May 25, 2015

Change of Feelings

 
Disclaimer #1: postingan ini sepenuhnya ngomongin Game of Thrones. Bagi yang nggak ngikutin serial ini, maap-maap, nih, bahasannya roaming dulu, yaaa…

Disclaimer #2: postingan ini NGGAK ngebahas soal buku-bukunya George R.R. Martin. I don’t read the books, dan meskipun cerita versi buku melenceng jauh dari versi TV, bagi yang baca bukunya, please no spoilers, no hinting, no foreshadowing, no money no dong!

Disclaimer #3: postingan ini ditulis sebelum Episode 7 Season 5 Game of Thrones diluncurkan.

*** 
Kalo udah hari Minggu sore, biasanya hati jadi gremet-gremet galau ya, karena udah mau Senin lagi. Duh, kok cepet amat.

Kira-kira begitulah perasaan gue sekarang ini, berhubung Game of Thrones udah setengah season aje! Sekali lagi, duh, kok cepet amat. Perasaan baru kemaren Season Premiere, kok sekarang udah setengah jalan aja? Tau-tau udah Episode 6, jalan Episode 7. Udah mau ba’is, dong? Hiks hiks.

Buat gue, Season 5 adalah salah satu season Game of Thrones paling spektakuler sejauh ini, dan cuma bisa disaingin oleh Season 4. Selain karena jalan ceritanya mangkin seru, juga karena Season 5 ini DENGAN AJAIBNYA bisa memutarbalikkan perasaan gue ke beberapa tokoh.

Jadi, selama Season 1-4 kemaren, gue cukup konsisten suka sama beberapa tokoh, konsisten sebel sama beberapa tokoh, dan konsisten nggak peduli sama beberapa tokoh lainnya. Nggak peduli, nih, maksudnya,  “Lau mau mati seterah, dibikin idup terus juga seterah, deh,” secara kehadirannya kurang penting di hati gue. Kayak mantan pacar.

Di Season 5 ini, perasaan gue cukup banyak berubah. Gue jadi simpatik ke beberapa tokoh yang dulu nggak gue suka, dan berbalik sebel sama tokoh-tokoh yang dulu gue suka.

Tapi perasaan gue juga ada yang konsisten sih, ke beberapa tokoh. Tetep suka / sebel / nggak peduli. Hih, kenapa ribet bawa perasaan amat, sih?! Kayak mereka peduli aja ama perasaan guwah?! Hihihi.

Anyway, berikut adalah perasaan gue ke tokoh-tokoh Game of Thrones. Perasaan nih, yeee…

Dulu Nggak Peduli, Sekarang Suka


JON SNOW Selama Season 1-4, perasaanku lempeng aja untuk si bastard of Winterfell indang. Ganteng, sih, trus setelan alisnya turun kebawah gitu, jadi mukanya tampak cemas melulu, but honestly, I never really cared for Jon Snow. Mungkin karena karakternya terlalu baik dan satu dimensi?

Di Season 5 ini, kentara sekali bahwa peran Jon Snow jadi mendominasi. Episode 1-5 aja isinya Jon Snow melulu. Eh, trus karakternya, kok, jadi jauh lebih keren, ya? Tetep baik-baik tipikal hereoik gitu, sih, tapi di season ini, Si Muka Cemas jadi lebih manly, leading, dan berani. Berani nolak tawaran Stannis, berani ngasih Mance Rayder a quick death, sampe berani nolak tawaran Melisandre si dukun mesum. Burn in your own fire of shame, woman! Mampuik!

All in all, this season, I see huge amount of Eddard Stark’s quality in Jon Snow.
Aduh, jadi mendadak sediiiih. Ned, if only you’re still alive T___T

*nonton ulang episode-episode Ned Stark sambil muter Gone Too Soon*
*mata berkaca-kaca*

Dan Kit Harrington sendiri kok makin keren aja, siiih? Aaaaaa! Brb, tempel foto Kit di bantalku, uuulalaaa…


SANSA STARK Di Season 1, perasaan gue ke Sansa kurang lebih sama seperti perasaan Frida ke Sansa—KZL. Abis, dibandingin anak-anak Ned Stark yang lain, ani-ani koci yang satu ini kayaknya paling naif, manja, dan haus tahta, sih.

Namun seiring dengan berkembangnya seri Game of Thrones, gue jadi sangat bersimpati sama Sansa karena selalu jatoh ke tangan pria-pria terbengis di Westeros—Joffrey Baratheon, Littlefinger, dan sekarang Ramsay Bolton. Meski demikian, do’i terus bertahan hidup dengan cara menjadi pribadi yang sobirin alias sabar. Beneran, deh. Walaupun waktu ABG dese hobi ngeluh dan mewek, ketika beranjak dewasa Sansa jadi sabar banget. Kalo gue diperlakukan kayak Sansa, gue udah pasti bunuh seseorang atau bunuh diri. Minimal bunuh nyamuk.

Di Season 5, sebenernya gue ngarep banget Sansa jadi bisa agak bengis demi self-survival. Di akhir Season 4 ‘kan Sansa udah keren, tuh. Rambut jadi item, pake baju item-item, dan ikut senyum-senyum culas bareng Littlefinger. Eeeh, per Episode 6, pemirsa jadi kasiman lagi akibat jatoh ke tangan Ramsay.

Tapi gimanapun juga, di Season 5 ini, gue makin kagum sama Sansa karena sabar banget menahan diri demi kesempatan yang lebih baik. Cocok, lah, jadi Euis di Keluarga Cemara.

Bagi yang nonton Episode 6 kemaren, perih banget nggak, sih, liat adegan akhir yang melibatkan Sansa – Ramsay – Theon? Airmataku menitik, deh :( Sansa, nih, zodiaknya apa sih? Kenapa peruntungannya jelek banget dan selalu ‘berjodoh’ dengan pria-pria bengis? Padahal kata Inga, Sansa ‘kan harusnya berjodoh sama Wawa. Sansan Wawa! Blengcek lau, Nga :)))

Dulu Sebel, Sekarang Suka


STANNIS BARATHEON Suwer demi ketujuh dewa di Westeros, sejak awal kemunculannya, gue SEBEL BANGET sama Stannis. Di mata gue, Stannis, nih, nggak ada gagah-gagahnya, malah cenderung pathetic. Galau, ambisius jadi raja tapi nggak punya duit dan armada perang, dan keok sama Melisandre sang dukun mesum yang agendanya mencurigakan. Pokoknya akik sebel, sebel, sebel.

Gue sampe gondok, lho, pas Stannis dapet pinjeman duit dari Braavos dan akhirnya bisa punya armada. I will never call him King Stannis! (bawa perasaan banget, deh, La…). Stannis, nih, cocoknya ngendon di kampung halaman aja lah, nggak cocok main raja-rajaan! *jahat*

Suprisingly, di Season 5 ini, Stannis mulai menunjukkan sipat-sipat yang bikin sebel gue berkurang. Ini surprising banget, deh, berhubung selama empat season sebelumnya, rasa sebel gue ke Stannis nggak terpatahkan.

Pertama, Stannis ternyata bijak. Gue setuju sama keputusan-keputusan perangnya, dan gue menghargai bahwa dia nggak maksa Jon Snow untuk gabung sama armadanya. Hatiku pun menghangat ketika Stannis menitah Samwell Tarwell untuk terus riset tentang White Walkers. Artinya dia percaya sama pengalaman Samwell dan percaya bahwa Sam sebenernya pinter.

Dulu gue menganggap Stannis nih orangnya clueless, dan Ser Davos jauh lebih bijak. Tapi mungkin nggak juga, ya?

Kedua, Stannis makin nunjukkin bahwa dia bener-bener sayang sama anaknya. Shireen Baratheon ‘kan kasian gitu, ya. Nggak salah apa-apa, tapi dianaktirikan sama ibunya gara-gara dia perempuan, dan punya penyakit Greyscale. Pas Stannis cerita betapa sayangnya dia sama Shireen sejak dia bayi ketika pertama kali kena penyakit Greyscale, aku ngembeeeeng T___T

FYI, gue selalu bersimpati sama tokoh yang bela anaknya mati-matian, senyebelin apapun tokoh tersebut. Contohnya Cersei Lannister. Ambisi dese ‘kan sebenernya konsisten, yaitu menjaga kekuasaan Lannister, utamanya agar anak-anaknya senantiasa aman sejahtera. Kalo inget itu, gue jadi agak ‘memaklumi’ tindak-tanduknya. Cersei tuh cuma paling histeris kalo anak-anaknya terancam bahaya, lho, and as a mother myself, I FEEL YOU, IBU SURI! *kepal tangan di udara*


THEON GREYJOY Kalo dipikir-pikir, aktor Alfie Allen, nih, grafik aktingnya naik-turun banget, ya. Dia berangkat dari tokoh Theon Greyjoy yang tengil tapi baik, dan merupakan tangan kanan Robb Stark semasa perang sama Lannister. Tau-tau kesetiaannya kepada Stark goyah, dan akhirnya jadi Theon Greyjoy yang murni tengil dan haus tahta. Sekarang, dese bertransformasi jadi Reek yang kasian se-kasiannya.

Seperti kebanyakan orang, dulu gue sebel banget sama Theon Greyjoy versi tengil. Soalnya Theon mau dibilang villain, emang berkhianat sama Stark, sih, tapi karakternya sebenernya pathetic—lemah, naif, dan bego. Jadinya ngeselin.

Pas awal-awal Theon disiksa Ramsay, gue pun ngeri sama Ramsay aja, tapi nggak terlalu iba sama Theon.

Di Season 6 ini, kondisi Theon sebagai Reek semakin memilukan, dan kayaknya dese pun udah pasrah aja kehilangan identitas. Bener-bener jadi macan ompong, dan gue nggak tega banget. Liat nggak, sih, gimana Theon nangis di akhir Episode 6? Keliatan ‘kan bahwa aslinya ni anak hatinya baik? Cuma sempet salah arah aja. Yang pasti sama sekali nggak pantas dijadiin Reek. Sadis banget soalnya, huhuhu. Saking sadisnya, menurut gue nggak ada satupun tokoh di Game of Thrones yang cocok ‘dijadiin’ Reek—bahkan Joffrey—selain Ramsay Bolton sendiri. SUFFER YOU PSYCHOPAT, SUFFER! *lagi-lagi kebawa perasaan*

Dulu Suka, Sekarang Sebel


PETYR BAELISH Duh, Littlefinger, apa sih maumu? Spelling nama kamu aja udah membingungkan (kenapa nggak dieja P-E-T-E-R aja, sih?!), apalagi agenda pribadi kamu, ya.

Salah satu bukti kehebatan cerita Game of Thrones adalah bisa manghadirkan tokoh se-rancu Littlefinger. I REALLY DO NOT KNOW HOW TO FEEL FOR THIS GUY. Antara naksir (oh gaya perlentenya, oh rambut putih di sampingnya yang bak Mamiek, oh aksennya, oh taktiknya) dan kesel karena sifatnya yang culas dan ambisius. How can I be in love and repulsed by one guy at the same time, I honestly do not understand.

Di Season 4, gue sempet yakin Littlefinger bener-bener cinta sama Catelyn Stark dan mau menjaga anak-anaknya, khususnya Sansa. Gue bahkan nggak keberatan, lho, semisal dia akhirnya macarin Sansa. I think it would be awesome, and it would give Sanse huge protection from Westeros’ cruelty.

Gue udah suka banget sama skenario Petyr Baelish ngawinin Lysa Tully, yang akhirnya menjadikan Baelish penguasa Vale, dan kemudian dese ngebawa Sansa ke bawah lindungannya. Eh, tau-tau di Season 6, Sansa diumpanin ke House Bolton! Dan gue nggak tau, pengumpanan Sansa ke Bolton ini demi kebaikan Sansa juga, apa cuma buat keuntungan Littlefinger semata. Cis, cis, cis!

Ditambah dengan nasib Sansa di Episode 6, gue makin sebeeeel sama Baelish. Tapi tampilan, sih, tetep keren, kok #bencitapicinta

Dulu Suka, Sekarang Makin Suka



TYRION LANNISTER. Titik.

Kalo ada satu tokoh Game of Thrones yang bisa gue pacarin, gue akan pilih Tyrion, lho. NO JOKE. Aku ‘kan anaknya mandang inner beauty banget. Dan setuju nggak, sih, kalo Tyrion has the best best brain and best personality in all of Game of Thrones realm? SETUJU, YA!

Akik udinan jatayu cintamiatmanegara sama Tyrion sejak Season 1, makin sayang menjadi-jadi di Season 4—sampe nyaris bikin boneka voodoo Shae, si lacur demanding dan pengkhianat yang amat kubenci—and still going strong in Season 5. Team Ty Ty!

Dulu Benci, Sekarang Makin Benci



RAMSAY BOLTON Alasannya nggak perlu dijelasin lagi lah, ya. Ini orang emang psikopat murni, deh. Apalagi kalo baca karakter aslinya yang versi buku, mualnya setengah mati, deh.

Harus diakui, Iwan Rheon bagus sekali berperan sebagai Ramsay. Crazy eyes-nya dapet banget! Walaupun namanya kok Iwan banget, ya. Kalo kata Miund, nama kearifan lokal:))) Apapun pelafalan aslinya (ay-wen?), gue kayaknya nggak bisa beranjak dari pelafalan ‘Iwan’ a la Indonesia deh :D Eeeh, Kang Iwan, kumaha damang? Teu soting?

Dulu Biasa Aja, Sekarang Tetep Biasa Aja



Percaya atau nggak, DAENERYS TARGERYEN. JENG JENG JENG! *dirajam banyak orang*

Jadi gini, dulu gue sukaaaa banget sama Daenerys pas dia masih berperan sebagai khaleesi estrinya Khal Drogo, karena peran sebagai istri dan ibu seorang penguasa, tuh, cocok banget sama karakter Daenerys yang asah-asih-asuh tapi tapi adil dan tegas.

Tapi begitu dia jadi ratu, kayaknya do’i kelabakan sendiri, ya. Bukan salah Dany, sih. Keputusan-keputusannya sebagai ratu udah politically correct dan adil, tapi belum efektif untuk menciptakan kemakmuran. Yah, dinamika masyarakat ‘kan nggak sehitam-putih itu #bijak. Coba, deh, Dany baca-baca bukunya Lee Kuan Yew.

Selain itu, gue nggak merasakan gelegak darah Targaryen yang agresip di diri Dany, jadinya gue merasa Dany kurang fierce jadi ratu. Mungkin peran yang tepat buat dese bukan ratu. Mentri, gitu? Ada nggak, sih, mentri di Meereen? Do I sound like a misogynist?

Dengan demikian, meskipun Dany ini cantik, keturunan Targaryen, janda khal Dothraki, anti-api ((anti-api!)), trilingual, punya trio naga, gelar yang super panjang, serta pengikut yang loyal, gregetnya sebagai ratu asa kurang, gitu. Mungkin ini portrayal versi TV aja kali, ya. Feeling gue, kalo di buku, Dany nih lebih gagah, deh.

Sama kasusnya kayak Sand Snakes. Kalo di TV, sejauh ini, mereka cupu banget, tapi kalo di buku katanya keren bingits.

Jadi, begitulah. Perasaan gue ke Daenerys dari dulu sampe sekarang lempeng aja. Sementara Teguh malah sebel setengah mati, lho, sama khaleesi. Kalo lagi adegannya Daenerys, mulutnya nggak berhenti ngomel kayak mak-mak pas harga cabe naik. Katanya do’i cupu berat. Kejaaam!

Sebenernya masih banyak karakter yang pengen gue komenin—Arya Stark dan House of Black and White-nya, Margaery Tyrell, dan banyak lainnya. Alas, I can only ngemeng sendiri so much.
 
***

Anyway, seperti yang gue bilang, gue nggak baca buku-buku George R. R. Martin, dan sebisa mungkin nggak intip-intip sinopsis, spoiler, ataupun diskusi spekulasi di forum-forum Internet. Mataku murni hanya untuk tayangan di TV.  

Tapi beberapa waktu lalu, Frida ngebocorin sebuah spoiler / spekulasi ending Game of Thrones yang epic bewrat. Saking epic-nya, patut gue share disini untuk para fans Game of Thrones yang belum tau:

Jon Snow dan Tyrion Lannister sebenarnya adalah Targaryen. Jon Snow adalah anak hasil perkosaan Rhaegar Targaryen terhadap Lyanna Stark, sementara Tyrion adalah hasil perselingkuhan Joanna Lannister dengan salah seorang Targaryen (duh, akik lupis sapose).

Dan setuju nggak, sih, bahwa cuma Jon, Tyrion, atau Dany yang cocok duduk di Iron Throne?

Trus, nanti akan ada tiga orang yang bertakdir menjadi Dragon Riders, berhubung sekarang naganya ‘kan juga baru tiga ekor, yah. Mereka adalah Daenarys Targaryen, Jon Snow, dan Bran Stark. Inget ‘kan di akhir Season 4, Bran ketemu sama seorang peramal, dan dia bilang, “You will never walk again, but you will fly.

KEREN ABIIIITS! MINDBLOWN NGGAK, SIH?! I pray to the seven gods of Westeros that this storyline will come true.

Selamat hari Senin, selamat menyambut episode tuzuh!

Biar hepi, wajib-kudu-perlu nonton indang yaaa...


13 comments:

Karina Anggraeni said...

(((DUKUN MESUM))) LMFAO!!!

Geelaaa merinding bacanya I FEEL YOU KAK LEIII.... aku juga udah penasaran banget ama si bang Jon Snow ini... dia bastard but unlike the others, pemikirian sm tingkah lakunya ningrat banget... dan pas nemu spoiler dia itu half Targeryen langsung JENG JREEEENGGG.... dan Stannis pun penasaran gitu ama si Jon, ngerasa dia bukan sembarang bastard pas istrinya komen kalo Jon cuma anak dari perempuan kedai... I love Tyrion too he's so wiseeee....

Sebel banget ama Baelish apalagi pas tau ternyata dia yang dari awal nge plot "peperangan" dan bikin Stark Family terpisah-pisah (apalagi Red Wedding Robb Stark matiiii sedih bgt the saddest en sadis episode ever)...

Nonton Coldplay feat GoT edisi Red Nose itu dari awal ampe akhir nguakakkk tenan... and Kit Snow (((Kit Snow))) is very hot lol!!


makasih kak lei udah sharing about Game of Thrones...

ariefa said...

ya ampun mba Leeeeei, aku baru ngumpulin mental mau nonton episode 6 yang traumatis ituuu... salah satunya gara2 belom siap liat Ramsay and his crazy eyes ituuu... mas Iwan mah ajib pisaaan ya aktingnya emang.

btw lagi, kalo dari teori2 yang akika baca, Rhaegar Targaryen sama Lyanna Stark itu punya anaknya baek2 kok, bukan karena perkosaan. makanya Lyanna minta Ned buat bawa baby-nya dan dibesarin layaknya anak2 Stark yang laen. CMIIW. *malah jadi ngebahas disini* *sungkem dulu*

prin_theth said...

Karina: Membara banget nggak, sih, spoilernyaaaa? Semoga bukan cuma rumor ya, kasian banget nih sama Tyrion, apalagi sama Sansan Wawa T___T Hahaha, gebleg pisan yah si Coldplay. Paling ngakak pas Alfie dan Kang Iwan tatap-tatapan bak macan ketemu kancil. Teguh juga ngakak pas bagian Jaime, "I was his uncle.... but also his Dad..."

Ariefa: Hoyaaa? Gilaaa, aku tambah kagum sama Ned Stark. Soalnya Catelyn 'kan jadi bertaun-taun makan ati gegara ngira Jon adalah bastardnya. Tapi Bapak Ned tetep sabar nan bijak. IF ONLY HE'S STILL ALIIIIVE T___T

Unknown said...

Haiiiii mb aku kok sukanya arya stark yaaa dibahasss donkkkk heheheeheh

ratri purwani said...

*dukun mesum* HUWAAAAAAAAKKK!!!!!!! MAS JOOOOOOOOON!!!! Gile aku makin ke sindang makin cintak sama dese, bahkan kalo diliat dari sifatnya Jon paling mirip sama Ned, muahaha! Iya ish sejak ga ada mas Jorah Dany bimbang meluluk. makanya naga-naganya pundung. Terus adegan Stannis-Shireen itu lho daku jadi luluh sama Om Stannis, muahahaha
Oiya tambahan kak, katanya Tyrion itu cacat gegara si Joanna Lannister jadi selirnya Aerys Targaryen (bapaknya Rhaegar, Viserys, Daenerys), mau aborsi ga jadi. Kalo dirunut-runut, Dany sama Tyrion adek kakak yang terpisah.
Ejigile yg kolaborasi sama Coldplay tuh asli kece. Tyrion nyengnyongnya kayak rockstar, Dany asoy geboy anak ska, Jaime malah berasa lagi liat videoklip lagu ballad 90an. Jon? Jangan tanya, seksi!
Next komenin Arya doong! dese karakter cewek paporit dari awal niih :D

ratri purwani said...

Tambahan: kok daku kalo ngeja nama Petyr pengennya baca 'Petir' atau 'Pete' (iya, maksudnya pete yang bauk itu). ngeja nama sama susahnya dengan nebak sifat asli diana.

prin_theth said...

Erny: Hahaha, aduh banyak fans Arya protes niiih :)) Dulu aku biasa aja, lho, sama Arya, tapi jadi excited banget sejak dia berlabuh di Braavos. I think she would be one heck of an assassin. Oh, dan hatiku bergetar banget pas Arya mau buang pedang Needle-nya tapi nggak sanggup, trus jadi inget Jon Snow sblm keluarga Stark pecah. Jadi inget jaman keluarga Stark masih utuh dan Ned masih ada, CRYYYYY T__T

Ratri: Murka nggak sih pas di episode 7 kemaren, Melissandre minta ngorbanin Shireen? Pulanglah kau ke Asshai, dukun mesum! Untuk Littlefinger, hahaha, nama memang serumit kepribadiannya...

Ntiw said...

Cuma 1 yang gue ngga ngerti dari GOT, Winter kapan datangnyaaaa... Kayaknya udah 5 season tiap season dibilang winter is coming winter is coming meluluk... Udah dari Bran jatoh dari tower sampe Sansa jadi gothic kok si winter belum datang-datang...

Anonymous said...

Aku makin cinta sama MbaLei nih! Waktu hamil pertama aku hobi banget nonton GOT marathon dari season 1-3. Sekarang hamil kedua pas banget season 5 tayang, keliwatan satu episode aja uring-uringan.
anivei aku sama dengan dirimu awalnya acuh tak acuh sama Sansa, tapi waktu tahu dia mau dikawin Ramsay rasanya hati ini retak-retak seraya berkata "nasibmu kok ngenes bener toh nduk?"
Trus kalo lagi bosen aku sekarang hobi banget baca "A Wiki of Ice and Fire" --- geek much? hahahaha kemudian mencapai satu kesimpulan yang ternyata dikonfirmasi oleh spoiler di atas.
Haaaaauuuuuhhh nggak sabaaar pengen tau akhir ceritanyaaaaaa

Ricca said...

Halo Lei.. Selama ini cm silent reader tapi ga kuat mau komen yg ini.
Dukun mesum..? Hahaha... Aku jadi inget berita2 dukun mesum ketangkep dulu. Tapi cocok sih julukannya...
Tulis yang laen donk, jaime, arya, bronn (kocak ini orang), daario naharis (ehem.. Slurp) dll. Ditunggu yaaa... Sembari nungguin winter deh..

Alex said...

Jadi mau ngopy ga?

prin_theth said...

Ntiw: ((Sansa jadi gothic)) ngakak ah! :))) Ya maklumlah, musim di Winterfell kan bisa taunan yaa, jadi menyambutnya pun agak norak, bisa bulanan sebelumnya hihihi.

Anditry: Hahaha A Wiki of Ice and Fire penyelamat banget di kala mati gaya yaaa. Cucok bagi kita (baca: gue) yang nggak sanggup (baca: nggak sabar) baca novelnya. Maunya langsung darderdor kesimpulan!

Ricca: Hehehe iya nih, aku cuma nulis karakter-karakter yang berkesan buatku di Season 5 ini so far. Bronn dan Arya seru sih ya, mungkin nanti-nanti deh :)

Alex: MAU LAH HAAY. Japri yaa.

AstridNK said...

Atulah Mbak, ergghhhh... KZL sampe nangis lah kalo dah liat eps 9 (T^T) Seriusan nangis sesenggukan aku mah... padahal fiksi yah tapi tetep aja kesel!

Post a Comment