Feb 12, 2015

How Do I Love Thee? Let Me Count The Ways

Setiap kali kita buka media massa apapun—internet, majalah, TV, radio—kita pasti ketemu sama yang namanya DAFTAR alias lists. Top 25 Movies of All Time! Top 40 Countdown! 5 Cara Cepat Jadi Langsing! Dan yang kemaren sempet nge-tren di blog serta Instagram… 25 Random Things About Me! (btw kenapa nggak ada yang nge-tag gue nulis daftar itu, sih? #ciyan)

Nggak usah di media massa, deh. Di agenda atau handphone kita sendiri juga pasti ada berbagai daftar, mulai dari daftar belanjaan sampe daftar things to do. 

Kenapa kita suka banget sama list atau daftar?

Menurut sebuah artikel di NPR, beberapa alasannya adalah karena…

(gue bikin jadi daftar juga ya, nih!):

  1. Daftar membuat hal-hal jadi lebih terorganisir dan rapih. Apalagi jaman sekarang, kita harus mencerna segudang informasi setiap hari. Kita jadi rentan overstimulated dan information-overloaded, ya. Kalo berbagai informasi tersebut disusun jadi daftar, pala ‘kan rasanya lebih enteng, kayak abis krimbat.
     
  2. Daftar membuat kita jadi lebih gampang mengingat hal-hal yang perlu diingat. Jadi jangan bikin daftar My Top 10 Ex-Boyfriend, yaaa, soalnya yang begituan nggak perlu diingat-ingat lagi, qaq.
     
  3. Daftar bisa melepaskan stress dan membuat pikiran jadi fokus.
     
  4. Daftar bisa membuat kita nggak menunda pekerjaan, dan memprioritaskan hal-hal yang emang penting dikelarin.
     
  5. Daftar bisa ‘memaksa’ seseorang untuk jujur-jujuran. Misalnya, lo disuruh bikin daftar 10 Cowok Terganteng di Kantor. Atau bikin 25 Random Things About Me itu tadi. Mau nggak mau harus jujur-jujuran ‘kaaan…

Kalo ngeliat sekelumit alasan diatas, kayaknya fungsi dari daftar, tuh, mulia banget ya? Pantesan orang pada doyan bikin list-list-an dalam kehidupan sehari-hari.

***

Tapi ada juga, lho, daftar-daftar yang bikin hati jadi KZL BGT. Dimana lagi kalo bukan di Yaelah.co.

Pertemuan pertama gue dengan Yaelah.co adalah ketika gue menemukan artikel ini (yang kemudian gue share disini). Waktu itu, reaksi gue antara yang, “Anjrit, kocak amaaat…” dan “Anjrit, ngeselin amaaat…” Dan setelah gue ulik, ternyata Yaelah.co secara keseluruhan emang begitu—antara kocak dan ngeselin. Informatif, sih, belum tentu...

Nah, entah sengaja atau enggak, setiap artikel Yaelah.co pasti dikemas dalam bentuk daftar. Ada juga, sih, artikel-artikel yang nggak berbentuk daftar, misalnya artikel review dan wawancara. Tapi artikel-artikel utama mereka selalu mengandung daftar, and each one of them sama aja ngehenya.





Maka dari itu, terlepas dari apapun sebutan Yaelah.co untuk dirinya sendiri—portal berita?—definisi yang tepat untuk mereka menurut gue adalah a collection of ngehe lists! :D

Trus, setelah baca-baca Yaelah.co lebih lanjut, gue bisa merasakan bahwa the writings are from boys, to boys. It’s a boys, boys world pokoknya! Nuansa maskulin pada artikel-artikel mereka terasa sekali, mulai dari judulnya, kalimat-kalimatnya yang tajam, singkat, dan nggak difilter kayak selfie, sampe referensi kisah cintanya.

Perhatikan, gue bilang boys, bukan men. Mungkin karena mayoritas referensi dan pembahasan Yaelah.co terkait kepada pop culture kekinian bingit, ditambah mereka beberapa kali ngebahas soal kehidupan sekolah dan kuliah. Kesimpulannya, Y-Team ini nggak mungkin pada kelahiran tahun 70an, misalnya. 


Sebagai yang lulus kuliahnya satu abad lalu, tentu saja gue jadi merasa uzur. Meski begitu, humor dan analisa dalam artikel-artikel Yaelah.co ini cukup universal, sehingga masih nyambung sama Tante Laila, yang bukan lelaki, dan sudah tidak muda lagi. Alhamdulillah, Tante jadi masih bisa menikmati Yaelah.co… #soundswrong

Eeeh, bentar. Let’s go back a bit. Analisa?

Iyaaa, analisa. Dibalik tulisan mereka yang kayaknya cuma buat geblek-geblekan, sebenernya kemampuan Y-Team dalam menganalisa dan mengobservasi situasi kehidupan sehari-hari, tuh, oke lho, karena hasil observasi mereka sampe bisa dikemas menjadi artikel-artikel tajam dan jujur. Some of them are even deep. Johnny Deep.

Overall, gue harus berterimakasih kepada Yaelah.co, karena berkat mereka, gue jadi terhibur, jadi bisa melupakan beban hidup sejenak, dan jadi bisa tau berbagai harta karun terpendam anak negeri seperti ini:



8 comments:

Anonymous said...

Kufaku band is THE SECOND BEST THING IN THIS WORLD !!.... After ear plug.

Unknown said...

Sekilas mirip malesbanget.com ya Lei...yg kontributornya Christian Sugiono itu...ahem

karienass said...

MAYGAD V-KLIPNYA... 0.o
"biarpun cuaca selalu berubah.. dan musim sering berganti... cintaku hanya padamu.."
LMFAO!!! ya-elaaaaaaahh~~

Leony said...

Duh... gue langsung mules abis denger Kufaku!! Setelah Malesbanget dot com sekarang ada Yaelah ini untuk mewakili trend di taon 2010-an ye. Secara yang satu lagi buat trend di taon 2000-an (alias jaman kite msh muda belia). Segera gue berkunjung dan gue bookmark deh. Kali2 nanti ada tutorial juga kayak MBDC hahaha.

dindajou said...

BAHAHAHHAHAHAHAH... VIDEONYAAAAAAA... :'))))

prin_theth said...

Anon, Karienass, Dindajou: KUFAKU FOR GRAMMY WINNER 2015! Model vklipnya pasti merasa beruntung sekali yah :') Tapi yang lebih epic sih komen-komen di Youtubenya...

Almanda, Leony: Gue jarang loh buka MBDC. Emang mirips bangets kayaknya, tapi ada lah beda rasanya... ciyeee. Emang Csugiono kontributor MBDC?! Wooow.

Dyah Ayu Amallia said...

Ampun deh LAILA AHMAD! *sakit perut liat si Kufaku ini bwahahahahaha. Anyway, kita itu ternyata satu SMA ya bok, gue 70 juga angkatan 2002 tapi kita ga pernah sekelas. Yg gue tau lo anak broadcast UI bareng windy dan flora (which is tetangga dan teman dari SD gue) trus2 gue baru-baru ini aja nemuin blog lo yang isinya suka ga waras namun menghibur haha. Salam kenal ya bok, tetaplah gesrek biar gue ada hiburan. Main-main ke blog gue ya semoga kita berjodoh kapan-kapan bisa ngobrol langsung hihi

prin_theth said...

Dyah: Hahaha hai Dyaaah! Siaaaappp, nanti gue mampir dan komen-komen di blog lo ya. Layoutnya cantik banget by the way!

Post a Comment