Jun 3, 2014

Mari Bebencongan - Leija's Daily Makeup

UPDATED!

OK, dari daftar hal-hal yang belum sempet gue bahas di blog ini (no thanks to hiatus yang kebablasan), let’s pick out something fun… MAKEUP!

IMG_4196

But first, some background. 

Seperti yang udah pernah gue ceritain disini, kulit gue jelek sedari usia puber. Alhasil, sejak umur 13 taun, gue udah bolak-balik ke dokter kulit. Sungguh, gue nggak tau siapa orang lain yang muksinnya udah di-chemical peel pas kelas 2 SMP selain gue. Kalo ada pembaca yang  merasakan hal tersebut, I feel you, sayang! Sini, pelukan dulu sambil suap-suapan Roaccutane…

Sayangnya, meski udah wara-wiri ke 1001 dokter kulit sampe kantong bolong, muka teteup aje bolong-bolong.

Sekarang, jerawat gue bisa dibilang terkontrol. Tapiiii, karena udah bertaun-taun treatment (facial, laser, chemical peeling, dermabrasi, makan daging uler...), tekstur muka gue jadi nggak bagus. Dark spots and acne scars are everywhere, not to mention the humongous pores. Serius, deh. Pori-pori muka gue bisa nadah air ujan, saking gedanya.

Walaupun jerawat udah terkontol, muncul masalah baru: penuaan. Menurut ngana? Namanya juga makin tua, ya, Keriput dan kulit kendur pasti tak terhindarkan.

Itulah kenapa, dulu  gue nggak terlalu suka makeup. Menurut gue, makeup membuat kulit gue jadi tambah ‘pengep’ dan sensitif. Tapi alasan utamanya adalah ini: bagi orang yang mukanya gradakan, mengaplikasikan makeup, tuh, bikin sakit hati lho, because you get to notice every single flaw that you need to cover waktu lagi oles-oles di depan cermin. Selain itu, semahal apapun produk makeup lo, hasil dendongnya pun nggak bisa sesempurna yang diharapkan, karena kanvasnya (a.k.a. muka ngana) nggak ‘bersih’ dan mulus.

Therefore, I rather invest in skincare than makeup. Gue lebih baik nggak punya satupun makeup seumur idup, asal dianugrahi muka mulus.

However, di tahun 2010-2011, gue belajar dari seus-seus cantik Female Daily bahwa… hey, makeup is not that scary after all, lho. Yeah, my skin is still uglay, tapi makeup bisa menonjolkan hal-hal lain di muka gue. I could actually look pretty, yay!

Maka di taun 2011-an itu, gue belajar dasar-dasar makeup yang baik dan benar, dan tentunya mulai ngumpulin alat lenong yang basic-basic juga.

FD ladies, you are my heroes :-*

And then I got pregnant and gave birth, and the whole experience was pretty effin’ tough
, sehingga hilanglah segala hasrat dandan selama dua tahun penuh.

However, this year, I’m baaack...! Halo, traincase-ku! Eh buset, yang udah kadaluarsa banyak amat?!

***

Okay, enough of this too much background! Here’s a breakdown of my daily makeup.

(baidevei, ‘daily’ ini maksudnya mikap yang dipake siang-siang kalo mau cecentilan aja, ya. Gue tetep nggak (mau) pake makeup setiap hari)

FACE

Kalo kulit muka lagi ‘bagus’, gue hanya pake BB Cream serta concealer di bawah mata dan sekitar hidung. Kalau lagi demek, boleh, deh, pake fondesen setitik. Dikiiiit aja.

Gue jarang bedakan, kecuali kalo muka lagi berminyak banget.

Products That I Use

L'Occitane Sublime Beauty Cream. Rather expensive for me, but good enough. Pigmentasinya sangat ringan, jadi nyaris nggak nutupin noda kulit sama sekali. Bak pake tinted moisturizer aja, sih, bikin muka jadi lebih segar dan nggak terlalu kusem. Gue kurang suka formulanya yang sedikit berminyak dan susah rata, tapi ini satu-satunya BB Cream yang warnanya masuk sama kulit gue (gue pake shade Light).

Dulu sempet pake Dr Jart Black Label Detox BB Cream. Itu juga OK. BB Korea lain warnanya nggak ada yang cucok sama akyu.

Bobbi Brown Creamy Concealer. The only concealer that works for me since high school days (dulu boleh nyolong punya mamak, sekarang beli sendiri). Nothing beats this little baby!

Cle de Peau Refining Fluid Foundation. I got this goddamn expensive thing for FREE from my sister, karena dia beli, tapi trus merasa warnanya nggak cocok di dese. Alhamdulillah, cucok di kakaknya :) Rejeki orang baek emang nggak kemana, zzzzz. 

Formula von desen ini lightweight alias enteng, lembab, dan memberikan hasil yang dewy, enggak matte. Paling cocok untuk kulit kering dan/atau mulai keriputan (KAYAK AKUH). Kalo kulit kamu berminyak, siap-siap bedakan atau tempel-tempel kertas roti di muka. Formulanya juga sheer, sehingga cuma ngasih medium coverage alias nggak mampu menutupi bercak-bercak muka dengan sempurna. Tapi alhasil cucok dipake siang-siang tanpa membuat muka terasa ‘tebel’. Hasilnya natural!

IMG_4198

IMG_4220
Ki-ka: Cle de Peau Refining Fluid Foundation, L'Occitane Sublime Beauty Cream
At-Ba: Bobbi Brown Creamy Concealer in Light Yellow, in Beige

IMG_4222
Blended!

EYEBROWS

Duluuu, gue merasa alis gue udah bagus, tebal dan paripurna, maka gue nggak pernah nyentuh mereka tiap dandan. Bahkan kalo lagi didandanin, gue wanti-wanti sama si tukang mikap, supaya alis gue nggak dikelir (DIKELIIIIRR…).

Namun terkutuklah Cara Delevigne yang mengusung tren alis supertebal, sehingga gue jadi merasa alis gue rada kurus. Maka baruuu dua bulan ini, gue jadi rajin ‘ngisi’ alis saat dandan.

I hate a fully drawn brows
. Fake, gila! Jadi gue cuma ‘ngisi’ alis gue dari tengah ke belakang. Yang bagian ujung depan (deket idung) dibiarkan kosong-kosong dikit supaya au naturale.

Products That I Use

Shu Uemura Hard Formula. Walaupun pensil alis ini dipuja setinggi langit, awalnya gue kagak paham bagusnye dimane. Udah bentuknya aneh, nyerutnya harus pake pisau khusus, warnanya susah keluar pula. But then I learned to love this pencil, karena cucok untuk cuaca tropis nan lembab. Formulanya sangat smudge-proof dan awet. Dan ternyata, warna pensil alis ini emang baru keluar kalo udah minyak di kelenjar bulu alis. Duileee…

Sekarang gue jadi berpendapat bahwa lebih baik pake pensil alis yang warnanya susah keluar, daripada pensil alis yang digosek dikit langsung kereng. Soalnya, alis jadi riskan tampak ala Crayon Shinchan.

K-Palette Lasting Two-Way Eyebrow. Selain pensil, gue juga suka keliran alis (KELIRAN ALIIIIS…!) yang bentuknya kuas dan felt-tip gini, karena kita jadi bisa mengarsir alis sampai tampak tebal natural. Trus, walaupun bentuknya kuas dan felt-tip bak spidol, warna yang dihasilkan produk K-Palette ini nggak crong kayak spidol Snowman. Warna yang keluar cukup samar dan lembut, nggak bikin alis jadi alis Crayon Shinchan.

I use this when I’m NOT in a hurry
, soalnya ngarsir bulu-bulu alis dengan pelan tapi pasti tentunya butuh waktu.

Benefit’s Gimme Brow. Gue tergolong telat nyobain brow gel alias maskara alis. Dulu gue males nyoba brow gel karena khawatir akan bikin alis gue ketebelan. Tapi setelah nyoba, I was like, dayuuum! Kok gue telat tau banget, sih? Berkat brow gel, alis jadi rapih, tapi tetep keliatan natural. Pengaplikasiannya pun cepet banget. Sat set, kelar deh.

Sekarang, maskara alis adalah produk makeup favorit gue. Seperti kata Frida, kalo dunia tiba-tiba diserang zombie, maskara alis kudu kantongin dulu.

IMG_4208

Oh ya, belakangan banyak orang suka pake eyebrow pomade, seperti Dipbrow Pomade-nya Anastasia Beverly Hills atau Brow Mousse-nya Tarte, apalagi dengan maraknya tren alis tebel 2014. Sempet penasaran, sih, tapi jujur, gue nggak yakin bisa pake keliran alis model begini dengan sabar tanpa berantakan. Bayanginnya aja udah capek. Maybe one of these days?

EYES

Untuk sehari-hari, gue nggak pake eyeshadow, jadi mari langsung bahas eyeliner, yes?

Intinya: ZOMG. Kalo gue jabarin sejarah kisah cinta gue dengan eyeliner, panjangnya bakal ngalahin sejarah kisah cintanya Aurel Hermansyah. It’s too long!

Anyway, dulu gue cuma mau pake eyeliner cair. Pake yang tipe dip-brush OK, tipe felt-tip/’spidol’ OK, tipe gel dan pake kuas… yah, nggak fasih sih, tapi masih OK.

Namun, taun ini, gue mulai jatuh cinta sama eyeliner pensil, karena hasilnya tampak lebih ringan, natural, dan nggak ‘setegas’ liquid liners. Muka gue jadi nggak keliatan kayak mau makan orang. Yay for pencil liners!

Selain itu, bulan ini gue baru nambah skill: bisa nge-‘tightline’ kelopak mata. Yaaaassss, Allahurobbi! Berhubung gue cuma berani nge-‘tightline’ pake pencil liner, maka peran pencil liner menjadi semakin penting untuk keparipurnaan rias mata gue.

Untuk sehari-hari, gue lebih suka mengaplikasikan eyeliner di garis bulu mata doang, nggak ngegarisin satu kelopak penuh. Lagi-lagi, supaya hasilnya lebih natural.

Products That I Use

Liquids: Dolly Wink Liquid Eyeliner, K-Pallete 1 Day Tattoo Eyeliner, Make Up Forever Aqua Liner, dan Bobbi Brown Long-Wear Gel Eyeliner.

Pencils: Bourjouis Contour Clubbing Waterproof Eye Pencil, Make Up Forever Aqua Eyes Waterproof Eyeliner Pencil.

IMG_4207

IMG_4223
Ki-ka: Dolly Wink Liquid Eyeliner, K-Pallete 1 Day Tattoo Eyeliner, Make Up Forever Aqua Liner, Bobbi Brown Long-Wear Gel Eyeliner. At-Ba: Bourjouis Contour Clubbing Waterproof Eye Pencil, Make Up Forever Aqua Eyes Waterproof Eyeliner Pencil.

IMG_4224
Smudged!

BANYAK, YAH?! Masih punya wishlist eyeliner, pula. Zzzzz.

Gue merasa belom nemu eyeliner holy grail alias sempurna buat gue, baik dari segi warna, formula, maupun smudge-proof-nya untuk kelopak mata gue yang super berminyak ini.

EYELASHES

Dulu, pake maskara, tuh, wajib bagi gue. Tapi kemudian gue baca sebuah artikel, yang bilang bahwa maskara mulai nggak musim. Setidaknya di runway Spring 2014, model-modelnya udah kagak maskaraan lagi. In fact, they nearly don’t wear makeup at all.

Sebenernya, sih, gue nggak pernah percaya sama tren. Suka-suka lo deh, mau dandan kek gimana, yang penting pede. But the article really got me thinking bahwa makeup itu emang harus less is more.

Alhasil, gue sekarang rada jarang pake maskara. Kalo lagi merasa ‘cantik’ dan nggak butuh banyak makeup, gue akan melongkap eyeliner. Cuma jepit bulu mata, lalu pake maskara. Sebaliknya, kalo lagi pake eyeliner, gue nggak pake maskara.

Tapi kalo lagi centil, ya teteuuup… pake dua-duanya. Hihihihi.

Products That I Use

Sekarang gue lagi pake Maybelline Volum Express The Rocket dan Benefit They’re Real! I have a love-hate relationship with this Benefit mascara. Soalnya, kadang dia bisa menghasilkan bulu mata mekar idaman, kadang malah clumpy dan menggumpal banget. So, it’s a hit and miss. Dimana yang salah, ya? Is it my application? Is it the formula?

IMG_4206

I really miss Majolica Majorca Lash Expander mascara, yang formulanya udah bak racikan surga. It’s never clumpy, dan selalu sukses bikin bulu mata jadi panjang melambai berkat fiber-fiber canteknya. It’s not volumizing, though. Yang mau ke Hong Kong, titip dooong!

CHEEKS


Pokoknya, aku cinta cream blush on, dan cuma mau pake cream blush on. Sekian!

Products That I Use

Seperti eyeliner, sejarah asmaraku dengan cream blush on juga lumayan panjang.

Sekarang ini, gue lagi suka (dan kayaknya bakal tetep suka untuk periode waktu yang lama) dengan NYX Rouge Cream Blush. Murah, gampang dicari, warna-warnanya ngene, formulanya super blendable alias gampang dibaurin, dan konon keawetannya ngalahin cream blush on Chanel.

IMG_4210

IMG_4229

LIPS

Seumur hidup, gue nggak pernah suka produk bibir, apapun itu—lipgloss, lipstick, lipstain, dan sebagainya. Kenapose? Pertama, bibir gue lebar dan semi tebel, dan teksturnya penuh kerut meski gue nggak ngerokok. Gigi geda-geda kayak kuda pun. So my mouth area is not cute at all, that’s why I don’t do lip color.

Kedua, lip products membuat gue jadi susah makan, minum, dan ciuman. I hate eating lipsticks and/or reapplying them. Kelar.

Ketiga, menurut gue—atau ini perasaan gue doang ya?—orang hanya cocok pake gincu kalo kulitnya mulus. Entah kenapa, mata gue berkata, lip colors bisa membuat kulit demek makin demek, especially in bold colors. Jadi kalo mau tampil dengan pewarna bibir, kulit kita tuh sebaiknya semulus mungkin. Too bad I don’t have that :(

Well, taun 2011, gue beli lipstik warna merah dan fuschia, siiih, demi tren bold lips. Itu pun untuk acara khusus di malam hari aja.

Tapi bulan ini, gue mulai melirik lip products, karena baru menemukan teknik ngewarnain bibir dengan teknik ombre alias gradasi ala gadis-gadis Korea.

Intinya, kita cuma mengaplikasikan warna di bagian dalam bibir.  


There are many methods for achieving this ombre lips look, tapi cara gue kurang lebih begini: pake lipgloss, lalu totol-totolin lipstik di bagian dalam bibir, kemudian ratakan dengan jari. Hasilnya, bibir menjadi kemerahan di bagian dalem aja, nggak di seluruh bibir. Miriiiip orang demam / sariawan. That’s why some people call ombre lips ‘bibir panas dalem’, hihihi.

For me, the best color to do this look is bright red. Think MAC Ruby Woo.

Kenapa gue suka dengan tampilan bibir ombre atau gradasi ini? Pertama, karena bibir nggak diwarnai sepenuhnya, sehingga bibir gue nggak tampak mendominasi dan mengintimidasi, hiiii. Soft-soft aja, deh. Kedua, karena teknik ini membuat bibir gue tampak sedikit lebih tipis and therefore, a bit cuter (I think). Ketiga, pengaplikasiannya gampang. Nggak perlu lipliner, lip brush, dan sebagainya.

Alternatif dari ombre lips adalah pake lipstik di bagian tengah bibir saja. Caranya kurang lebih sama—kenakan lipgloss, trus totol-totolin lipstik di bagian tengah bibir atas dan bawah. Jadi, lipstik nggak dipulasin ke seluruh bibir.

I still do bold lips for special occasions
, lengkap dengan base concealer, lipliner, lip brush, dan sebagainya. Tapi untuk sehari-hari, I only do tinted lipgloss, ombre lips, or none at all. Aku mau makan (dan ciuman) dengan tenaaaang!

Products That I Use

Untuk tampilan bibir panas dalam, gue pake Benetint Lip Balm SPF 15 dan Shu Uemura Rouge Unlimited Supreme Shine. Lipstik Shu Uemura ini hasil nyolong dari meja mikap nyokap gue, hihihi. Alhamdulillah, kok cucok. Warna merahnya OK, dan formulanya nyaman di bibir—cukup lembab tapi nggak terlalu glossy.

IMG_4211

By the way
, untuk bibir ombre ataupun nggak, gue lagi sangat ngidam beli lipstain-nya YSL Rouge Pur Couture. Tolooong, mahaaal... #kode #sekodekodenya

And that’s all! To recap, daily makeup gue terdiri dari BB Cream (+foundation, kalo mood), concealer, gel brow (+pensil alis, kalo mood), eyeliner, maskara, blush on, dan lip products kalo lagi pengen. Kalo lagi super centil, kadang pake highlighter juga di ujung mata, tulang pipi, dan bawah alis. Highlighter-nya apa? Eyeshadow Urban Decay ditotol-totolin pake jari, hihihi.


Nah, kalo begini nih daily makeup, night makeup-nya beda lagi, dong? Emberan. More on that later, lah.

Selamat bebencongan, cantik!

13 comments:

Anonymous said...

aduuhh...gue harus nanya nih. Itu yang tentang makan daging uler seriusan atau becanda? Soalnya emang pernah denger ada yg bilang daging si binatang yang malas kusebut namanya itu bikin kulit mulus. Pas kecil gue korengan dan ada yg nyuruh makan daging tsb juga tapi tentulah gue udah gemeteran duluan mikirnya

prin_theth said...

Rika: BENERAN. Tapi makan daging ular itu buat eksim gue sih, Rik, bukan jerawat. Gue cuma pernah makan sekali, waktu kecil, itu juga pake diboongin... Soalnya dulu eksim gue nggak sembuh walau udah ke 9 dermatologist! Ajigileee...

qonita said...

kok ga ada foto hasil make upnya sih,hihihi

Leony said...

La, kata emak gue, eye liner liquid paling juara itu Kanebo, dan pensil alis paling juara itu Viva yang mursida. Gue kira boong, eh ga taunya si Willy W2 juga mengakui, bahkan make up artist lain juga pake itu. Mungkin kudu ditambah di dalam produk yang elu kudu pake kali hahahaha. Ini ngga ngeracunin kok, soale mestinye ga mahal :P

Dan kalau ngeliat berbagai produk yang elu pake, gue sangat-sangat merasa jelata. Jelata banget. *meratapi titik2 biang keringet di jidat*

prin_theth said...

Qonita: Hihi, iya makanya menyusul yaaa.

Leony: Viva emang udah legendaris bertaun-taun yaaa, masalahnya warnanya terlalu merah buat guweh hihihi. Seandainya warnanya OK, formula Viva sih emang top.

HETS, jangan salaaah... Gue ngumpulin segala lenongan ini bertaun-taun, terutama kuas-kuasnya huuuh. Gile, dicicil dari 2010!

Untuk mikap, gue juga selalu nyari sale, hibahan emak/adek, beli travel/sampke size atau beli share-share-an di forum Female Daily. Banyak cara menuju medit :) Emang nggak musti mahal, yg penting cucok yaaa.

JJ said...

daaan... gue mengangguk2 terus pada bagian prolog. jerawat, pori2 besar, komedo.. Dan sekarang fine line... mungkin growing up dengan kulit yang bolak balik ke dokter kulit memang you turn into skin junkie rather than make up junkie ya..

setahun ini mulai agak menyentuh make up karena temen2 kantor pada suka dandan. tapi kok demen amat enestesya, syenel, way es el, edembre2. sini cari dupenya aja daaah..

anyway, sumpah ya. posting ini kurang lengkap tanpa foto before - after =)))

Rachmi Zen said...

whuuaa itu bibir enddees mbak...arghh seandainya heheh...

mbak, boleh titip link giveaway? Siapa tau ada yang minat ^^ makaassihh ya...

http://dunia-mimie.blogspot.com/2014/06/giveaway-nya-ultah-suami.html

kelincitertidur said...

se...se...sebenenya aku menunggu ada foto di bawahnyaaaaa.. ini lho hasilnya laila dalam trend warna 2014.. tapi kok ora ono huhu kuciwakk :( :p

Cika said...

Kak lei,makasi tips ombre alias panas dalem nya yaaa
Mana katanya mukanya bolong2 ? Dusta ah. Pas ketemu di femaledaily mulus gitu aaah :))))

bolissa said...

Eh bencyooong (sendirinya bencong)..

Senada dgn jej kata akiks Benefit's They're Real mascara kok gak semantap iklan org2 ya.. Gue lebih suka mascaranya Max Factor yg believe it or not MEGANG BANGET. Mirip2 sama Maybelline tapi lebih okerio aja.

Trus utk eyeliner gue lebih suka yg gel. Awalnya sih sok ya pake MAC, lama2 degradasi pake Silky Girl eh tak dinyana bagus lho trus udah ada kuasnya pula haha bahagiaa.. Bisa hemat doku utk beli lipstick lagi lipstick lagi lipstick lagi..


Anonymous said...

Pernah ada postingan selfie yg dlm mobil.. acara apa gitu ya.. yg lu blg fotonya ga ada yang fokus waktu di fotoin org laen.. nah itu dandannya keceeeh La..

Sarah Puspita said...

*nungguin update-an night make-up*

:>

Icha said...

Ombre lipsnya keren banget. Baru liat yang kaya gini, musti coba nih.

Post a Comment