Oct 13, 2016

Gimana Caranya Mengatasi Krisis Pede? Bukan (Cuma) Pake Rexona, Ya.


Biasanya, gue mengidentikkan Oktober dengan Halloween, perayaan favorit gue! *tenggak darah kambing*

Tapi Oktober taun ini, gue harus menghadapi sesuatu yang lebih mengerikan daripada hantu-hantuan Halloween, yaitu… public speaking

Meskipun di dunia maya gue suka tampil malu-maluin, aslinya gue adalah orang yang pemalu dan super anxious, lho. Trus, yang pasti, gue nggak bisa public speaking. I simply do not know how to speak attractively di front of an audience, “mengikat” perhatian mereka untuk sekian lama, sekaligus memberikan sesuatu yang berfaedah.

Hiiiii, serambiiiih! Bayanginnya aja begidik.

Maka ketika Female Daily nawarin gue untuk mengisi acara Blogger Workshop mereka, sebenernya hampir gue tolak. Tapi gue pikir, ya udahlah, umur udah segini. Hidup nekat dikit lah, jangan main aman mulu!

Alhamdulillah, sesi workshop yang gue bawakan cukup lancar, dan katanya, sih, berfaedah banget (kata siapa? Kata perasaan sendiri mungkin, yaaa…).

Beberapa orang pun bilang gue tampak percaya diri.

Di luar itu, orang-orang juga suka nanya, “Elo nggak pedean? Bohem! Suka tampil nge-dance gitu, kok!”

Nah, mari kita bicara soal kepercayaan diri.

Dari mana datangnya rasa percaya diri?


“Gimana, sih, Kak, caranya supaya bisa jadi percaya diri?”

Artinya, krisis pede adalah sesuatu yang cukup mewabah untuk dedek-dedek, at least dedek-dedek pembacanya Youthmanual. Mungkin banyak dari kita yang dulu juga gitu, ya.

Trus, kalo kita Googling atau buka-buka majalah, ada ratusan artikel yang memberikan tips dan nasehat, tentang bagaimana cara jadi percaya diri. Setelah dibaca-baca, bisa disimpulkan bahwa 99% tips tersebut… basi.

Contohnya, “Yakinlah pada diri sendiri…” atau “Jangan cepat menyerah…” Ceileee, nasehatnya klise dan nggak konkrit semua nih, yee.

Tapi pada suatu hari, gue mendapat pencerahan dari penulis dan aktris Mindy Kaling.


Di buku memoir-nya, Why Not Me, Mindy Kaling cerita bahwa suatu hari, dia hadir di sebuah panel tanya jawab. Di panel tersebut, dia mendapat pertanyaan dari seorang remaja umur 15 tahun yang berbunyi, “Gimana caranya supaya saya bisa jadi pede?”

Waktu itu, Mindy menjawab dengan jawaban klise, karena lagi nggak kepikiran jawaban yang pas.

Tetapi setelahnya, Mindy berpikir lama, dan dia baru mendapat jawaban yang tepat yaitu… kerja keras.

(baca ceritanya lengkapnya di sini)

Banyak orang mengira, percaya diri adalah sifat bawaan lahir, atau sesuatu yang bisa diciptakan lewat sugesti. Salah banget.

Menurut Mindy—dan gue juga setuju—rasa percaya diri tuh seperti respect atau trust: you have to earn it. Rasa percaya diri hanya bisa lahir lewat kerja keras.

Contoh sederhananya nih, ya.

Setelah gue meng-iya-kan tawaran dari Female Daily untuk jadi mentor di workshop mereka, gue langsung tahu bahwa gue harus usaha ekstra, karena public speaking adalah kelemahan gue.

Gue mulai mengumpulkan materi workshop sejak H-tiga minggu. Setiap hari, materinya gue susun dikit-dikit, sampai menjadi bukit.

Setelah itu, gue minta bantuan orang lain untuk menyusunnya menjadi sebuah Powerpoint yang menarik dan efektif, soalnya gue nggak jago bikin Powerpoint, dan nggak punya skill desain. Gue tau, kalo Powerpoint gue nggak meyakinkan, gue akan makin gugup ngomong di depan orang banyak.

Trus, sejak H-10, gue rutin ngemeng sendiri depan cermin, melatih hal-hal yang mau gue omongin, dari mulai kalimat pembuka sampe penutup. Ngucapin “Slamlekum, apa kabarnya semua?” aja pake latihan, gaes. Subhanallah, noraknya.

H-3, gue “gladi resik” sendiri di kamar, sambil merekam “pidato” gue dari awal sampe akhir di hape. Ngemeng sejam gue rekam, bok.

Lalu rekaman tersebut gue denger berulang-ulang, misalnya ketika lagi di mobil, atau sebelum tidur, supaya gue tau kekurangan gue dimana.

Sampai situ saja? Oh, tidak! Pas hari H, gue dandan pake makeup artist bak Syahrini. Ciyan, ya? Sama sekali nggak bisa santai dan effortless *bakar dompet yang jebol*. Yabis, salah satu kunci kepercayaan diri ‘kan tampilan paripurna, gimana dong :D

Gue sendiri juga sadar, usaha gue tersebut lebay. Apalagi ketika hari H, performa gue ya biasa-biasa aja. Lancar, tapi nggak sampe bikin orang meneteskan air mata haru, standing ovation, lalu salim tangan sama gue kelar acara. Dikata gue habib abis tabligh akbar?!


Tapi bagi gue, usaha-usaha tersebut membuat gue jadi percaya diri. I put a lot of effort working on it, sehingga gue merasa berhak untuk merasa percaya diri.

Buktinya, pas hari H, I was incredibly calm. Bangun masih bisa santai, makan masih bisa santai, pokoknya ongkang-ongkang kaki sampe detik-detik menjelang “naik panggung”. Jadi kalo pemirsa melihat gue santai di workshop itu, ternyata persiapan di balik layarnya panjang dan norak banget :D

Begitu juga halnya kalo gue manggung nge-dance.

Setiap mau manggung, gue memastikan diri gue udah latihan berulang-ulang-ulang, sampe koreografinya nggak hanya diingat oleh otak, tapi juga oleh otot gue, alias sudah jadi muscle memory yang membuat gue refleks bergerak.

Kalo gue merasa nggak punya waktu untuk latian total—walaupun udah lumayan apal sama koreonya—gue lebih baik mundur, alias nggak jadi manggung.

Karena tanpa latian dan kerja keras, gue nggak mungkin bisa merasa pede. I'm not a natural born dancer. Sama seperti halnya, I'm not a natural born public speaker.

Jadi, gue membuktikan ucapan Mindy Kaling, bahwa rasa percaya diri itu harus diusahakan. Rasa percaya diri AKAN lahir, kalo kita udah benar-benar menguasai suatu bidang.

Nggak heran kalo banyak pengusaha sukses yang gayanya santai banget. Misalnya, almarhum Bob Sadino (yang selalu bercelana pendek a la Beyonce) dan Mark Zuckerburg (yang nggak pernah ganti baju). Om Bob atau Mark nggak perlu dandan kece untuk memoles penampilannya, karena mereka udah pede. Mereka sadar mereka pintar dan kompeten, berkat kerja keras selama bertahun-tahun.

Jadi menurut gue, rasa percaya diri bukanlah sikap bawaan lahir, dan nggak akan bisa lahir dari afirmasi belaka (misalnya, ngomong sendiri ke cermin, “Lo pasti bisa, La!” atau majang wallpaper bertuliskan “You Can Do It!” di desktop dan hape), apalagi hanya dari doa.

Rasa percaya diri baru akan timbul setelah kita bekerja keras. Hasil nggak akan mengkhianati usaha, sister!


Rasa nggak percaya diri bukanlah hal jelek, lho

Iya, menurut gue, rasa nggak percaya diri bukanlah hal jelek.

Karena, pertama, bikin kita jadi ELING.

Sewaktu Mindy Kaling baru mulai kerja di industri TV—tepatnya, gabung di tim penulis serial komedi The Office—Mindy merasa nggak pede dan gugupan banget. Koleganya sampe suka bilang, “Stop. Udah. Jangan nggak pedean.”

Tapi bertahun-tahun kemudian, Mindy merasa bahwa dulu itu dia memang SEPATUTNYA nggak pede. Ngapain juga merasa pede? Wong dia baru mulai kerja di industri TV, belum punya ilmu apa-apa, dan sama sekali belum jago. Sudah sepatutnya Mindy merasa nggak pede dan ingin belajar sebanyak-banyaknya, karena dia memang masih anak bawang.

Setelah Mindy menguasai ilmu-ilmu menulis dan pertelevisian, barulah dia berhak merasa pede.

Sayangnya—curhat dikit nih, ya—kayaknya banyak anak muda jaman sekarang yang terlalu kemakan kutipan-kutipan motivasi nan cantik di Instagram dan Tumblr (“You can do it!”, “Who run the world? You!”), sehingga mereka seringkali merasa kepedean tanpa paham bahwa rasa pede itu datang dari kerja keras, kalo nggak mau jadi pepesan kosong.

Youthmanual sering, lho, mendapat lamaran kerja dari anak-anak lulusan universitas unggulan yang bersikap kepedean, tanpa sadar bahwa mereka BELUM berhak merasa pede, hanya dengan modal titel "lulusan UI / ITB / UGM / dll". Perjalanan masih panjang, sis dan brooo. Even I am still in the first part of my journey.

Rasa nggak percaya diri juga bukanlah hal jelek karena, kedua, bikin kita selalu menyiapkan diri dengan baik.

Karena gue seringkali merasa nggak pede—seperti Mindy Kaling—gue seringkali overprepared dalam mengerjakan sesuatu. Pengerjaan dan persiapannya lebay, gitu.

Contohnya, ya, saat gue mau jadi mentor workshop itu.

Contoh lainnya, beberapa orang bilang bahwa tulisan gue di blog enak dibaca dan sangat mengalir. Tapi tahukah kamu, bahwa tulisan-tulisan yang mengalir tersebut adalah hasil di-edit 5-7 kali? Overprepared apa lebay sih?

Rasa percaya diri—terutama dalam suatu bidang—adalah sebuah entitlement. Sesuatu yang baru berhak kita rasakan, setelah kita bekerja keras untuk menguasai bidang tersebut.

Jadi kalo kita merasa nggak pede, mungkin karena kita memang belum menguasai apapun yang kita nggak-pede-in itu. Then, it’s our cue to work hard on it.

 ***

Semoga sesi Mario Teguh kali ini membantu, ya. Kalo masih krisis pede juga, ya pake Rexona aja (buat anak 90an yang paham referensi lawas ini, jangan pura-pura muda dan nggak paham, yaaa… :D).

44 comments:

Sandra Frans said...

Sangat setuju mbak Laila. Saya juga kemaren baru presentasi research dan karena sudah latian berkali-kali, akhirnya berjalan lancar juga (minimal ngga ada fase hening karena ngga tau kata tertentu dalam bahasa inggris). Hehe

Mungkin yang di tanya oleh adik-adik itu adalah, percaya diri untuk hal-hal yang sehari-hari. Misalnya, memulai percakapan dengan orang asing, bertanya di forum besar atau menyampaikan pendapat dalam diskusi. Tapi ya memang semua butuh latihan dan terbiasa sih ;).

prin_theth said...

Iyaa. Sebenernya yang aku tangkep, adik-adik itu bertanya, gimana cara supaya sikap mereka nggak minderan, nggak pemalu, dan bisa percaya diri secara keseluruhan, dalam kehidupan sehari-hari.

Jawabanku (dan jawaban Mindy Kaling) tetap kerja keras, sih.

Be very, very good at something. Misalnya, be very, very good at mata pelajaran tertentu, keorganisasian, bersosialisasi, atau apapun deh. Pokoknya cari satu hal yang bisa kita sombongin, hahaha.

Kalo udah begitu, biasanya pembawaan diri kita otomatis jadi lebih pede, karena dalam hati, kita tau "I am good at something." Misalnya, Mindy Kaling 'kan nggak "cantik" standar Hollywood, ya. Tapi pembawaan diri dia sehari-hari bisa pede, because she knows she is very good at comedy writing.

Misalnya lagi, aku perhatiin, mahasiswa universitas unggulan biasanya lebih pede dalam bergaul, walaupun tentunya mereka nggak pengumuman 'Eh, gue mahasiswa universitas xxx, lho!'. Soalnya dalam hati mereka tau mereka mahasiswa (universitas) unggulan. Bisa disombongin dikit :D

Kira-kira analoginya begitu, deh, hehehe.

Anonymous said...

Lama-lama biasa kalau udah sering :) Tahu makalah dengan baik sangat-sangat membantu untuk aku. Di kerjaan aku, kita sering presentasi dan education session. Bahkan sering melalui teleconference saja. Kalau persiapannya terlalu panjang nantinya burnt out sendiri karena waktu ngak akan cukup. Kalau menurut aku, kalau kita kelihatan percaya diri (try the super woman pose before we present. Tapi ngak di depan orang-orang kacak pinggangnya hehehe...) nanti akan lebih percaya diri. Aku malah susah kalau terlalu banyak di rehearse atau harus ngikutin notes dari slide. Aku lebih baik tahu key point nya saja dan selebihnya, improvisasi :) Tulisan-tulisannya di blog aku suka :) Thanks for sharing.

prin_theth said...

Hai! The superwomen pose never works for me haha.

Iya, banyak yang bilang terlalu banyak rehearse bikin kaku dan burnt out, tapi kalo aku sebaliknya. Harus banyak-banyak rehearse untuk tau timing, kelemahan, dan kelebihan omongan aku. I even pratice my jokes, kasian amat :D Different strokes for different folks, I guess!

Thanks for the comment yaa, appreciate it :D

Keven said...

Percaya diri itu datangnya dari dalam diri kita sendiri. Dan ya, seperti kata kamu di atas, butuh banyak latihan dan kerja keras =)

Unknown said...

SETUJUUUU! supervisor aku disini sering bilang kalo aku punya talent public speaking. He never knew, klo dibalik public speaking yang terlihat pede dan oye itu, ada usaha jungkir balik latian (dan tentu aja ngumpulin materi) sampe lodoh. Bener kata kmu, Lei.. samlekum aja nih dilatih sampe bibir jontor buat nemuin intonasi yang enak, bahasa tubuh yang pas, relaks ga dibuat-buat. I feel you, I feel you banget... good luck buat public speaking - public speaking selanjutnya ya, Lei (lanjut doongggg)! Jangan lupa. tetap giat berlatih dan minum milo setiap hari :p

irlhet said...

salam super Mba Lei...setuju sekaliiii, gara2 baca artikel ini aku jadi sadar, kl selama ini aku ga percaya diri sama hasil kerjaku, ya mungkin karena aku belum 100% paham bidang yg aku jalanin dan parahnya aku ngerasa kurang bekerja keras deh makanya jadi ga pinter2 n ga pernah percaya diri *glek*

Semoga tulisan ini bisa jadi motivasi buat aku buat bekerja lebih keras lg, supaya nanti aku bisa pede sama apa yang aku kerjain.

Thanks anyway :)

Clara said...

Boleh ngga artikel ini aku print trus pajang di kamar? Keren banget mbak Lei!

prin_theth said...

Hahaha aduuuh *kipas-kipas muka ke-GR-an*

prin_theth said...

Sama-sama Irlhet! Semangat terus yaa, gali terus bidang pekerjaannya :D

prin_theth said...

Hahaha, aku sekali-kali aja deh public speakingnya, hayati lelah :D Yay, keren banget kamu kalo sampe dibilang jago public speaking dengan effortless! Padahal mah balik layarnya ribet bener yak :D

Anonymous said...

yupp tul Lei, setuju banget..
masalahnya aku baru nyadar ini ketika udah dewasa.. cian yah.. pantesan dulu jaman sekolah ga pedean, pemalas siihh.. hahha
sekarang untuk sekedar ngrayain ulang tahun anak aja persiapanya kaya lagi mantu.. jauh jauuuh hari sebelumnya termasuk persiapan kata sambutan.. hehhe.. tapi hasilnya? pasti memuaskan.. memuaskan diri sendiri minimal :D

Gadis said...

Mindy my QUEEEEENNNNN

Pettina said...

hai mba Laila, aku kmrn ikut workshopnya and sangat bermanfaat banget. mba, bahan presentasi kmrn di Female Daily workshop boleh minta gak mba?

thank you before

Anonymous said...

Halo Laila.
Aku jd penasaran deh, kalao orang yg super anxious kayak kamu gtu utk tampil di depan publik, itu tuh sbnrnya apanya sic yg ditakutin atau di-nggapede-in? Apa takut salah ngomong lalu kelihatan bodoh? Atau takut penonton nga tertarik dan bubar? Atau karena misalnya merasa sadar bahwa ilmu saya lebih cetek dibanding yang lain sehingga merasa tidak pantas tampil? Atau karena sangat mementingkan bagaimana tanggapan orang lain thd diri kita? Atau hanya sesederhana nervous saja karena semua mata tertuju padamu? Atau gimana sic... hihi penasaran aja... karena kayaknya jenis ke-tidakpede-an kan juga bermacam2 ya....

Anyway selamat ya sdh berhasil tampil dengan baik dan membawa manfaat utk orang lain.

Salam,
Tona

ayu anggarini said...

hai mba Lei..hihihi ada fotoku mejeng disini
akupun kadang nulis masih suka gak PD mba, tapi public speakingmu udah kece kok mba plus kamu cantiik banget di workshop kemarin :D

Jane Reggievia said...

Jadi kapan mau di-share materinya di sini, Mbak Leiii? Hahahaha

Selamat ya, Mbak, you made it! Setuju banget kok, self confidence itu memang datang di saat kita bekerja keras. Dan bener banget tuh, even tulisan di blog butuh kerja keras yg maksimal. *pose poster cewek retro "you can do it")*

Habis ini TedTalk juga hajar yaaa ((:

Azelia Trifiana said...

OOOHH DIEDIT DULU 5-7 KALIII, PANTESAN CAKEP TULISANNYA! :))) duh kak Lei, ada rekamannya gak kemarin? Pengen liaat. If only aku bisa berguru padamuu, kiat ngeblog. Aku pengen mulai, ga jadi2, domain udah ada, tapi ga keisi2. Bingung mulai dari mana, haruskah runtut sejak awal kisahku atau random aja? Kebanyakan mikir :))

Love your post, as always. Selamat ya udah menaklukkan panggung public speaking! A ha!

Unknown said...

You are my public speaking on your blog stage. Slalu lsg kesirep aja gitu dari paragraph pertama, yakin banget bagian itu yg diedit 4-5 kali.. :)

Fitrinoer said...

Nangkep ku kaya setelah semua kerja keras kita, hasilnya kita akan lebih dihargai, kayak ada respect yang lebih. Jadi rasa percaya diri kita muncul lebih besar dan kuat. Gitu nggak sih mbak lei? Ihihi

Fradita Wanda Sari said...

Kak Leila, aku suka banget nih postnya, fresh. Thank you sudah mengingatkan satu fakta nyata dalam hidup yang gak boleh disepelekan : kerja keras :))
Aku izin sharing di medsos ya :)

Marliyans.blogspot.com said...

kayaknya mirip2 seperti yang suamiku blg soal public speaking ini,"kuasai materi, kalo udah ngerti ampe sedetail2nya pasti jadi pede"

Anonymous said...

It's totally tiger mom hehe

salah satu petuah amy chua yang nempel di kepala gue adalah

"There's nothing better for building confidence than learning you can do something you thought you couldn't."

erlian said...

Tau gak sih Blogmu itu bagaikan oase diantara blog blog beken yang kini isinya tampak serupa. Aku udah gak tertarik lagi sama blog yang isinya foto foto bening dan endorsement, aku bosen. Aku pengen baca sesuatu yang menggelitik otak dan itu hanya aku temukan di blog mu.

Anonymous said...

NAH INI DIA NIH JAWABAN PALING MASUK AKAL ATAS PERTANYAAN GW SELAMA INI, KERJA KERAS ternyata... gw orang yg suka terbata2 banget kalo ngomong depan umum, belom apa2 udah gemeter duluan, pas megang mic ngomong nya ngaco udah gitu mulai keringet dingin makin panik ngomongnya makin ngaco, wkwkwk parah deh... kadang sampe kepikiran pengen kursus public speaking atau berobat ke hopnoterapi biar ga takut ngomong didepan umum, makanya klo cuma dengar kalimat: yakinlah pada diri sendiri, otak gw asa teu ngerti, diyakin2in juga tetep gemeter lah...

kadang juga suka mikir, ih enak banget ya yg bisa TERLAHIR pede... padahal bisa jadi selama ini doi latihan terus atau sudah dengan pengalaman yang ga sebentar..

dan ternyata kuncinya itu di kerja keras yaa, latihan, latihan, latihan, biar ga kejadian berdiri mematung didepan banyak orang karena ga ada kata2 yang terucap... hihihi

thx ya laa...

Leony said...

La, gue jadi inget dulu pas SMA kelas 1, pernah pidato, saking nggak pedenya sampe itu kertas kelempar dari tangan gue dan bertebaran di lantai kelas. Padahal guru gue bilang itu isi pidato yang gue bikin udah bagus banget, tapi karena gue gak bisa nyampein dengan bener dan gemeteran akut, jadi jeblok hehehe. Padahal gue dikenal pede dikalangan temen-temen, ternyata kalo udah pidato mah bisa ancur lebur gini. Ya lumayan buat pelajaran ke depannya, lama-lama gue bisa jauh lebih santai pas maju ke depan, bahkan saat gue gak prepared pun, bisa mengalir sendiri itu isi di kepala karena saking seringnya berusaha maju buat presentasi. Gak boleh nyerah!

prin_theth said...

Huahaha... sampe kelempar gitu ya Le. Tapi iya, nggak nyangka elo bisa nggak pedean public speaking! :D

prin_theth said...

Sama-sama, yaaa :D

Dan sebenernya menurutku rasa pede ini bisa meluas, seperti yang tulis di komen di atas. Misalnya, kita pinter, jago di berbagai bidang, maka sikap kita sehari-hari pun pede. (lebih) pede bergaul, pede tampil, dsb. Nggak harus selalu pede dalam bidang yang terkait. Yang aku perhatiin sih gituu :)

prin_theth said...

Hahaha aduh gombal iiih... tapi makasih banyak yaa, Erlian. Puji lagi dong :D *lho, nagih*

prin_theth said...

Iya yaa... memang kenikmatannya baru terasa setelah kita menguasai suatu bidang. Pokoknya berdarah-darah dulu deh :D

prin_theth said...

Bisa banget, Fitri :D

Kalo aku melihatnya, rasa pede ini bisa meluas. Misalnya, kita pinter, dan jago di bidang A (dan tentunya sudah mendapat recognition, ya). Maka sikap kita sehari-hari pun pede. (lebih) pede bergaul, pede tampil, dsb. Nggak harus selalu pede dalam bidang yang terkait. Yang aku perhatiin sih gituu :)

prin_theth said...

Boleeeh... makasih banyak ya!

prin_theth said...

Awwww hahaha. Alhamdulillah nggak sia-sia kebirit-birit pupuran sampe hampir telat stenbe di ruangan :D Makasih atas partisipasinya juga ya!

prin_theth said...

Tidaaaaks! *kabur dari panggung TedTalk* Hihihi makasih banyak ya Jane. Kalo mau, materinya mau aku email aja?

prin_theth said...

Perpaduan semuanya, sih, tapi utamanya aku khawatir dianggap nggak kompeten. Orang udah bayar mahal-mahal ikut workshop, jangan sampe mereka pulang tanpa ilmu yang faedah yaaa... terimakasih atas komennya!

prin_theth said...

Jangan mikir Mbak, langsung hajar aja! :D Thank you ya :)

prin_theth said...

Halo Pettina, aku email aja mau?

Azelia Trifiana said...

Mau dong diemail materinyaa.. pengen banget dateng workshopnya kemarin tapi ga bisa, maklum punya bayii.. azel.trifiana@gmail.com or I will contact you first! :)

Jane Reggievia said...

Want want :D

Ke email reggieviasantoso@gmail.com ya. Thank you so much, Mbak Lei!

nartiie14 said...

Ga ada link share ke fb ya kak laila? Hehe

gina s noer said...

Sepakat ama kerja keras! :D Btw buku ini 'TED Talks: The Official TED Guide to Public Speaking' asik deh. Tips2nya recommended bgt utk public speaking. Gue baru tau para pembicara TED Talks itu juga digembleng sama tim TED sebelum mereka tampil. Pantes bagus2. hehe

andara said...

Ini keterlaluan keren banget dan inspiring.

Oyong Ilham said...

sayang aku gk ikut seminar ini ,... aku orangnya kurang pede an

Anonymous said...

5 tahun lalu membaca ini dan berhasil membuatku mendapat kiat pede dan berhasil berbicara di depan banyak orang. Kemudian pandemi 2 tahun ini membuat kecemasan dan kegrogianku meningkat parah. Kukembali kesini lagi berharap efek setelah membaca sama seperti yang kurasakan 5 tahun lalu. Dan ya, skarang harus lebih kerja keras lagi sepertinya. Bahkan lebih dari sebelumnya.
Terima kasih banyak mbak Lei..

Post a Comment