Mar 21, 2015

The Business of Blogging


Let’s talk about blogging.

Tebak gue blogging sejak kapan? Jawabannya adalaaah… 2002. 13 taun, sodara-sodara!

Ketika gue menemukan konsep blogging pada awal taun 2000an, gue super hepi, because I loved the idea of personal website / online diary, where you don’t just write on a white blank space, but personalized the look of the whole thing, and get to publish it. Artinya ‘paan pa tuh, qaq?

Tahun 2002 sampai 2010, alamat blog gue kerap berganti-ganti, tapi ada dua hal yang nggak pernah berubah: platform gue selalu blogspot, dan identitas gue selalu anonim. Gue nyaris nggak pernah mencantumkan nama asli gue, apalagi pasang foto.

Trus, dulu blog gue emang nggak digembok ya, tapi link-nya juga nggak pernah gue sebar-sebar. Cukup temen-temen deket aja yang tau.

Isinya apa? Saat mulai blogging, gue baru masuk kuliah dan lagi emo-emonya (baca: alay-alaynya). Mood gue sangat dark, dan terus-terusan membenci dunia. Matekkk. Apalagi jaman itu ‘kan belum ada smartphone, apalagi social media, maka hanya kepada blog-lah hati alay galauku ini bisa mengadu.

Alhasil, isi blog-blog jadul gue nggak pernah jauh dari curahan hati, percintaan, beratnya kehidupan kuliah, dan pengumuman bahwa AKU BENCI DUNIAAAAA! Alaynya luar biasa, deh. Template blog gue juga selalu penuh grafis, dengan sentuhan gaya indie, dark, dan maskulin. Singkat kata, sok keren bingits...

***

Anyway, dunia blogging sekarang ramenya luar biasa, tapi nggak semua blogger bisa benar-benar sukses. Definisi sukses ada banyak, tapi kalo dari segi bisnis, mungkin kalo sampe bisa kerjasama dengan perusahaan raksasa seperti Google dan Louis Vuitton gitu, ya. Jangan kayak gue, pernah ditawarin bikin sponsored post dengan imbalan voucher seratus rebu aja girang. Entah karena mentalku memang remah rempeyek, atau BU.

Salah satu blogger tersukses di dunia—secara bisnis—adalah Chiara Ferragni, fashion blogger asal Italia pemilik The Blonde Salad. Chiara mulai nge-blog sejak taun 2009, dan per hari ini, The Blonde Salad sukses menggaet kerjasama dengan merk-merk besar seperti Louis Vuitton, Burburry, dan Dior. 


Sekarang The Blonde Salad punya tim editorial sendiri, dan pelan-pelan berubah menjadi majalah online. Tim TBS pun kerjaannya nggak cuma blogging, tapi juga menawarkan social media consulting ke brand-brand besar.

Selain The Blonde Salad, Chiara juga punya usaha online shop (sis-sis olshop dong do'ik?) dan sering diundang ke acara-acara TV, bahkan modelling.

Penghasilan The Blonde Salad per hari ini diperkirakan sebesar… 7 juta Euro per tahun. DIEEE.

Pencapaian Chiara Ferragni yang terbaru adalah dijadikan bahan studi dalam kurikulum Harvard Business School. Ceritanya, Harvard Business School lagi bikin studi kasus pada fashion brands gitu, deh, dan Chiara dijadikan salah satu subyeknya. Serundeng, yah!


But just how Chiara got successful exactly? Studi kasusnya Chiara Ferragni yang diterbitkan oleh Harvard Business Review (25 halaman, bok) menjelaskan ‘langkah-langkah pintar’ Chiara, sehingga blognya menjadi blog paling profitable di dunia.

Berikut adalah beberapa diantaranya, diambil dari Refinery29.

She turned down lucrative jobs in the beginning to maintain her brand integrity.

Sejak awal, Chiara banyak menolak tawaran kerjasama bernilai tinggi, karena nunggu The Blonde Salad menjadi beken sendiri, sampai akhirnya diperhatikan oleh brand raksasa seperti Dior. Chiara sangat selektif dalam memilih kerjasama, bahkan dari awal kemunculan blognya.

She paid for her first international Fashion Week travel herself.

Kalo sekarang, sih, tiap kali diundang datang ke fashion week di penjuru dunia, The Blonde Salad udah disponsorin penuh. Tapi dulu, sewaktu Chiara pertama kali diundang-undang ke fashion week, do’i berangkat dengan duit sendiri. Mau nggak mau ‘kan, demi materi blog yang mumpuni? In some cases, you really do have to spend money to make money. Jangan baru punya blog, tulisan seadanya, udah minta endorse.

She invented unique ways to turn a profit.
Pembaca blog atau blogger sendiri pasti tau teknik product placement dalam blog post dong, ya. ‘Ngiklan tersembunyi’ gitu, lho. Contohnya, “Hai pembaca, hari ini aku baru pulang dari shopping trip di Singapura. Uh, seru sekali, deh, aku belanja banyak. Untung koper Louis Vuitton-ku setia menemani…” (zzzzz).

Konon, Chiara Ferragni adalah salah satu blogger yang pertama kali melakukan product placement seperti itu. Tentunya dengan gaya yang elekhan.

Oya, ketika The Blonde Salad baru berdiri, brand-brand besar baru mulai main e-commerce, jadi influencer online seperti Chiara sangat dicari. Talk about perfect timing!

She carefully dipped her toes into design.
Seperti kebanyakan fashion blogger lain, Chiara juga ikut-ikutan terjun ke dunia fashion design. Tapi Chiara nggak langsung jebret bikin label sendiri, melainkan pelan-pelan kolaborasi dengan brand-brand besar terlebih dahulu.

She hosts events for between $30,000 and $50,000—and brands are willing to pay up.
‘Kan sekarang Chiara Ferragni beken banget, nih—dese sempet lima kali jadi cover majalah, dan follower Instagramnya hampir mencapai 3,5 juta—sehingga brand-brand besar nggak keberatan bayar mahal Chiara untuk jadi host acara-acara mereka.

She's shaping The Blonde Salad to be not just about her, but a lifestyle brand.
Mengikuti strategi Man Repeller (kesukaanku!), isi dari The Blonde Salad udah nggak melulu tentang Chiara Ferragni, tapi hal-hal umum seputar lifestyle. Kalo kata co-founder The Blonde Salad, Riccardo Pozzoli, “We are investing more in contents that are not related to Chiara [and] hoping that, in one or two years, The Blonde Salad will be recognized as an independent magazine with Chiara either as its editor-in-chief, or the art director, or maybe neither.
***
Dibandingkan Chiara Ferragni, siapalah aku, mungkin hanya setitik lumut di gagang gayung mandinya Ceu Chichi. NAMUN! Gue setuju banget sama langkah-langkah The Blonde Salad tadi, dan gue jadi pengen sharing blogging principles alias prinsip-prinsip blogging gue, deh. Pada penasaran nggak, sih? (enggaaaak…)

Biarin aja! Here they are, anyway, hihihi.

1. Privacy is important to me. Dalam hal identitas, gue udah nggak setertutup dulu. Tapi gue tetep insecure, lho, kalo ada yang mengenali gue gegara blog gue. Gue sering, SERING, banget pengen nutup kolom komen di blog gue, just so I can write freely, tanpa ada kritik maupun pujian.

Aku tuh Sia atau Daft Punk banget, ya *jalan-jalan pake helm*

2. Less about me, more about you.
Makin kesini, gue semakin nggak mau memperlakukan blog gue sebagai diary, atau fokus kepada kepada diri sendiri. I aim to share anything cool and/or interesting that’s going on in the world. ‘Diary blogs’ tuh asik, dan banyak banget yang enjoyable (lafyu, Rika! Smita!), tapi ya itu… aku anaknya ‘kan pemalu.

3. Keep it minimal.
Gue selalu mempertahankan ke-minimalis-an template blog gue, karena elemen utama blog gue adalah tulisannya. Jangan sampe grafisnya jadi genggeus, yaaa…

Yang paling penting, background blog gue kudu putih. Kalo kata desainer-desainer handal kelas dunia, white is your bestfriend. Misalnya, untuk interior rumah, apapun tren-nya, dinding dan sprei putih adalah yang terbaik. Begitu juga untuk background blog, sebaiknya harus selalu putih.

Selain itu, gue percaya dengan prinsip, “A good design is beautiful. A great design is invisible.” Semakin sleek dan elegan sebuah desain, harusnya semakin nggak ke-notice.

4. Give the best.
Nyusun sebuah tulisan yang baik, tuh, usahanya gede, lho. Kudu ngumpulin ide, nyusun kalimat, ngetik, bolak-balik ngedit tulisan, motret, ngedit hasil potretan, upload foto ke Flickr, dan seterusnya, dan seterusnya. Apalagi gue orangnya nazi tanda-baca. Kalo ada tanda baca yang nggak sreg dalam tulisan gue, tidur jadi gelisah.

Tapi gue nggak pernah merasa terbebani, sih. I enjoy giving the best for the readers, whether anyone actually reads my writings or not. Yang penting, hasil akhir tulisan gue enak dibaca, minimal oleh gue sendiri. Mirip dengan prinsip desain diatas, gue juga percaya dengan prinsip menulis, “Kalo ada tulisan enak dibaca, tulisan itu di-editnya setengah mati.” Embeeerrr…kasi penerbangan.

5. Dotcom?
Gue belum pengen ngganti alamat blog menjadi dotcom karena… idolaku Joanna Goddard aja masih blogspot dotcom. Diana Rikasari aja masih blogspot dotcom! Siapalah aku, kan, sang debu ini.

Dotcom addresses are cool and simpler
, tapi gue merasa blog gue belum cukup ‘penting’ untuk dijadikan dotcom. For me, personally, there is something humble about NOT migrating to dotcom. Kapan-kapan, deh (kalo ada yang mau bayarin).

6. Cepet move on!
Bloggers are highly narcissist people. Kalo postingannya nggak ada yang komen, sedih. Kalo traffic-nya sedikit, sedih. Hihihi.

Namuuun, gue selalu berusaha untuk cepet move on. Kalo postingan gue sepi, gue buru-buru mikir aja, berikutnya nulis apa, yaaa? Pokoknya nggak mau lama-lama terjebak dalam pikiran, “HOY, KOK PADA NGGAK BACA, SIH?!”

Begitu juga kalo postingan gue malah sukses, jadi beken dan viral. So far, blog post gue yang paling viral adalah ini, dan hal tersebut bener-bener diluar ekspektasi gue. Semenjak postingan itu muncul, gue mendapat dua tawaran nulis buku, dan Mekka-Danny berkali-kali masuk media, mulai dari majalah parenting sampai radio ibukota. Beken, ih!

Tapi kebekenan semacam ini sering bikin gue sesek napas. Gue, tuh, orangnya suka anxious kalo mencapai level ketenaran tertentu (hoek…). Gue jarang sekali ngecek traffic blog gue, karena suka tegang sama yang begini-begini.

Jadi kalo postingan gue mendadak beken, gue juga buru-buru move on, pengen segera bikin tulisan baru, supaya nggak terjebak dalam ketenaran blog post yang viral tersebut.

Beken salah, nggak beken salah. Maunya apa, sih? Maunya banyak duit, qaq T__T

7. Speaking of which, my blog is not commercial.
Per hari ini, gue masih melakukan beberapa kerjasama dan pernah ikut beberapa blogging contest, tapi tujuannya lebih ke having fun, bukan profit.

Dulu gue sempet kepengeeen banget mengkomersilkan blog gue dan di-endorse dengan nilai tinggi, tapi keinginan tersebut mati dengan cepat. Hati gue bisa terluka, lho, kalo blog gue sampe komersil, karena gue belum rela tulisan gue dijadikan ‘corong’ brand sepenuhnya.

Sekarang ini, gue nerima kerjasama lebih berdasarkan feeling; kira-kira produknya OK dan sejalan sama gue nggak, ya? T malah nyuruh gue untuk berhenti terima kerjasama sama sekali. SOMSE KALI, LAE?! Berasa diperebutkan banget, padahal yang nawarin juga tiap bulan purnama doang kali, saking jarangnya…

OK, mungkin cuma beberapa kali dalam setahun, lah, with companies that I honestly really like, yang bener-bener gue dukung dari hati, bukan cuma ngejar target agency.

Kata T, I should not aim for profit, but coolness. Cool, banget?! *masuk ke kulkas*

Kalo kamuh-kamuh gimanah? What’s your blogging principles? :)

19 comments:

Anonymous said...

4. Give the best. Nyusun sebuah tulisan yang baik, tuh, usahanya gede, lho. Kudu ngumpulin ide, nyusun kalimat, ngetik, bolak-balik ngedit tulisan, motret, ngedit hasil potretan, upload foto ke Flickr, dan seterusnya, dan seterusnya. Apalagi gue orangnya nazi tanda-baca. Kalo ada tanda baca yang nggak sreg dalam tulisan gue, tidur jadi gelisah.

>> buhahahaha inilah yg sedang kurasakan sekarang. terlalu perfeksionis padahal gak rajin2 amat. apalagi kalo kudu pasang banyak helpful backlink ke website lain yg isinya related to my blogpost.... dih, paling males. nah, supaya nggak setress (dan buntut2nya nggak blogging sama sekali), sebaiknya standar kuturunkan sajalah.

Leony said...

Nomer 3, 5, dan 7 itu gue banget La hihihi.

No. 3, entah udah brapa orang yang bilang blog gue designnya ngebosenin, ga ganti2, gratisan, standar. The fact that those protesters kept coming back to my blog makin menguatkan kalau ternyata content emang jauh lebih penting. Dan makin menegaskan kalau gue emang pemalas hwhahahaha...

No. 5, sama persis. Cukup sudah gue dipanas2i untuk beli nama di dot com. Tapi berkaitan dengan yang no. 7, gue merasa blog gue memang bukan blog komersil dan lebih berisi catatan nyempil kalau lagi ada waktu (dan kalau lagi niat). Plus, tulisan gue jauh banget dr sempurna. Kalo udah pake dot com serasa menambah beban moral... *caelah...*

Yang no. 7 itu, kalo gue punya faith sama produknya, ga dibayar gue juga promosiin. And don't expect me untuk puja2 barang cuma karena dibayar. Gue jg nolak agency yg keliatan banget cm 'manfaatin' blogger. *hello voucher 100rb hwahahaa*

Gue beda tipis sama lu La. Blogging dr 2003. Mulai dari isinya ga jelas soal laporan kegiatan kuliah ke nyokap, sampai akhirnya berkembang sesuai dengan usia gue yang tambah tua. I kept them all di alamat blog yg sama hahaha. Kl gue liat elu sudah ada pada stage dimana elu bs identify image blogger seperti apa yg ingin elu bangun. Moga2 seiring waktu gue jg bisa makin punya identitas.

besinikel said...

3. Keep it minimal. Yeaaay! Sejuta banget. Gw demennya black & white gitu *anaknya sok klasik* :)))

Anonymous said...

Kak Lei, postmu yang jadi viral tu memang keren banget. Aku juga nyebar link postmu yang itu ke temen-temen saking kerennya :D Anyway, blog principlenya oke banget. Setuju banget deh

Karina Anggraeni said...

makin jatuh cinta ama mbak lei baca posting ini! hahahahaha...

Unknown said...

Lei,masa sih yg plg hits postingan ttg SaHD itu?setau aku yg sampe nyebar kemana" justru.yg ttg hijab itu...terkenal looo di FB dbahas sama akun" yg gitu" deeeh...
Haters will always gonna hate...
Jd jgn pernah berhenti nulis ya Lei ;*

ratri purwani said...

Nomer 4 dan 6 super nohok, kak Lei! Thanks to you jadi kepikiran lagi mau nulis apa di blog, hehe. Oiya speaking of social media existancy, mampir sini bila berkenan» ratrispensieve.blogspot.com/2015/03/eksis-di-dunia-maya-kualitas-atau.html

Unknown said...

aku bukan blogger tapi blogging principles menurutku ya
1. Jujur
2. Bermanfaat

dan dari sekian blog yang pernah aku baca (gak banyak banget sikk cuman yg terkenal aja dan bukan yg isinya OOTD muluk), blog yg jujur dan apa adanya itu jarang. Lebih banyak punya tendensi untuk promosi (baik produk ataupun dirinya sendiri).
Aku suka blog ini karena dapet banget dua2nya, banyak bgt insight yg aku dapatkan abis baca blognya (baru tau pameran lukisan bisa segitu menariknya), dan gak pasaran contentnya.. oiyaa one more thing, you'll reply every comment in your blog.. :D

Mrs. Makhful said...

Waloo jarang komen..tp kuselalu rindu tulisanmu Mbk..ten tang apapun itu..smg all bermanfaat

prin_theth said...

Ndutyke: Hahaha iyaa, emang males banget, tapi kalo berantakan pun aku gatel... Biasanya, abis publish sebuah blog post, aku bolak-balik edit besok-besoknya supaya rapih. Kalo kudu langsung rapih sekali jebret, CAPEEEEKKK :D

Leony: Leee, tos lah kita kayaknya mirip banget. Gue juga setuju sama yang lo jabarin. Ah, blog lo udah beridentitas banget tau le!

Feni: hahaha orang keren biasanya seleranya sama :D Feniii kamu makin canggih deh nuwis-nuwis dan gambar-gambarnya

Siregarkhairunnisa: Awww sengkyuuu :)

Karina Anggraeni: hahaha kirimin bunga dong kalo jatuh tsinta...

Almanda: Yang Hijabi Monologue? Oya? Aku jaraaang banget buka FB soalnya. Yang SaHD gila-gilaan viralnya, hits postingannya nyampe 40.000 lebih, trus tiap hari ada aja yang ngasih aku link post itu udah nyebar kemana aja. Trus ya itu, Mekka-Danny sampe masuk radio hihihi.

Ratri: Sama-samaaa... Ah, iya. Di-folback atau di-like itu orgasme jaman digital ya.

Farah: Dor! Hahaha iiih bikin GR amat kamyuu. Sengkyu yah. Aku sebenernya nggak reply setiap comment kok, tapi sekarang jadi pressure deh, hihi. Becanda aah :-*

Mrs Makhful: makasiih :-*

Anonymous said...

Yes, i remember reading the darker version of letthebeastin, loh lei.. Lama sebelum blognya seterkenal ini. :p

fun said...

setuju komentar Farah. Selain itu, blogmu tampilannya enaaak, nggak "menyakiti mata".Intinya, selalu nunggu tulisan2mu.

Anonymous said...

Akyu kan jadi GR namakyu disebut-sebut sama blogger kondang tanah air.
Gw udah jd fan sejak jaman por-que loh. Maaf kalo spellingnya ga bener. Dah ga ada sih blognya

ibukasual said...

yg aku suka dari mbak lei : your sense of humor dan ke-humble-an mu (humblenya pedes. krik krik krik)

sehat-sehat terus yaa, Ibu Raya. Agar bisa selalu memberikan rona-rona kebahagiaan pada kami para laila-ers

Uracute said...

you will always gonna be my fav blogger lei, walopun sesibuk apapaun tetep nyempetin absen disini, keep writing good stuff :-*

prin_theth said...

Yanda & Rika: HAH GILAAAA, KALIAN STALKING AKOH DARI TAUN BERAPAAA *pingsan*

Hahahaha, omaygad Rika, gue syok sampe ngakak nangis deh, LO TAU BLOG POR-QUE GUE?! (asli ini capslock jebol saking napsunya). Gue nggak tau antara mau ketawa atau cry malu, hahahaha. Por-que kan jadul dan norak banget! Dua era sebelum letthebeastin! Urutannya blog por-que, blog Leija, dan akhirnya blog letthebeastin. Matek!

Fun, Ibukasual, Uracute: kenapa sih kalian manis-manis amaat?! :-*

Etty said...

Itu kalo di Indonesia Chiara pasti udah nolak jadi bintang iklan Sozzis So Nice deh.
Gw demen banget baca blog lu La, dan menurut gw udah cocok lah kalo gak komersil-komersil amat.
Bener kata T tuh, run for coolness ajalah. Duit mah biar T yang banting tulang, yang penting ibu Raya selalu cool.

Jane Reggievia said...

^
Ngakak dulu baca komen di atas. Kepikiran bgt Sozzis So Nice lol!

Anyway, belakangan aku jg lg kepikiran blogging for business, sempet niat bgt nyari duit lewat blog. Tapi dipikir-pikir, kayaknya aku sendiri belom siap klo personal blog aku tiba2 jd media komersil, dan gak jamin readers 'betah' sama isi blog yg berubah jd blog iklan (halahh kayak readers-nya banyak). Tp seneng jg sih ya mbak lei, klo tb2 ada yg nawarin endorse dgn imbalan voucher 100rebu. Wolopun kayaknya kitanya murahan (bahaha), at least we know our blog is noticed ^^

Untung aku ngeblog sejak 2007, pas msh putih abu, jd even dunia blogging skg ini sangat fenomenal, dan wolopun sempet eager buat turn my blog to commercial one, aku tetep balik ke misi awal ngeblog: krn aku suka nulis dan aku mau ketemu teman2 baru lewat blogku.

Ahh jd sentimentil hahaha you go girl, mbak lei! Aku selalu seneng sama letthebeastin yg ceplas ceplos hihi

prin_theth said...

Etty: Makasih Etty! Memang kita-kita ini istri solehah yang tidak doraka :)))

Jane: Nah, iya beneeer. Kita cenderung girang sama endorsement nggak selalu karena duitnya ya, tapi juga karena acknowledgementnya, ciyeeeh. Sukses terus bloggingnya ya, Jane!

Post a Comment