Oct 21, 2016

Halloween Horror Nights: Antara Cari Gara-Gara, Dan Menguji Persahabatan


Yang namanya manusia, kadang suka nantangin diri sendiri.

Dikasih hidup aman, tentram, jauh dari marabahaya, eeeh malah hobi bungee jumping. Dikasih ketenangan batin dan rasa aman, eeeh trus malah bikin film horor, atau bikin kegiatan jurit malam.

Ya, manusia memang suka cari gara-gara… termasuk saya!

Soalnya akhir bulan ini, Insya Allah gue akan kembali menyambangi Halloween Horror Nights di Universal Studios Singapore.

Allahu akbar! Nggak kapok, La?

Auk deh, udah gilak kali gue. Tahun 2013, gue datang ke event yang sama, dan rasaan sempet ampun-ampun tobat. Eh, tahun ini diulang lagi. Memang hidup manusia nggak lengkap, kalo belum cari gara-gara, ck ck ck.

***

Bagi yang belum tahu, gue cerita dikit, ya.

Halloween Horror Nights adalah sebuah event yang diadakan setiap Oktober (bulannya Halloween) oleh Universal Studios.

Event ini dilakukan di semua cabang Universal Studios (Amerika, Jepang, Singapura), meskipun penerapannya berbeda-beda. Penerapan di Jepang agak beda—dan nggak terlalu serem—sementara penerapan di Universal Studios cabang Amerika dan Singapura hampir persis sama, dan jauh lebih mengerikan.

Konsep Halloween Horror Nights di Universal Studios Amerika dan Singapura begini:

Selama bulan Oktober, setiap hari Jumat-Sabtu-Minggu, seluruh area Universal Studios disulap jadi area “jurit malam” raksasa.  Cuma saat weekend, dan cuma saat malam hari, ya.

Jadi kalo nggak salah, pada hari-hari tersebut, Universal Studios ditutup lebih cepat, dipersiapkan dengan ngebut, trus dibuka kembali sekitar jam 7-8 malam dengan tampilan “jurit malam”, sampai jam 12-1 malam.

Isi “jurit malam”nya apa aja, nih?

Fitur utamanya, sih, rumah hantu.

Pasti pada tau dong, ya, rumah hantu temporer yang modelnya walkthrough? Kayak yang suka dibikin di BSD atau Blok M itu, lho. Rumah hantu ini biasanya dibangun secara temporer dengan tema tertentu, trus pengunjung harus masuk ke dalamnya dengan berjalan kaki. Siakeknya, rumah hantu begini diisi oleh hantu “beneran”, alias para aktor yang berperan sebagai hantu.

Selain berperan sebagai pelengkap derita, objektif mereka adalah menyergap dan menakut-menakuti pengunjung dengan seefektif mungkin. Kalo pengunjungnya nggak jerit, keknya mereka nggak bakal digaji, deh! Bencik!

Tahun 2013, gue datang ke event Halloween Horror Nights di Universal Studios Singapore (juga ke event serupa, Sentosa Spooktacular di Sentosa Resort. Dua malem berturut-turut, broh! Heran, ya, sekarang gue masih idup).



Tahun itu, Halloween Horror Nights cuma menampilkan tiga rumah hantu. Tahun ini, ada LIMA rumah hantu. Mantap, gan.

Apalagi, Halloween Horror Nights nggak cuma menampilkan berbagai rumah hantu, tapi juga “scare zones”.

Scare zones” adalah kawasan yang disulap menjadi area menyeramkan. Meski bukan rumah hantu, tapi konsepnya mirip-mirip. Ada temanya, ada aktor hantunya. Jadi semacam rumah hantu terbuka, lah!

Misalnya, tahun ini, kawasan Jurassic Park di Universal Studios Singapore disulap jadi Suicide Forest (mungkin terinspirasi dari Aokigahara?). Ada, lho, satu pohon yang didekorasi oleh boneka-boneka bayi digantung. Ceritanya mereka adalah janin dari ibu-ibu yang aborsi atau keguguran.

Nggak nyaman amat liatnya. Bencik!



Jadi, event Halloween Horror Nights ini cuma berlangsung malam hari, setiap weekend selama Oktober aja. Tiketnya pun beda sama tiket masuk Universal Studios Singapore biasa.

Most importantly, no kids allowed! Ini acara kheuseus orang dewasa.

Kalo mau baca-baca info lebih lengkap, bisa cekidot di sini.

***

Mungkin pertanyaan pemirsa yang utama adalah, “‘Nape kok ide banget dateng ke HHN lagi tahun ini? Apa hidup lo lagi kurang menantang, La?”

Tentunya tidak. Dengan segala prahara kerjaan dan keluarga, hidup gue cukup menantang, kok. Gimanapun juga, hantu deadline dan KPI lebih menyeramkan dari hantu kuburan.

Jadi ceritanya, gue punya geng temen-temen SMA. Cewek-cewek semua. Dari duluuuu banget, kami berencana pengen jalan-jalan bareng. Sejenak aja, 1-2 malem gitu. Mommies only, no husbands or kids allowed ngintil.

Tapi namanya juga orang Jakarta. Kalo bikin wacana, biasanya tetap menjadi wacana.

Sampai pada suatu hari di bulan lalu, gue ngeliat pengumuman tiket HHN USS tahun ini udah mulai dijual. Duh, kok pengen datang ya… tapi sama sapose? Yang jelas, dari pengalaman 2013, T terbukti nggak layak jadi partner (long story), dan gue nggak mungkin pergi sendirian. Cari mati?!


Iseng-iseng, gue lempar ide ini ke Whatsapp grup geng SMA gue, “Pada mau nggak, sih, pergi bareng ke acara Halloweennya Universal Studios Singapore?”

Tak dinyana, ebes-ebes sahabatku yang kukira lembek-lembek (hahaha, monmap, yak!) pada setuju. Mungkin cuma pada nangkep dan tertarik sama kata “Singapore”-nya aja, ya. Nggak ngeh ada embel-embel “Halloween”-nya :’) #jebakanBetmen

Setelah kasak-kusuk selama kurang lebih seminggu, akhirnya dapat lah tanggal yang disepakati, plus orang-orang yang fix ikut. Dari sekitar sepuluh orang, akhirnya yang bisa pergi cuma lima, yaitu gue, Ayu, Mira, Ami, dan Mawar.

Gue berperan sebagai travel agent tunggal, sehingga gue yang sibuk booking-in tiket pesawat kami semua (ada yang jam pulang dan perginya beda pula. Rempes!), tiket HHN-nya, dan hotel.

Plus, bakal ada rapat akbar terakhir sebelum berangkat, menentukan itinerary dan tempat makan Duileee… :D Ya inilah resikonya pergi ramean. Sama ebes-ebes pula.

***

Yang pasti, perjalanan ini bakal jadi ujian persahabatan yang sesungguhnya.

Percayalah, kalo kita main ke rumah hantu model begini, karakter kita yang sesungguhnya akan muncul. Memang, di saat kepepet, Allah langsung menyingkap, mana orang-orang yang ternyata egois, yang rela ninggalin temen, yang tega ngumpanin temen ke aktor hantu, yang pelindung, yang sabar, yang pemberani, keliatan semua! Hahahaha. Tahun 2013 aja, rumah tangga gue nyaris bubar gara-gara gue dan T emosian parah.

Kalo udah begini, nggak mungkin inget pertemanan

Sekitar tahun 2010, geng kuliah gue juga pernah main ke rumah hantu model begini di Serpong/BSD. Lantas kelakuan asli masing-masing pun terungkap. Ada yang langsung lari kabur ninggalin temennya, ada yang jadi sensi bentak-bentakin semua orang, ada yang masuknya pake kacamata item (katanya supaya nggak bisa liat apa-apa, hahaha), sampe ada yang mau muntah (saking takutnya) trus nanya ke hantunya, “Mas, maaf punya kresek nggak? Saya mau muntah.”

Gue yakin itu hantunya langsung lebih takut lagi! Warrrbiyasak!

Maka, dari sekarang, Geng SMA Goes to HHN gue ini udah dikit-dikit susun strategi. “Eh, si Ami ‘kan anaknya paling skeptis dan logis. Dia nggak bakal takut, tuh. Ya udah, dia jalan paling depan, lah! Atau paling belakang!”

Ngomongnya depan Ami pula, tanpa peduli perasaan dia yang sebenarnya :’)

All is fair in love, war, and haunted houses, guys!

Tapi untungnya, kami akan datang ke acara ini di penghujung bulan, jadi di Internet udah ada banyak blogpost review dan vlog yang mengulas Halloween Horror Nights Singapore 6. Dengan sikap overprepared gue, vlognya udah gue tontonin satu-satu, sembari diapalin... "Oh, di rumah hantu ini, nanti hantunya keluar di pojokan ini... di rumah hantu itu, bentuk hantunya kayak mantan gue begitu..."

Apakah bakal ngaruh dalam mengurangi kehisterisan gue? Kayaknya nggak, sih!

Namanya juga usaha :')




See you in Halloween!

PS. Kalo memungkinkan, rencananya gue pengen vlog perjalanan ini. Niat udah ada, apalagi niat tampilnya. Namun…. kamera dan tongsisnya kagak ada yang punya. Sedih, ya. Nggak ada yang mau endorse? (“Nggak…”)

13 comments:

Intan Novriza Kamala Sari said...

Aku pernah sekali doang masuk ke rumah hantu yang ada di mall itu loh kak.
Sepanjang masuk sampe keluar aku cuma melukin (dan dipelukin, karena posisi aku nomor 2, sedangkan kami masuknya 4 orang) dan merem sambil ikutan heboh teriak-teriak padahal ga lihat apa-apa sih. :v

Anonymous said...

Mbak Lei, maap OOT... Etapi nyambung sama tema horornya sih... lo udah tau creepypasta.com belom sih? isinya cerita-cerita pendek horor gitu, mayan buat dibaca-baca malem-malem kalo lagi ngga bisa tidur (?). Baca doong and tell me your favorite(s), mine are Candle Cove, and Visitor :D

JJ said...

Around of applause for the whole team ga siiih. Pasang/lepas props nan detail dengan cepat, MUA, talents.

Semoga persahabatan tetap terzaga yaaaa

Anonymous said...

Pengen liat ekspresi ebes2 ibukota pas ditakut2in, apakah seseru para mas2 ini?

https://www.buzzfeed.com/sarahburton/bro-look-out?utm_term=.btyp477y07#.htOQ9ee2Me

Ezra said...

Gue pernah nyobain ,tapi yang di pasar malam *anaknya merakyat abiesshh*.
Rame-rame. Ama temen cowok juga. Dan di moment itu baru ketahuan kalaaauuu,se-manly apapun cowok,begitu kaget,yakyuuukkk cuuusss ngetril juga itu kelingking pas kaget.

Lia Harahap said...

Dulu waktu kuliah pernah masuk rumah hantu di daerah Kelapa Gading. Padahal mah kayaknya masih 1000x lebih cemen daripada di HHN. Tapi beneran lho karakter kita keliatan banget aslinya. Hahahahaha.

Ada yang langsung ngibrit gak pake nengok ke belakang. Ada yang penakut gak mau jalan. Ada yang bantuin temennya bangun pas jatoh karena syok. Pokoknyaaaa keliatan deh semuanya :D

Anonymous said...

Ditunggu post rumah hantunya... Aih penasaran. Kemarenan gw nyobain Horror Maze di Korea. Kapok tapi pengen ke Halloween Night di USS Lol...

Anonymous said...

Jadi ternyata di USJ kurang serem? Padahal kemarin baru dr sana itu aja udh serem banget! Karena hantunya sadako. Sisanya zombie sih, krg serem.

Anonymous said...

di kaget in gitu ga usah di rumah hantu juga udah bikin kesel

malesmandidotcom said...

astagaaa bener, emang manusia kerjanya cari gara-gara x)))
baru masuk suicide forest aja aku udah nyesel ke acara ini huahuahauhauhua

Oyong Ilham said...

kadang kadang ada juga org yang mencari tantangan dalam hidup

laili umdatul khoirurosida said...

Pernah sekali masuk rumah hantu itu pun SMP. Dan gakmau lagi masuk rumah hantu, apalagi hantunya yang bisa bergerak begitu. Bisa pingsan di dalam awak. Hahhaa

prin_theth said...

Kesel sih liatnya! :)))

Post a Comment