama anak dan bergulat dengan crowd akhir tahun. Akhirnya gue coba potret seadanya aja dengan prinsip totem pro parte: semoga dengan dokumentasi minimalis berikut ini, para pembaca bisa ngebayangin ke-yunik-an signage Jatim Park secara keseluruhan.

Mari kita telaah bersama!


Waktu masih sekolah, si penulis signage ini pasti bolos kelas Bahasa Indonesia pas lagi bahas materi logika berkalimat, karena apa korelasi “sifat misterius” dengan dunia farmasi, wooooy!


Adakah yang bisa menjawab pertanyaan nomor 1 di spanduk ini? Berapa banyak brown bear bisa mengeluarkan konteks yang berbeda? Apakah beruang ini sebenarnya Socrates yang harus kita telaah secara kontekstual? 


“Singa tidak berani makan manusia pada bulan purnama.” Mmmm, baiqlah. Kok gue merasa harusnya sebuah bonbin ngasih keterangan lanjutan dari fakta yang berbau klenik ini, ya. Nggak membiarkannya jadi “fakta” menggantung. No explanations? Bhaique.



*rutin sarapan sebongkah mentega* *seminggu kemudian mokat serangan jantung*


Pertama, perhatikan namanya. Name: Dinosaur Egg, Name means: Dinosaur Egg. Wah, ilmu baru yang sangat berfaedah!


Kedua, zoom dikit gambar ini, trus perhatikan kalimat-kalimatnya. “Dinosaur egg was very precious fossils… large amounts of length to diameter of more than 50 centimeters… our country is the dinosaur egg fossil buried is unusually rich country in the world.”

NGOMONG APA, SIH MALEEEH? :)))
Beginilah kalau signage ditulis sama lulusaan Akademi Google Translate.



Rasanya gue pengen banting meja baca "not any time answer management"!

 
Mereka bertiga adalah teman sejak awal masuk sekolah, tetapi karena yang paling kiri malas belajar dan berusaha, maka hanya dua anak yang akhirnya jadi orang (krik... krik...)

Yunik-yunik, yaaa. Hahahaha. Kalau kata temen gue yang kerja di kawasan hiburan Ancol, “Gile Mbak, kalo ini kejadian di Dufan, kita udah ditelen direksi dan netijen.”

Jadi penasaran nggak sih, ada apa dengan quality control Jatim Park? Atau jangan-jangan ini semua sengaja, karena ternyata orang-orang Jatim Park pada humoris sarkas level atas? Jangan-jangan, ya.

***

Anyway, here’s a super quick review about Jatim Park (lho, tadi katanya nggak mau mengulas? YA UDAH SIK)

Gue belum pernah ke Jatim Park 1. Ke Jatim Park 2 sudah dua kali, dan ke Jatim Park 3 baru sekali.

Dari hasil pengamatan gue, Jatim Park 1 dan 2 (termasuk Batu Secret Zoo) sebenarnya udah oke. Apalagi ditambah Museum Angkut dan Batu Night Spectacular di luar kawasan Jatim Park tersebut. Cukup dengan tempat-tempat itu, sebenarnya Batu sudah oke banget jadi kota wisata utama di Jawa Timur.

Harusnya para pengelola fokus aja me-maintain Jatim Park 1 dan 2—tempatnya dijaga agar selalu bersih dan rapih, binatang-binatangnya dirawat sebaik mungkin, desainnya diperbaiki, live entertainment-nya diperbagus, kualitas F&B-nya diperbaiki, de el el. Banyak, deh, hal yang bisa dilakukan.

Sayangnya, para pengelola Jatim Park serakah (enaaaak aja gue nuduh orang…), lalu membangun Jatim Park 3.

Alhasil, bagi gue, Jatim Park 3 terasa maksa dan very poorly designed. Bagi yang belum tahu Jatim Park 3 isinya kekmana, Googling sendiri, ya.

Intinya, Jatim Park 3 adalah sebuah taman hiburan yang mengusung tema besar dinosaurus. Simpel, ya? Harusnya. Sayangnya, secara keseluruhan, eksekusi Jatim Park kerasa maksa. Bukan cuma eksekusi desainnya, tetapi juga atraksinya, flow pengunjungnya, dan sebagainya. Apalagi sepengamatan gue kemarin, atraksi di Jatim Park 3 cuma secuil, tapi spot selfie-nya ada seribu #selfieataumati.

Hati gue mangkel, lho, sepanjang jalan-jalan di Jatim Park 3. Okelah, robot-robot dinosaurusnya bagus dan fasilitasnya lengkap. Teknologinya juga lumayan. Tapi alur pengunjung Jatim Park 3 terasa kacau, layout-nya bikin pusing, dan konsepnya nggak masuk logika. Pulang-pulang, gue pengen tenggak parem kocok saking puyengnya. 


Ini adalah bukti bahwa desain—dan storytelling yang kuat—penting dalam membangun tempat wisata.

Gue yakin niat pengembang Jatim Park tentunya standar aja: bikin tempat wisata sebesar dan sebombastis mungkin, demi meraup pendatang sebanyak-banyaknya. Semua pengusaha pariwisata pasti maunya gitu, dong?

Tapi saking kepengennya jadi bombastis, menurut gue desain, konsep, dan detil Jatim Park jadi nggak karuan. Okelah, karena Indonesia punya subkultur yang alay-alay seru, gue memaafkan tempat wisata yang masih majang tokoh Tweety Bird berwarna biru atau Miki Mos yang hidungnya mencong. Seru, malah. Tapi ekspektasi gue, elemen KW-KW-an kayak gitu adanya di tempat wisata jadul dan nggak punya design control. Misalnya, kalau di depan Ragunan atau Kawah Putih masih ada badut Miki Mos moncong mencong, ya dimaafin, lah.

Tapi Jatim Park ‘kan kawasan baru, ya. Sayang, dong, kalau desain dia ngasal banget. Jangan-jangan begini cuplikan percakapan dalam rapat desain mereka:

CEO: “Pokoknya saya mau ada elemen-elemen yang populer aja buat anak-anak! Yang seru!”
Kontraktor: “Say no more.”

Maka muncul lah mural Winnie the Pooh lagi main bareng Ipin Upin di dekat kandang beruang Batu Secret Zoo. Penampakannya masih kawe, pula.

Dan gue nggak setuju, lho, kalau ada yang berargumen, “Yang penting rakyat hepi, lah. Secara umum, warga Indonesia nggak paham atau peduli sama orisinalitas, desain yang berkelas, apalagi copyright infringement. Pokoknya selfie! Hidup selfie!”

Jangan, lah. Kasian rakyat kita terus-terusan dicekoki visual yang nggak ramah di mata dan nggak adem di batin, sampai akhirnya selera mereka terbentuk jadi alay. Begituuu terus dari generasi ke generasi.

Kalau kita punya kapasitas untuk kasih desain tempat umum yang berkelas, kasih aja deh. Perbaikilah selera rakyat. Selera receh anak bangsa perlu dipertahankan, tapi jangan ngasal banget, deh, kalau mendesain sesuatu.


Nemu kaos bombastis ini di souvenir shop Jatim Park 3. Ini dia nih, kaos subkultur yang sebenar-benarnya. Kalau aja bahannya nggak "plastik" dan gerah banget, udah pasti gue beli.

Gue sendiri pernah kerja di bidang pariwisata, dan harus gue akui bahwa bapak-bapak CEO kadang nggak paham—atau nggak mau memahami—ilmu estetika. Mereka nggak paham bahwa kadang less is more, dan overstimulating pengunjung itu tida’ baiq. Mereka cuma pengen tempat wisatanya atraktif, mencuri perhatian, dan… ada banyak spot selfie / foto-fotonya. Spot selfie adalah koentji. Selfie atau mati. Mati aja deh, sekalian.

Kalau gue adalah desainer, entah gue bakal nangis atau ngakak ngeliat atrium utama Jatim Park 3, yang centerpiece-nya adalah air mancur dengan patung ogre Warcraft lagi mau tempur sama karakter-karakter DC/Marvel. Nyambung nggak, logis juga nggak. Bebasin!


***

Akhir kata, mungkin komen gue agak sadis untuk Jatim Park, khususnya Jatim Park 3. Mu’uph ea, gimanapun juga gue adalah seorang amusement park enthusiast rewel (YANG TIDAK PERNAH MENG-UPDATE KISAH KE WALT DISNEY WORLDNYA!), dan ingin industri pariwisata Indonesia terus maju. Maka terimalah secuil masukanku, yah, Jatim Park.

Dan bagi yang berniat main ke Batu, jangan jadi males mengunjungi Jatim Park 1, 2, atau bahkan 3, ya. Akan jadi pengalaman baru, deh, main ke taman hiburan yang bentukannya absurd. Jangan-jangan lo nanti malah suka! :)

23 comments:

Maya Rumi said...

baru ke jatim park 3 bulan lalu sama temen-temen sekantor, saat datang infonya masih soft opening jadi harga tiket masih murah, kalo menurut aq tempatnya luas banget yah, bikin kaki gempor makanya disediakan sewaan kendaraan untuk keliling, tapi menurut aq tempatnya menghibur sih buat anak-anak, kl buat orang dewasa agak krik2 terutama patung2 jagoan marvel yang di depan itu.. oiya mbak updatenya tempat ini juga baru kebakaran salah satu dino-nya

Gadis said...

aku baru pernah ke jatim park 2 aja dan menurutku trio zoo-green park-museum satwa are amazebaalllll... saking terpesonanya sampe gak merhatiin signage-nya! hahahaha paling zonk kok menurut aku si roti... makan mentega biar bisa idup 100 tahun hahaha! topping mexico? jalapeno maksudnya? sungguh gagal vaham ane

Jane Reggievia said...

Waktu Mba Lei bahas ini di stories, I was hoping there would be a blog post, khusus ngebahas ini. Eh, beneran ditulis :D

Aku pernah ke Jatim Park 1 & 2 dan sungguh nggak memperhatikan signage-signage di atas. Emang ya blogger panutanku satu ini kritis sekali, hihi. Di samping keanehan tersebut, sebenarnya aku cukup kagum dengan layout zoo mereka, sih. Para binatangnya pun cukup terawat. Sayangnya, Jatim Park 3 masih berantakan banget, ya. Iparku yang tinggal di Malang, sering banget nganter tamu ke sana dan beropini sama. Mudah-mudahan ada rencana penataan ulang, ya *amiennn*

Btw, senyum manis manja Raya itu emaknya sekali, dehhh ((:

Arman said...

gua yakin kalo signage nya itu sengaja dibikin begitu. mau ngetest sebenernya ada yang baca gak. jadi selamat ya la karena dirimu sudah membaca! :P
*soalnya kalo gua yang kesana pasti gak ada yang gua baca satupun hehe*

kriww said...

Mungkin bayaran copywriternya kurang kali, jadi dia kesel masa tempat segede gini bayarannya seupil gini... lalu dia marah dan sengaja bikin yang lucu2 ngaco.

Unknown said...

aku orang Malang dan udah total 4 kali ke secret zoo tapiii ga pernah detil baca signanenya loh! aahhahha makasih yaa, jadi pengen kesana lagi tanpa anak, mau fokus baca dan motoin. hahha.. dan setujuuu aku nggak pengen ke Jatim Park 3 karena menurutku cuma wahana selfie yang gede. mending ke TSI atau JAtim park 2, hewannya nyata

Shanti said...

Aslik bacanya sampe ngikik di ojek!

Winkthink said...

Aku ngakak lahh pas obrolan antara CEO sama kontraktor..say no more..huahahaha
Eh eh mbak..kl sebagian untuk mewakili semua, bukannya sinekdote pars pro toto yak? hehe *ditoyor

Ika said...

Pas baca IG story mbak lei desember kemaren.. Kita gak jadi ke jatim park 3 lho. Hahaha

Krn review mu menuntun kita untuk tidak buang2 uang dulu. At least smpai nntilah kalo bangunannya udah bener2 jadi.

Sissy said...

As always menghibur dengan pemikiran ka ley yg kritis, cynical, and original.. ayo bikin kelas nulis lagi dong ka, plis. Nyesel gak ikut yg female daily..

wina said...

itu beneran yang answer management??

prin_theth said...

Mudah-mudahan sih nggak beneran ya! Kalo beneran miris amaat...

prin_theth said...

aaa terimakasiiih! Mood nulisku memang munculnya tiap 3 purnama aja, nih...

prin_theth said...

Hahahaha, waaaww... semoga abis ini aku nggak dituntut Jatim Park 3!

prin_theth said...

eh ah uh *ketauan nilai raport Bhs Indonesianya dulu jeblok

prin_theth said...

awas ojeknya oleng!

prin_theth said...

((wahana selfie)) Asli, Jatim Park 3 kmrn rasanya bak Studio Malibu raksasa aja, cuma jadi fasilitator foto-foto. Yasss, mendingan Jatim Park 2 sih, walau katanya kualitas perawatan hewannya skrg udah menurun banget

prin_theth said...

yakan, ada kecurigaan semua copywriting ini disengaja!

prin_theth said...

Batu Secret Zoo tuh bagusss sebenernya, terlepas dari beberapa kekurangan desain, ya. Lumayan kagum, deh! And yes, aku hobinya baca signage hahaha.

Keknya emaknya menurunkan manjanya aja, manisnya dari Raya sendiri ihiiiy

prin_theth said...

Trio Jatim Park 2 tuh amazeballs bangeeet! Museum of natural history alias Museum Satwa-nya bagus bangsss, walaupun kayaknya bukan taxidermy beneran, yaaa.

Indira said...

Astaga you're rock dech Mbak Laaa. Aku aja enggak baca itu signage hahaha, keburu anakku yang amazing itu kabuuur.Kami belum ke Jatim Park tiga,masih banyak bangunan belum jadi, takut kejatuhan *final destination fans detected* hahaha.

Sandra Hamidah said...

Wah jDi penasaran nih Mba😂

Harga Iki said...

pen kesana deh kak,, :(

Post a Comment