Jul 21, 2016

Haruskah Kita Peduli Dengan Karin-Gaga? Pengen Banget Bilang Enggak, Tapi...


Siapa itu Karin "Awkarin" Novilda? Muhammad Gaga? Should we care?!

I would like to say NO (ingat, jangan pernah kasih panggung ke orang-orang yang nggak pantas), tapi sebagai ebeus-ebeus, gue nggak bisa nggak peduli sama sekali. Maka gue nulis tentang mereka di Youthmanual.

Di Youthmanual, gue harus menjaga emosi dan tata bahasa gue. Tapi seandainya gue bisa nulis sepuasnya, gue jamin vocabulary gue nggak akan kalah sampah dengan vocabulary ciki-ciki SMA itu. I am disgusted with today's youth scene. Oh, betapa naifnya aku.

Begini banget, nih, kemungkinan masa depan anak-anak Jakarta? Termasuk anak gue? Should I move Raya to Timbuktu?! *mandi Aseton*

Cekidot, kak!

37 comments:

Anonymous said...

selesai baca di youthmanual. dan serta merta ikutan elus dada...



Melly *gak punyak blog, pake anonymous yak* :)

Anonymous said...

Kalau boleh ikut mencurahkan hati sebagai seorang mantan remaja alias ibu2, iyasih gw sedih bnyk skrg dedek dedek kaya Awkarin (walo entah mungkin aslinya karakternya lebih baik??). Akan tetapi, sebenarnya jadi lebih sediiih karena jadi lebih banyak dedek dedek yg menghabiskan energi masa mudanya untuk terlalu mencintai/membenci "awkarin"/selebtwit/selebgram/artis dll di dunia maya sepenuh hati. Gw yakin berktivitas di dunia nyata lebih bermanfaat (let say ekstrakulikuler sekolah-blm jadul kan yaah :) Tapi jika sukaaaa banget main internet ya pakai kuotanya buat baca baca wikipedia, blog kak Lei, Youthmanual (It's good for teenager I swear), atau pakai kuota buat dagang onlen deh... Ngikutin twit politik pun lebih manfaat malah (asal jgn jadi buzzer please.lol).

Thank you kak Lei for writting this article. Walau gw yakin masih bisa lebiiiih dalam lagi analisisnya (yg mana ketahan karna esmosi yah??)

prin_theth said...

Hahaha makasih, yaaa :D Iya, agak susah untuk kupas tuntas karena faktor keobjektivitasan, luasnya background Karin dkk, dan yang paling penting... jumlah kataaa! Nanti jadi skripsi, lantas tak dibaca target audiencenya yaitu dedek-dedek, hihihi.

Pritasyalala said...

hello kak lei, i just watched the video dan literally pengen langsung jambak2 jilbab sendiri. trs buka blog, eh liat postingan barumu ini. duh pengen kekepin bocah dari kedzaliman vlog season ini deh :(

kriww said...

lei, pindahlah ke perbatasan sini sama gue aja, hahahaha.... lebih damai (trus anak gue ngomong ala upin ipin wkwkwk)

tia putri said...

ooh ini toh "seleb" yg kemarin heboh itu. setuju bangetlah, abis baca emang bener2 elus dada! segitukah kelakuannya. speechless.

karena emg beda banget mba anak2 ibukota dg daerah. aku punya sodara msh SMP-SMA tinggal di Jakarta, tiap hari yang diomongin itu cuma gadget, behel, baju2 hits, akun IG ini itu, tempat nongkrong hits, gebetan, dll. mereka bilang berasa cupu klo gak ngobrolin tema2 itu atau gak nyobain salah satunya. terutama gadget dan tempat nongkrong. emang sih secara kelakuan masih bisa dibilangin lah, tapi ya jaraaaaang banget bahas pelajaran dikelas, kegiatan sekolah, atau apa yg lebih bermanfaat.

aku juga mikir apa iya klo punya anak disekolahin di daerah aja, disekolahanku dulu, biar kampung asal gak neko2.

erlian said...

Kalo ngeliatin instagramnya dedek dedek yang 'cuma' posting lagi berbikini ria di pantai pun, aku langsung kepengen nyekolahin anak ke pesantren. Makin tua makin konservatip pokoknya. Hehe..

Fitrinoer said...

Dan mbak lei, banyak abg yang menjadikan mereka sebagai "panutan" itu benar adanya. Temen adek aku (SMA kelas 2) pas dikasih tahu adek ku kalo yg dilakuin Karin itu sebanarnya gak bermutu dan nggak pantes karna banyak ngomong kasar langsung sewot. Dia bilang itu hak-hak dia dong mau ngomong kasar, trus surprise nya so sweet tapi diputusin, bahkan gpp pake kunci jawaban dia kan juga ngaku. Pokoknya membela. Fyi SMA adek saya bahkan jauh dari jakarta.
Yang paling serem dari kejadian ini adalah ketika banyak remaja menganggap hal-hal yang (menurut saya) berlebihan ini adalah hal normal, trus mereka meniru jadi abg abg rebel atau bad demi agar mereka keliatan keren di depan orang-orang.
Dan sekolah atau tinggal di daerah pun nggak menjamin hal-hal kayak gini nggak bakal mempengaruhi abg-abg daerah. Karena kita hidup di era internet (ya walaupun kadang sinyalnya kagak bener)

Unknown said...

"Begini banget, nih, kemungkinan masa depan anak-anak Jakarta?"

Sejujurnya yah Kak, imho, anak-anak Jakarta yang gak bener mah udah banyak dari dulu, baik level menengah ke bawah maupun ke atas. Alhamdulillah nya sih ya saya, Mbak Lei, dan beberapa orang-orang beruntung lainnya yang dibesarkan dan di sekolahkan di lingkungan yang baik, gak sampe kenal dengan hal-hal yang gak bener ituh.

Tapiiiii, ngomongin anak ABG dan pergaulan bebas, bicara kasar, rokok-drugs, dll sepertinya udah ada sih dari dulu. Yang membedakan adalaaaaah, sekarang dunianya digital. Hal-hal ga pantes kayak gitu malah diumbar dan jadi panutan. Itu yang bikin membesarkan anak di jaman sekarang jauh lebih menantang dari jaman sebelumnya.

Waktu tau tentang Awkarin ini respon saya juga sama, cuman bisa ngelus dada. Dan tambahannya jadi berdoa biar saya dan suami diberi umur dan rejeki yang cukup agar bisa membesarkan dan mendidik anak kicik saya di lingkungan yang jauuuuuuh dari hal-hal tersebut. AMIN

dela said...

Write more in your blog, puhleeease?

prin_theth said...

Hai Twindyaa,

Setujuuu, cuma aku perjelas dikit, yaa.

Soal sex drugs and rock n roll, pasti selalu ada di setiap fase ABG semua generasi, termasuk aku sendiri.

Tapi dulu kayaknya generasiku melewati fase itu dengan lebih elegan. With or without sosmed, ya. Masih ada rasa malu dan takut sama yang tua, nggak teriak-teriak, nggak ignorant sama sekeliling, nggak merasa super entitled, intinya nggak trashy.

Sex drugs and rock and roll akan selalu ada di fase ababil di semua generasi ya, cuma kayaknya jaman sekarang, cara para ABG melewati fase itu kok busuk banget and would probably leave a bigger mark.

Aamiiin buat doanya!

Unknown said...

Aku sih ga peduli tapi si karin itu muncul di explore aku di Instagram ,dan parah nya adik-adik sepupu aku yang masih SD-SMP ngefollow dia otomatis dia juga ngeliat postingan ciuman ,merokok,dugem yang tidak cocok untuk diterapkan remaja- remaja dibudaya Indonesia .
Dan dengar-dengar dia punya akun Youtube yang berisi keseharian dia yang merekam kemesraan dia sama mantan nya,kata-kata kasar ,dan parah nya lagi semua kalangan umur bisa nonton .
Dia sih bisa privacy Instagram dan menerapkan Youtube nya untuk umur 18+ ,tapi kan dia tenar gara-gara anak-anak yang masih duduk di bangku SD-SMP kan ya,dia ngambil untung seperti endorse dengan menjual ketenaran yang perilaku menyimpangnya .

Baru-baru ini dia ada upload video galaunya kan?dan menjelek-jelekan masalalu nya,ngungkapin dia makai kunci jawaban dsb ,gara-gara itu banyak yang enek sama dia dan ada yang bikin akun hatersnya dengan membuka perilaku dia yang sebenarnya.Sekarang dia malah ngelaporin akun haters yang pelakunya itu mantan sahabat dia yang udah dijelekin di Youtube karin.well done ,padahal di tuntut balik bisa kan?

aku sih ga ngurusin dia atau apa,tapi kalau sampai sepupu keluarga aku ngefans orang kaya dia ya jelas aku dirugikan ,gimana dengan masa depan kalau kita udah punya anak dan ada lagi orang kaya Karin ini .Kita harus berpikir panjang .

Unknown said...

Mba leii.. Mau nanya, itu aseton itu storynya apa ya? Dese di endorse aseton mahal ya?

Jane Reggievia said...

Artikelnya di Youthmanual ramee juga lho, Mbak. Aheey! *lepas confetti*

Kemarin aku bahas ini sama suamiku, dia agak kaget ternyata kelakukan anak jaman sekarang sampai segitunya ya. Aku juga bilang yang kayak Twindya tulis, sebenarnya fase itu dari jaman dulu juga ada, bedanya sekarang mereka punya platform untuk 'pamer' pada dunia luar. Dan setuju banget, mereka jauhhh lebih berani dan nggak peduli dengan efek yang mereka mungkin timbulkan ke sekitar.

Aku pernah nggak sengaja nemu satu akun di ask.fm, anaknya persis kayak Karin, seumuran juga. Dia terkenal dengan pengakuannya soal seks bebas dengan pacarnya. Malah dia bikin akun ask.fm khusus bareng temennya untuk bahas seputar itu lho, like how to have safe sex with your partner. Jadi kasarnya, dia "mengelabui" dedek-dedek followers kalau sex before marriage itu sah-sah aja. Diriku yang hampir mau jadi emak-emak ini syoklah dengan kelakuan macam gitu. Kacaunya yang follow akun itu rata-rata di bawah 15 tahun dan mereka nggak sungkan untuk ikut mengakui cerita pribadi mereka (well yeah walaupun secara anonim sih).

Harus makin banyak berdoa biar diberi kekuatan ekstra sama Yang Di Atas untuk mendidik anak-anak kita dehh. Didoain juga buat karin-karin yang lain supaya bisa behave di dunia maya. Makasih Mbak Leii udah nulis ini (:

Unknown said...

Pas baca Youthmanual nge post ttg awkarin gue udah tau banget ini tulisan kak Lei, pedes manisnya kerasa bgt bumbunya. Kalo boleh saran terus aja kak Lei bikin tulisan yang emang pedes nyentil tapi bener seenggaknya bisa menyadarkan kaum ababil kebelet edgy diluar sana untuk ga berkiblat kearah awkarin2-an. Mirisnya ituloh semua "supporter" nya gue liat masih bocah-bocah euhhhh apa kabar ya tetek jg masih kaya nasi kucing blm se nasi padang tp udah salah milih idola..
Semoga aja ini cuma salah satu fase dimana dunia sosial remaja-tanggung menunjukan kasus mana yang baik dan buruk,p jadi yang waras dan tau pendidikan ga meniru bahkan menjadikan awkarin sebagai insirasinya.

marsh'mellow said...

Lapor bareng2 yuk ke instagram, twitter dll biar akun dia diapusin semua. Kekep anak kenceng2 deh. Takut mereka salah milih role model :( hororrrr

ratri purwani said...

Aku udah baca artikelnya di Youthmanual, dan agak kaget nemu komentar miring yg katanya mendiskreditkan Karin sebagai cewek lah, terlalu memihak lah...padahal pas dibaca ulang poinnya gaada yg menyudutkan lho, ya memang dia kok yg jadi contoh kasus.Malah artikel kak Lei ngasih solusi juga buat remaja lainnya biar makin berhati-hati.

Anonymous said...

Oh my God.. asli baru tau tentang karin whoever the hell ini.. thanks for sharing, Lei! segitu ngerinya kah kelabilan abege jakarta saat ini? jaman gue abege dulu labilnya paling sebates stalking gebetan di PL Fair sama laminating pin up Ryan Phillippe dari majalah buat dijadiin alas ujian.. hal-hal yang kayak gini bikin jadi susah ngebayangin bakal mau balik ke jakarta di masa depan. ngenes. -nisa

prin_theth said...

Katanya dulu dia pernah ngajakin temen-temennya nyobain minum aseton, buat mabok gitu? Auk deeh... tadinya aku kira dulu dia nyoba bundir pake minum aseton!

ratri purwani said...

Punten ikut nimbrung, perkara aseton katanya dia pernah ngancem mantan pacarnya (yg sebelum gaga)kalo putus mau bunuh diri nenggak aseton. *keprok jidat*

Ade Sagasu said...

Prihatin ya sm case ky gini. Kehidupan hedon makin merasuk ke lifestyle anak muda di mana-mana. Dr yg smart berhijab smp rela buka hijab jual badan dan umbar maksiat. Jauh dr taat dan malah ngajak bikin dosa masal. Baik2 mendidik diri sndr dan keluargalah. Rata2 yg ky gini krn jauh dr agama & kepedulian keluarga. Tp ya berani berbuat kezaliman sekecil apapun bentuknya berani terima akibat. Gk usah ngeluh, yg penting mah sadar diri koreksi diri, taubatan nasuha & bener2 berhijrah dr gelap k terang. Alloh Maha Pengampun dosa-dosa besar.

Pras said...

laila, cuma pengen kasih tau.. tulisanmu sebagian di copy paste tanpa menyebut kredit atas nama kamu di tribunnews.com

http://makassar.tribunnews.com/2016/07/24/kisah-karin-novilda-peraih-nilai-sempurna-un-matematika-2013-dan-begini-kenakalannya-sekarang

noninadia.com said...

Padahal aku sudah mengharapkan versi tulisan yg lebih pedes karet dua di blog pribadi mu lho kak.
jujur aja sebagai Ibu hatiku menggelegak GMS liat kelakuan abege-abege baru meletek ini. semoga nanti di masa depan anak saya bisa lebih bijak menggunakan sosial media. *gruphug ibuk-ibuk mulai paranoid*

Ajeng Sueztika Constitusia said...

aku tadi membuka ini menunggu tulisan yang lebih rawr seperti tulisanmu yang biasa mbak.
Tapi aku tetap suka rem mu mbak

Anonymous said...

Terkeren lah lailaa, kok bisa sih pemikiran yg brilian n dalem banget tapi ditulis pake bahasa santaai..... thanks banget udah bikin tulisan keren nya di youthmanual.... semoga banyak dedek2 yang baca baik2 artikelnya, biar ga rugi, udah abis2an eeh goals nya cuma untuk di endors sama online shop...

Anti said...

Rame bacain komentar di Youthmanual :D

Arik said...

Kakkk saya makin ngepenssss kakkk sama kakakkkkk*ketcupketcup*

Anonymous said...

Tulisan Mba Lei juga ada di kaskus. (amel)

http://www.kaskus.co.id/thread/57944e6da09a392c6f8b4569/lets-learn-from-karin-novilda-aka-awkarin

tia putri said...

nah! setuju banget ini, ada ya yang bawa2 isu wanita harus saling mendukung. hah? mendukung dalam keburukan? justru yg ditulis mba laila adl bentuk dukungan agar gak semakin terjerumus. dudududuu

ratri purwani said...

Makanya! Itu sama-sama minta dicatet terus disetor ke mamas Jaqen H'ghar (fans GoT mana nih? Ahaha) saking keciknya itu logika di kepala mereka.

Unknown said...

Perhaps this one as well?

http://www.cerminan.com/berita/kisah-karin-novilda-peraih-nilai-sempurna-un-matematika-2013-dan-penampilannya-kini.html

Beberapa paragraf ada yg sama gitu. Awalnya pas baca berasa "i think i've read it somewhere"

Ternyata mirip kaya tulisan Laila di Youthmanual

prin_theth said...

Makasih banyak, yaa laporannya!

Iya, beberapa teman juga melaporkan plagiarisme Tribun Timur dan Carminan ini. Aku udah email mereka, sih. Respon Tribun Timur alhamdulillah cepat dan baik. Mereka mau menghapus bagian-bagian yang meng-copas. Tapi Cerminan nggak ada responnya samsek! Huh.

prin_theth said...

Tengkyuuu Amel :-*

Mama'e said...

Mungkin krn sinyalnya ga bner itu jadi salah pehamanannya #aahhh #ngarep!!!
God save our children

Bayik said...

Saya suka tulisan mbak yang di youthmanual. Dan gak ngerti masih aja ada yang ngebela Karin. Setuju, orang kayak gini harusnya jangan diberi panggung, tapi... Apalagi belakangan ada media lumayan terkenal yang mencoba menulis artikel tentang Karin dari sisi lain, yang akibatnya membuat pembaca (yang belum kenal sosok Karin banget) berpikiran positif dan berpihak pada Karin. Geregetan jadinya.

Morena said...

Woow... finally, ada juga orang yang masih pakai common sense dan nggak membela yang salah! Top! Jujur, sedih banget sebanget bangetnya liat remaja sekarang :(

Anonymous said...

Wah, udah punya illustrator sendiri nih? pililhannya out of the box euy. Keren keren :)

Post a Comment