Apr 15, 2017

Ame Siape? Amerika! 2017 - Part 1: Jakarta-Seoul, Myeongdong, and Hello Amuhrica!

20170227_100117

Day 1 – departure and transit day, Jakarta - Seoul, Myeongdong

Karena Indonesia-Amerika tidaklah sedekat Karawang-Jakarta, dari awal gue memang berniat mau transit menginap, saat menuju dan pulang dari Amerika. Kalo nggak, eneg nggak, sih, kudu mendekam di pesawat puluhan jam, tanpa jeda untuk tidur rebahan dan mandi? Tengs, but no tengs!

Karena kami pergi-pulang naik maskapai KorSel, transitnya nginep di Seoul, deh. Anyeonghaseo! Saranghe, oppa! *otoy, padahal nggak paham K-Pop samsek*

Dari Jakarta ke Korea, kami terbang naik Asiana Airlines, midnight flight. Overall, gue dan T sepakat bahwa perjalanannya lumayan. Lumayan nyiksa, zzzz. Karena ternyata, bagi kami, Asiana Airlines nggak nyaman-nyaman amat. Kursinya kekeus, entertainment system-nya kurang meng-entertain, dan suhu kabinnya duingiiin, nggak dijaga di 24-25 derajat Celcius seperti banyak maskapai internasional lainnya.

Padahal waktu itu, busana terbang gue (Superman kaliii...) berbahan katun tipis. Soalnya agak kapok, dulu pernah beberapa kali terbang ke luneg naik maskapai Arab, baju gue bergaya winter collection. Eeeh suhu kabin 24 derajat aja. ‘Kan kemringet sepanjang jalan kenangan!

Asiana Airlines is not bad, of course, tapi begitu dibandingkan sama “kakaknya”, Korean Air, perbedaannya lumayan terasa.

Meski begitu, perjalanan Jakarta-Seoul Alhamdulullah lancar jaya.

Karena berangkatnya tengah malam, kami sampai di Incheon International Airport, Seoul keesokan paginya. Walaupun gue dan T kurang tidur (soalnya kedinginan! Dan kursinya kaku! Ngeluuuh aje), kami tiba dengan segar dan hati riang gumbira. Mungkin karena excited pertama kali ke KorSel, ya. Mungkin juga karena—seperti kebanyakan turis negara tropis—senang kena udara dingin. Biasalah, norak.

Saking senengnya, gue langsung Instastory di imigrasi, dan langsung didamprat juga sama bapak-bapak imigrasi. “No camera!!!” hardiknya kepada si banci Instastory ini.

Oke oppa, trims.

Dari bandara, kami cusss ke hotel di dekat bandara, dijemput shuttle van hotel.

Kali ini, kami menginap di sebuah “hotel transit” bernama Air Relax (FYI, pas transit pulang nanti, hotelnya beda lagi).

Hotel Air Relax adalah satu dari sekian banyak hotel di Incheon, yang target marketnya adalah orang-orang transit, termasuk para pilot dan awak kapal.

Di Incheon, ada banyak penginapan model begini. Bentuknya beragam, tapi ciri-ciri umumnya sama: lokasinya cuma lima menit nggelinding dari bandara, lobinya kecil, fasilitas umumnya seadanya, desainnya jadul. Tapi kamarnya bersih, amenities-nya lengkap, dan nggak selalu sempit, lho!

Kamar hotel Air Relax sendiri keciiiiiil banget, tapi bersih, kasurnya super nyaman, fasilitas kamarnya lengkap, dan langit-langitnya tinggi banget (yha, nggak ngaruh. Emangnya mau gantung koper di langit-langit?).

Di Seoul kami punya waktu 24 jam plus-plus, berhubung baru akan terbang ke Amerika keesokan harinya. Nah, ngapain, yhaaa?

Berhubung di kawasan Incheon nggak ada apa-apa yang menarik, gue pengen ke Myeongdong, karena saat mengunjungi kota baru, gue selalu paling tertarik lihat urban crowds-nya. Nah, konon katanya Myeongdong cukup seru, lah, untuk lihat begituan ((begituan)).

Awalnya gue ragu, sih, karena Myeongdong jauh sekali dari Incheon. Well, tepatnya, Incheon yang jauh dari mana-mana! Jarak Incheon-Myeongdong makan waktu satu jam perjalanan naik kereta ataupun taksi, bok. Mana harus ganti-ganti kereta pula, sehingga durasi door-to-door-nya bisa makan waktu 1,5 jam. Worth it nggak, nih?

Setelah mikir-mikir, diputuskan untuk berangkat aja, lah. Di Seoul masih pagi, nih, and we literally had nothing to do at all until the next day. Masa’ nggak ngapa-ngapain? ‘Kan saya mau tamasya, berkliling-kliling kota, hendak melihat-lihat, keramaian yang ada *panggil becak*

Jadi, yuk, ke Myeongdong.

Sebelum berangkat, kami mampir jajan dulu di minimart di depan hotel. Beli cup noodles, roti-rotian, nugget, dan berbagai cemilan lainnya, trus disantap di teras minimart tersebut. Anak nongkrong Alfamidi banget nggak, sih?!

Tapi kami hepi, karena kebetulan lagi laper-lapernya. Nikmat banget, deh, ngemil yang anget-anget di tengah udara dingin. Hati jadi ikutan anget.  Saking hepinya, kelar makan cup noodle, Raya bilang, “Yuk, kita pulang.” HAHAHA. Duileeee, dese kira jalan-jalan ke Myeongdong = nongkrong di minimart. Gitu doang seneng, ya, nak. Alhamdulillah, murah.

… Etapi tidak! Ibu tetap mau ke Myeongdong!

Anyway, setelah menempuh perjalanan 1 jam pleus pleus naik kereta—dan nyasar serta gotong-gotong stroller di tempat-tempat yang lift-nya kagak ketemu—kami pun sampai di shopping street paling kesohor di Seoul ini.

20170226_153213
Om, Meong dooong... *njir, receh*

Hari itu, Seoul dingiiin sekali, dan semakin dingin lagi ketika kami sampai di Myeongdong, karena langit mendung. I think it was about 5 degrees Celcius? Jadi meski udah pake long johns, sweater, dan jaket, kulit rasanya tetap kayak ketusuk-tusuk es, sampai nggak sanggup keluarin tangan dari kantong jaket.

Di Myeongdong, kami muter-muter aja selama kurleb dua jam, diselingi makan siang di California Pizza Kitchen, minum yang anget-anget di Starbucks, jajan cumi goreng dan jagung bakar tabur keju yang mana lejat gilak.

20170226_154030(0)

20170226_154312
Foto yang membuat mertua gue komen di Whassap grup, "Hati-hati babi!!!" Cuminya memang mirip bacon strips sih, yaaa.

Belanja? Nggak, nih. Pertama, karena kami bukan tipe orang yang mencari kebahagiaan dari barang (IDIH NORAK, woy woy). Kedua, karena sayang duit (padahal ini alasan sebenarnya). Perjalanan masih jauh, sisbrokh! Jangan sampe bokek tengah jalan.

Oke, sekarang gue mau beropini setitik, ya.

Kita tahu bahwa Myeongdong adalah salah satu shopping street paling terkenal di dunia. #7 things to do di Seoul, lho, versi TripAdvisor. ‘Kan jadi ada ekspektasi tersendiri, ya.

Tapi gue dan T heran, kenapa Myeongdong bisa menduduki posisi #7 di TripAdvisor tersebut. Bagi kami yang nggak punya kedekatan batin dengan budaya Korea, the place is just so-so. Apa karena kami datangnya siang/sore, sehingga nggak merasakan “serunya” Myeongdong di malam hari? Apa karena objek wisata di Seoul emang gitu-gitu aja? (mungkin Seoul tipe kota yang nggak bisa dinilai mainly dari objek wisatanya, kayak Jakarta). Apa karena kami nggak doyan-doyan amat belanja?

Trus, walaupun Myeongdong terkenal sebagai shopping street dengan spesialisasi toko skincare/makeup, ternyata bagi gue, toko-toko sepatu/sneakers-nya jauh lebih menarik. Selain Footlocker yang kesohor, ada juga toko-toko lokal yang nggak kalah seru. Salah satunya Lesmore, yang jual banyak merek nggak umum seperti Pony, Spris, Backyard, Rovers, selain yang standar-standar seperti Nike, Adidas, Reebok, Puma. Converse, dll. Pilihan model dari merek standarnya pun ucul-ucul. 

Sekitar jam 5 sore, kami balik ke hotel di Incheon, dan langsung beberes, mandi, trus tidur.

20170226_181039

Oya, sebelum tidur, gue nyempetin cuci kaos kaki kami bertiga di kamar mandi, supaya bisa dipake lagi keesokan harinya. ‘Mang nggak ada kaos kaki lain? Nggak, karena kaos-kaos kaki lainnya terkunci di dalam koper lain, yang memang dirancang untuk nggak dibongkar di Seoul.

Biasalah, salah packing dikit.

Kenapa perihal cuci kaos kaki ini mustik banget disebut? Karenaaa…

Day 2 – departure day, Seoul - Chicago

… keesokan paginya si kaos-kaos kaki itu belom kering! Siyal!

Kirain dengan udara dingin, bakal langsung kering. Gue lupa bahwa kaos kaki itu tebal. Lama keringnya, walaupun di negara dingin. Nggak kayak jilbab paris yang kena angin siul aja bisa langsung kering.

Harus cemana, dong? Pagi-pagi gini udah mau check-out dan depart ke Emiriki, lho!

Sebagai usaha awal, kaos-kaos kaki tersebut gue hairdryer. Eh, masih kurang kering. Alhasil pas check-out, T belagak nongkrong dulu di lobi, padahal… dese mojok sambil ngering-ngeringin kaos kaki di heater lobi, hahaha! Ya Allah, bener-bener, ya. Ekspresinya lempeng dan tak berdosa, lho, padahal lagi mengibas-ngibaskan kaos kaki lembab di depan heater. Yang gini-gini, nih, yang mencoreng nama pelancong Indonesia.

Selain itu, pagi ini kita juga baru nyadar bahwa kami nggak bawa celana dalam Raya. Ketinggalan! Cuma bawa dua biji di backpack, dan segelintir pospak buat jaga-jaga. Gini, Bu, hasil packing 1.5 bulan?

Selesai check-out (dan ngeringin kaos kaki. Sukses, mak), kami langsung cusss naik shuttle van, kembali ke Incheon International Airport. Di bandara, kami sempat nyari-nyari toko yang jual celana dalam anak atau pospak anak seumuran Raya. Nggak nemu. Ibu gundah. Rasanya siap bikin celdal darurat pake handuk dan peniti.

Nevertheless, we boarded.

20170227_100255 Bersiap boarding

Untuk perjalanan Seoul-Chicago, kami naik Korean Air. Berbeda dengan Asiana Airlines, kami merasa pewe banget naik maskapai ini. Kursinya nyaman—legroom-nya luas dan recline-nya lumayan jauh!—entertainment system-nya oke, makanannya cukup enak, suhu kabinnya nyaman, dan pelayanannya manis. Benar-benar sejajar dengan JAL atau maskapai Jepang lainnya, yang kayaknya lebih tenar di kalangan pelancong Indonesia. Oke banget, deh.

Tapi yang kocak, Raya kesengsem berat sama Korean Air, karena dia naksir sama para pramugarinya yang menurut doi luar biasa cantik. Dia sampe mondar-mandir mulu sepanjang kabin, supaya bisa intip pramugari-pramugari itu. In his words, “Raya jatuh cinta.” Dan “cinta”-nya bertahan sepanjang perjalanan kami di Amerika, lho. You will see all the proofs in the next trip reports.

PADAHAL IDIIIH, TAU APA KAMU SOAL CINTA?! (tahan Buuu, tahan…)

Alhamdulillah, penerbangan kami lancar dan nggak ada drama. Di pesawat, Raya sudah pasti gelisah selayaknya anak kecil normal, tapi gelisahnya masih wajar dan bisa diatasi pake in-flight entertainment, tontonan-tontonan favorit dia yang udah di-download ke hape, dan buku gambar. That’s all. Nggak perlu satu tas khusus mainan atau cemilan sendiri. I love you, anak sabar!

Oya, gue sempat mengira, perjalanan menuju Chicago akan makan waktu sekitar 13-14 jam, ternyata wah, 11 jam aja. Don’t you love it when you miscalculate your flight duration, dan total jam perjalanannya ternyata lebih cepat?

Kami sampai di O’Hare International Airport, Chicago sekitar jam 8.30 pagi waktu setempat. Uhuuuy. Tapi perjalanan belum usai, karena kami harus LANGSUNG nyambung terbang lagi ke Orlando, Florida siang itu juga.

Syetdah. Siapa, sih, yang bikin itinerary?! Raya udah bisa ikut Amazing Race, nih!

But nevertheless, we welcomed ourselves happily in the United States.
Trumpland, siap menyambut keluarga alay iniiii?

PS. This post will be updated with a vlog (dengan catatan: kalo nggak males ngedit :D). Steytun, yaaa.

PPS. Ini bukan promosi, apalagi endorse, but all of the pictures in this post were taken with a mid-range Samsung. Duile hape jaman sekarang, bikin hepi, deh.

14 comments:

dela said...

Hai.. finally mbak Lei.. yang kutunggu-tunggu! (Halah)

Aku beneran ngakak waktu liat ig stories ada T deket2an heater hotel buat ngeringin kaos kaki daaah..

Aku jg pake samsung galaxy a5.. kameranya lumayan amat ya.. padahal punya samsung galaxy cam jg malah jadi ga pernah kepake kalo kemana-mana..

Jane Reggievia said...

We want vlog! We want vlog!

Soalnya aku ketinggalan banget Instastory-nya nih huhu. Jadi a vlog would be very nice untuk ngikutin trip kali ini.

Eh ternyata petugas di erpot Korea sensitip dengan kamera juga ya I tot cuma di China aja yang begitu.

Btw, hape Samsung emang kece ya kameranya! Tajem dan fokus banget yah, warnanya juga kontras :D

Gadis said...

YAAASSSSS your travel post is baccckkkk... plis jangan berenti ditengah2 kayak blog sebelah ahahahhahaha :D

prin_theth said...

Ahahaha, tergantung saweran pembaca, dong :D

Btw, people really loves reminding me about VD hahahuhu *laugh-crying*, biarlah VD jadi bab hidupku yang jadi misteri untuk pemirsa.

prin_theth said...

16 megapixel lho! Walaupun pixel bukan penentu kualitas kamera satu-satunya sih, dan kualitas kameranya memang masih kalah sama Galaxy, tapi mayan yaaa.

prin_theth said...

Kalopun ada vlog, dieditnya seadanya ala anak SMP baru belajar komputer yaaa hahaha. Beginilah ketika gaptek dan malas berpadu!

Samsung iya ih, jadi penasaran sama seri Galaxynya

Anonymous said...

mbak lei (sok ikrib)....jangan lama2 ya update ceritanya. hehe. aku suka bgt bacanya mbak :)

Anonymous said...

Kalo baca blog mba lei serasa ikut ada didalamnya (eeeiciyeee bahasanya)

pepi said...

Lei, itu langit2 tinggi di hotel korea biar kesannya gak sempit banget (karena kan emang sempit ya ruangannya)----ok, info gak penting sih ini ha3
Ditunggu lanjutan ceritanya ��

prin_theth said...

Hehe iya paham kok :) Tapi tetep kurang fungsional buatkuuu...

nartie said...

Jadi hapenya samsung A5 kak Lei?

nisadanchicco said...

akhirnyaa posting juga cerita US trip kemaren secara gue dah nungguin banget huehehe..plus penasaran ama yang di imigrasi itu ampe masuk ruang interview ya? secara been there once sembari gendong2 anak plus jetlag ..keringet dingin T_T padahal didalam juga gak diapa2in ahahaha just duduk2 cantik aja , KZL

eh tapi juga pengen tau rekomendasi segala hal ttg disney world plus kali ini in kan bawa Raya jadi bisa bagi2 tips n trik disana :)

and yeasshhh VLOG plissss !!

Nyayu Miftahul said...

sukaaaaaa banget lihat ekspresi wajah Raya pas lagi bobok, ganteng yak :D
ga sabar nungguin lanjutannya

Fanny F Nila said...

Hahahaha, aku kok ngakak ya baca drama packingnya :p

Baidewei mba, kalo aku sih cibta bnaget yaaa ama myeongdong, karenaaa, pas kesana thn lalu, aku kalaaaap berbelanja skin care, sampe hrs beli koper baru menampung segala macam semua alat kecantikan itu hahahahaha :p. Omg, itu tempat yg bikin jiwa belanjaku happy maksimal :D. Makanya, walopun dibanding jepang wisata korea menurutku msh kalah, tp utk urusan kuliner dan shopping, aku msh lbh suka korea :D. Jd kalo balik lagi kesana, masih mau bangetttt :p

Post a Comment