Dec 27, 2013

I Survived Singapore's Halloween Horror Nights 3! (Again, Barely)


Alhamdulillah, ya, gue anaknya pantang menyerah. Jadi meski telat seabad, dan setengah mati menggali memori, I present to you: Singapore's Halloween Horror Nights 3's trip report!  

Posting ini merupakan kelanjutan dari ini.

It's gonna be another looooooong post. Pecah, deh, rekor blogging gue. Asli. Brace yourself!

But before, a disclaimer: I don't own most of the images here. They belong to the websites that I noted under the pictures (Thanks, Nicholas!)

***

Latar belakang dulu, ya.

HHN 2013 adalah HHN ketiga yang diadakan di USS.

HHN sendiri adalah acara Halloween terbesar di Singapura, dan kayaknya di Asia Tenggara, CMIIW (kalo kata Smita, CMIIW Malang :D)
 
Taun ini, tema HHN adalah the Three Sisters of Evil, menampilkan Maiden of The Opera (siluman aktor opera Cina), Crone of the Forest (mak lampir), dan Daughter of the Undead (vampir).



Maiden of the Opera
(from the website) The vainest and proudest of them all, the prima donna Maiden of the Opera is obsessed with beauty and fame. When she is denied of what she wants, she transforms into a vindictive monster and wrecks havoc to all around her.


Crone of the Forest
(from the website) Cruel and manipulative, the Crone of the Forest enjoys unleashing the hideousness of her witchcraft upon others. Here in the forest, her sacred ground, she feeds off anger and harvests vengeful energies to wreak havoc in this forsaken place.


Daughter of the Undead
(from the website) Impulsive and full of raw evil energy, the Daughter of the Undead is the face of innocence that belies a deep seed of darkness. This is a child who gets all she wants and right now, she is thirsty for blood.

… kemudian gue menyadari bahwa ketiga maskot tersebut mewakili tiga kultur utama di Singapura: Barat (vampir), Melayu (mak lampir), dan Cina (siluman aktor opera Cina). Pinter nggak sih, akyu? *enggak*

***

Saat HHN berlangsung, seantero USS dibagi menjadi tiga area: rumah hantu, scare zones, dan kawasan netral.

Seperti taun-taun sebelumnya, HHN 3 menampilkan tiga rumah hantu. Taun ini, ketiga ruhan tersebut adalah Adrift, Song of Death, dan House no 13: Possessions.

Detil cerita rumah hantunya nanti, yaaa.

Selain rumah hantu, USS juga merombak tiga areanya menjadi scare zones. Menurut Wikipedia, scare zone adalah “specific outdoor areas that feature theming and costumed characters with the intent of scaring people who walk through the areas. To get to certain areas of the park, it is necessary to travel through these scare zones.”

Bagi yang LIA-nya masih Pre-Basic, pada intinya, scare zone adalah kawasan yang dirombak menjadi area menakutkan, sesuai dengan tema yang ditentukan. Scare zone juga dipenuhi oleh aktor-aktor hantu untuk ‘menyerang’ para pengunjung.

Bedanya sama ruhan? Ruhan ya ruhan, sebuah bangunan temporer, ada jalur khusus untuk pengunjung, masuknya perlu akses tiket, jadi kita cuma boleh masuk sekali, nggak boleh berkali-kali (DIH, SIAPA JUGA YANG PENGEN?!). Selayaknya rumah hantu walkthrough biasa lah, ya.

Sementara scare zones adalah kawasan, nggak ada bangunan indoor, dan nggak ada jalur khusus. Masuknya nggak perlu akses tiket, sehingga kita bisa nongkrong selama apapun disana (TAPI LO AJA SENDIRI, YAAA).

Dan nggak seperti ruhan, scare zones tuh tak terhindari. Jadi kalo ke HHN, mau nggak mau kita harus ngelewatin scare zones, kalo nggak mau terjebak di satu tempat. Kezaaam!

Taun ini, HHN 3 menampilkan tiga scare zones, yaitu Forbidden Forest, Attack of the Vampires, dan Convention of Curses.

Again, detil cerita scare zones-nya nanti aja, yaaa.

Selama HHN berlangsung, beberapa wahana USS dibuka seperti biasa, yaitu Monster Rock, Lights Camera Action, Transformers, Accelerators, Revenge of the Mummy, Canopy Flyer, Enchanted Airways, dan Shrek 3D.

Seharusnya Battlestar Galactica juga buka, tapi wahana itu tutup secara misterius sejak Juli 2013, entah sampe kapan.

***

Nggak seperti di Sentosa Spooktacular malam sebelumnya, gue sangat, sangat, sangat excited mendatangi Halloween Horror Nights. Sebagian mungkin karena syaraf takut gue udah putus di Sentosa Spooktacular (SOOOKKK! Padahal cuci muka malem aja masih takut…). Sebagian karena gue tau, HHN bakal lebih keren daripada SS.

As dramatic as it sounds, pas masuk USS, gue sampe teriak, “YA ALLOH, BAGUS AMAAAAAAT!" dengan kampungan.

It really was. My mind was blown.


Kalo mau dibanding-bandingin, SS tuh suasananya lebih ke arah suram, sempit, buluk, sumuk, kayak masuk ke ruhan Taman Safari. Serem, sih, tapi seremnya acak-acakan.

Sementara area USS 'kan luas, dan berkat special effect yang canggih, atmostfer HHN terasa jauuuh lebih keren. Efek lighting dan kabutnya mantap, bersatu padu dengan rapi dan ciamik. Suasananya tetep ngeri, kok, tapi ngerinya tuh… epic. It’s like you stepped into a horror movie set.

I loved how HHN made me feel. Instead of takut pada pandangan pertama, gue malah excited dan terkagum-kagum. Cuintak!

Setelah ber-WAW-WOW-WAW-WOW dengan norak, hal pertama yang gue temukan adalah ketiga maskot HHN 3—Maiden of The Opera, Crone of the Forest, dan Daughter of the Undead.

SISTERS OF EVIL
Lokasi: Hub Hollywood

Seperti di tahun-tahun sebelumnya, event HHN selalu dibuka oleh opening ceremony (scaremony!). Scaremony ini berlangsung setiap malam HHN (bukan cuma di hari pertama doang), jam 7 malam.

Bintang utama 'acara peresmian' ini adalah maskot HHN, tentunya. This year, it's the three sisters, of course. We missed this opening ceremony, sebeeeeeel. Padahal seru, yaaa. Thank God for Youtube.



Seusai opening ceremony, ketiga maskot ini pindah ke sebuah set panggung di hub USS, dimana para pengunjung bisa foto bareng mereka. Kita bisa pake kamera sendiri (gratis, tapi asa sungkan), atau kamera kru USS (tapi bayar)

Karena ngejar waktu masuk scare zones dan ruhan, kami nggak foto bareng, cuma ngamatin dari jauh.



Seriously, they were all SUCH good actors. Walaupun harus berkali-kali pose dengan ratusan pengunjung, mereka konsisten menghayati peran masing-masing. Nggak pake encok. Ditambah dengan kostum serta mikap-nya yang epic, USS had done a brilliant job.

***

Dari situ, kami nggak tau mau kemana. Nggak seperti di Sentosa Spooktacular, HHN 3 nggak punya rute A-B-C-D. Terserah, deh, mau ke scare zones atau ruhan mana duluan. Ples, kami nggak megang peta, jadi yakin aja sama kata hati. Cus!


Dari panggung trio cantik, Teguh memutuskan untuk belok kiri, dan berjalan searah jarum jam.

Kami melewati kawasan Madagascar. Tampak normal. Lalu Far Far Away, masih normal. Nggak ada bau-bau horor, so I guess they were neutral zones, ya?

Di Far Far Away, kami melipir naik wahana Enchanted Airways dulu, berhubung antriannya sepi blong.

Kelar naik coaster, kami jalan lurus ke area The Lost World. Daaan, eng ing eng, ketemu deh sama scare zone pertama – Forbidden Forest!

Waktu itu, gue masih nggak mudeng dengan konsep scare zone. Kirain HHN tuh cuma punya ruhan thok, kayak SS. Jadi pas ngeliat gerbang Forbidden Forest, gue sok tau, “Okeee, ini gerbang ruhan pertama, nih! Yok, masuk yok!”

Tapi… kok… gue malah nyangsang di hutan? Mana ruhannya?! Mana antriannya?! Maaak, aku kok malah dikejar pocong?

FORBIDDEN FOREST
Lokasi: Kawasan The Lost World

From the website: The Villagers say that only fools venture through these woods after sunset. Here on the outskirts of town lies the land of the forsaken and the forgotten – the kingdom of the Crone. A grand dame of black magic, she eternally prowls the night for unsuspecting souls to whet her insatiable appetite. Tread swiftly for the dark shadows are vicious, and morning is only a fool's dream.

Scare zone Forbidden Forest ini di-set seperti sebuah hutan, dekat perkampungan Melayu. Ceritanya, hutan ini dikuasai oleh seorang mak lampir (si Crone of the Forest itu, lho) yang mengincar penduduk kampung yang pada nyasar ke hutan kekuasaannya ini.

from dejiki.com


Ceritanya mereka adalah warga kampung yang kena santet sang mak lampir, sehingga 'terpasung' begitu. Anjret.
from dejiki.com


Poster-poster 'orang hilang', menandakan banyaknya warga yang hilang di hutan terkutuk.
from dejiki.com

Di dalam hutan ini, makhluk-makhluk manis seperti pocong, kuntilanak, dan dukun santet bebas berkeliaran.

Dari semua scare zones, Forbidden Forest ini mutlak yang paling nakutin, nyebelin, dan pengen gue bumi hanguskan pake bom atom.

First of all, the setting is very spookily done. Lokasinya di kawasan The Lost World, yang emang udah rimbun dengan pepohonan, sehingga untuk menyulapnya menjadi Forbidden Forest, tinggal ditambahin sedikit lighting dan fog effect, maka… voila! You got yourself a really creepy forest. Scary shit.






Secondly, Forbidden Forest ini adalah scare zone yang terasa paling menakutkan bagi orang Indonesia macam kita-kita, lantaran mereka menampilkan hunta-hunta Asia Tenggara yang sudah dekat di hati. Hiiii!

Swamp Thing?
from dejiki.com

Kalo yang ini udah pada afal lah, ya.
from dejiki.com





I love how they really incorporate the Melayu elements in the costumes, mulai dari kebaya encim, batik, sampe sarung Jumatannya nggak ketinggalan, qaqaaa...
from dejiki.com

One of Forbidden Forests’ characters that I honestly love/hate is the Tukang Teriak. Entah nama aslinya apaan, tapi gue nyebutnya Si Tukang Teriak.

Perwujudannya kayak dukun cewek Jamaica, berkulit hitam (item asli. I think they hired an Indian/Afro-American lady), berambut gimbal, berpakaian bak suku pedalaman, dan mukanya penuh coreng moreng khas suku tribal. Dese bawa-bawa semacam kerincingan yang berbunyi nyaring.

Enggak serem BANGET, sih, tapi lumayan ngeri karena penampilannya ‘mengancam’. Kayak orgil yang suka nangkring di lampu merah.

Nah, suasana di Forbidden Forest ‘kan gelap bingit, nih, sementara penampakan si Tukang Teriak juga item-item nyaru. Sehingga dese dengan mudahnya mengendap-ngendap ke pengunjung yang sedang lengah, trus TERIAK SEKENCANG-KENCENGNYA sambil ngebunyiin kerincingan sialannya itu.

Gue nggak pernah denger teriakan semenakutkan, semelengking, dan sekenceng itu!

Salut, deh, sama Universal Studios Singapore—kok bisa nemu aktor yang fes-nya cocok jadi dukun sekaligus bisa teriak ultrasonik gitu, sih?

Si Tukang Teriak berkeliaran di gerbang masuk Forbidden Forests, and she set the bar for the guests who’s preparing themselves to come inside. Ibaratnya, belum masuk aja udah sport jantung, gimana di dalem?

Terbukti… gue mending diteriakin 3x sama si Tukang Teriak daripada harus menginjakkan kaki di Forbidden Forest lagi. Pasalnya, seperti yang udah gue sebutkan, Forbidden Forest adalah scare zone yang paling mantap di HHN 3. Sebagai ilustrasi nih ya, special effect yang paling prominent di Forbidden Forest adalah kabutnya. Tebeeel banget… sampe-sampe kita nggak bisa ngeliat kalo dari semak-semak, ada seonggok makhluk merayap keluar T___T

Baru syok karena dihadang makhluk ngesot, tiba-tiba ada sekelebat putih-putih di pohon tepat di depan kita. Si putih itu ternyata kuntilanak, yang sedang menggumamkan lagu Nina Bobo sambil nangis. Akupun mau ikut nangis… hik, hik. hik...

Ini orang beneran, lho, bukan prop :(
from dejiki.com



Satu insiden yang paling miris / jenaka adalah ketika gue dan Teguh harus melewati sebuah jalan setapak yang dipenuhi oleh pocong.




NAH INI DIA!
from dejiki.com

Asli, we were like… mematung. Bener-bener mematung, dan berharap orang-orang dibelakang kami mau jalan duluan. Tapi ternyata orang-orang dibelakang kami… juga ikut mematung. Akhirnya terjadi insiden liat-liatan.

Us: “We’re not going first.”
Them: “We’re not going first either.”

Sampe Teguh ngakak dan pada akhirnya kami berjalan berangkulan bersama, menghadapi segerombolan pocong siakek. Akrab kayak opening credit Beverly Hills 90210! :)))


Setelah akhirnya selamet keluar dari Forbidden Forest, gue dan Teguh liat-liatan bingung. BOKKK, MANA RUHANNYA? Trus gue baru ngeh… oooh, yang tadi kami lewatin tuh scare zone. Bukan jalur menuju ruhan. Zzzzz.

Okelah!

Setelah celinguk-celinguk, kami berjalan kearah Waterworld. Bukan buat nonton atraksi Waterworld, tapi karena salah satu ruhan HHN terletak disana. Cuusss…

HOUSE NO. 13: POSSESSIONS
Lokasi: Waterworld area

From the website: House No. 13 for Sale! Some say that the occupants of this crumbling mansion are recluses, but the horrific truth is they are imprisoned here by Evil Spirits. Their dream home is just a memory. Enter if you dare – but brace yourself for a house-viewing like no other as the tables have turned!

House No 13: Possessions ini adalah sebuah rumah hantu bertema… rumah hantu. Literally. Ceritanya, rumah ini adalah sebuah rumah angker for sale, dan kita adalah calon pengunjung yang mau cek-cek ombak.

Menurut gosip-gosip tetangga, penghuni rumah no 13 ini anti-sosial dan nggak pernah keluar rumah. Padahal sebenernya, mereka terperangkap oleh arwah-arwah jahat yang menghantui rumah ini. Sekilas, rumah no 13 ini keliatan “normal”, but actually everything in this house is possessed, demonic, and will come and get you.

Dan kini… rumah no 13 sedang dijual. Banting harga banget, lho! Tertarik mau house-viewing? Hiiii!



Saat ngantri, seorang bule berseragam pegawai jalan hilir mudik. Gue kira dia staff HHN biasa, tau-tau dia nyamperin dan berbisik di kuping gue, “I wouldn’t go in there if I were you…” Nyosss, bulu kuduk berdiri semua!

Ketika kami hampir mencapai pintu masuk ruhan, ada seorang ibu-ibu bule cerewet, berinteraksi dengan semua pengunjung. Dese nih bawel banget, but in a disturbingly pushy way. Senyumnya (sengaja dibikin) fake, with crazy eyes dan gestur kasar. Dikit-dikit nggebrak dinding, tapi tetep sambil senyum-senyum gila.



Pada akhirnya gue nyadar, ceritanya do’i adalah 'makelar' yang sedang maksa kita beli rumah ini. Brilian.

Komen-komennya pun provokatif, semisal, "Ayooo, siapa tertarik beli rumah ini? Bagus banget, lho, murah! Oh, asep-asep yang keluar itu cuma karena pemilik rumahnya lagi masak, kok... Jangan khawatir! Udah termasuk furnitur, lho!"

Okelah, mari kita mulai.

Seperti yang sudah gue ceritakan, kita ini ibarat sedang house viewing ke sebuah rumah ‘terkutuk’. Kita kudu jalan melewati semua ruangan di rumah ini—kamar tidur, dapur, kamar mandi, ruang tamu, dapur, loteng, dsb—dan di setiap ruangan terdapat adegan-adegan horor menanti kita.

Total jendral ada sekitar 20-22 adegan disini. Gilak.

Keluarga bahagia. Not. 
Perhatikan, sepanjang ruhan ini, beberapa anggota keluarga akan muncul.
from dejiki.com



Wallpaper hidup!
from this website


The kitchen set scene.
from dejiki.com

from this website


The grandmother crying for help. 
from dejiki.com



Tiga ruangan yang paling kampret menurut gue adalah loteng atas, kandang hewan peliharaan, dan garasi.

Di loteng, tersebar puluhan boneka dan mainan ngeri melototin kita. Gue, yang selalu trauma dengan konsep 'mainan hidup' (well, except Toy Story), mau pingsan saat melangkah ke ruangan ini. Apalagi pas disambut oleh badut jack-in-the-box yang tiba-tiba mencuat keluar, mamaaaa...!

 OMG, I hate you so much.
from this website

Di kandang hewan peliharaan, kita berasa ada di pulau Dr Moreau, karena hewan-hewannya ‘cacat’ atau mutan semua. Ada anjing berkepala dua lah, kucing yang udah setengah membusuk lah, dan di salah satu kandang tersebut, ada aktor yang didandanin kayak… anjing raksasa? Tentu saja jangan bayangin Pluto ya, tapi semacam hewan jejadian. Jangan-jangan bisa ngepet.


Monster jejadian ini meringkuk di sebuah kandang sempit yang ditaro di lantai, jadi sewaktu-waktu, dese bisa nggraok pergelangan kaki kita. Bhuangkeeee.

Dan di garasi, kita bisa menemukan bapak dari keluarga ini sekarat di dinding, ketojos gergaji mesin, teriak-teriak minta tolong sembari darahnya muncrat-muncrat ke kita.

The dying father. Well, they're all dying, sih...
from dejiki.com

Okedehyukpulangaja T___T

Asli, begitu keluar dari ruhan House No 13: Possessions ini, jiwa dan raga serasa kehirup sari-sarinya. Lemes dan letih luar biasaaaa…!

But at the same time, gue pengen kasih standing applause untuk rumah hantu ini. It was so goddamn amazing, so goddamn scary, nggak ada celanya SETITIKPUN.

Pertama, set-nya luar biasa. Selamat tinggal tembok kardus, cat pilok, dan rumbai-rumbai kertas krep yang ada di Sentosa Spooktacular atau ruhan-ruhan Jakarta. GOODBYE! Nggak ada begitu-begituan di ruhan HHN. I swore everything felt strong and solid, walaupun ini juga ruhan temporer, ya.

Kedua, efeknya mantap. Ada banyak optical illusions, seperti sosok-sosok yang mau mencuat keluar dari balik wallpaper. Setakut-takutnya gue, ada beberapa efek yang membuat gue BERHENTI jalan dan memicingkan mata sambil mikir, “Itu apa sih? Bikinnya gimana?!” Efeknya membuat gue melupakan ketegangan gue sekejap, and that was a great thing. 

Sound system-nya baguuuus, nggak murahan ala rekaman pake leptop #menurutngana. Kencang menusuk kuping, pula. Really, you can hang out OUTSIDE the trail, and listen to the awesome inside sounds. Plok plok plok!

Check out the audio tour!

Trus, gue nggak tau ini disengaja atau nggak, but the whole place was so damn hot. Panas pengep kayak nafas depan knalpot. Ditambah dengan setting-an ruhannya yang sempit, makin megap-megap lah gue. But it definitely adds to the tension.

Ketiga, karakter-karakter hantunya keren pisan! Aktiknya solid, niat, dan sangat agresif. Makeup serta kostumnya pun amboooi.

Keempat, ruhannya nggak kelar-kelar alias panjaaaang banget. Disaat kita pikir trail-nya udah kelar… eh, ada lagi! Trus ada lagi! 20 adegan, bok, bayangin aja. Capek, sih, tapi karena efek-efeknya keren, ada setitik rasa enjoyment dalam hati.

Oya, jalur rumah hantu ini pun bikin claustrophobic karena langit-langit dan dindingnya mepet banget.

Salah satu hal yang paling berkesan buat gue adalah ketika kami harus melewati sebuah lorong sempit, dimana badan kita dipepet oleh tembok kanan-kiri. Temboknya terbuat dari bantalan, sehingga empuk, tapi kita harus setengah mati menyeruak melewati lorong ini. KALO ADA YANG MENGGERAYANGI AKU GIMANA?!

Semua poin kekerenan tersebut berlaku untuk semua ruhan HHN, bukan cuma House No 13: Posessions doang. Tapiiii… tanpa gue ketahui sebelumnya, ternyata ruhan ini adalah yang tersadis di HHN 3. Hal ini gue buktikan sendiri setelah membandingkan ketiga ruhan yang ada, plus baca-baca review di Internet.

Sialaaaaaaan, ruhan terkeji malah yang pertama gue masupin!

Fakta ini juga terbukti karena House No 13: Posessions adalah satu-satunya ruhan di HHN yang ada kameranya. Gue baru tau pas keluar, karena menemukan booth yang ngejual foto para pengunjung, hasil jepretan diem-diem di dalem. Kabarnya, lokasi kamera ini dipindah-pindah secara berkala, jadi pengunjung nggak bisa mengantisipasi letaknya.

Biar senantiasa dapet muka-muka asem bin candid, gitu.

Terbukti sih. Muka-muka para pengunjung emang hasyem semua di foto. Mengkerut dan kisut!

Gue sendiri ngakak pas ngeliat foto diri sendiri—satu tangan tutup kuping, satu tangan mencengkram Teguh, mata merem, tapi BIBIR TETEP SENYUM MEREKAH. Tanpa sadar, gue masih memegang prinsip “senyumku, ayat kursiku” yang gue ciptakan di SS, ahahahaha. Yeuk, mari.

Oya, berbeda dengan SS, sistem masuk ruhan di HHN nih tanpa kloter. Semua pengunjung blasss aja gitu, ngalir kayak air, pepet-pepetan kayak sardencis. Gue rasa ini disengaja, karena kalo dibikin per kloter, gue haqqul yakin pada koit ketakutan.

SONGS OF DEATH
Lokasi: Jurassic Park Rapids Adventure area

From the website: A starlet's songs of vengeance turn into a spine-chilling requiem for her troupe. Step into the once flourishing Chinese Opera Academy and re-live the bloody massacre by a vindictive prima donna – The Maiden of the Opera.

Bangunan ini tadinya adalah sebuah akademi troupe Opera Cina ternama, dipimpin oleh seorang aktris cantik dan berbakat. Tapi karena termakan oleh ambisi dan rasa iri, she became murderous, membunuh para saingannya operanya, dan membuat akademi Opera Cina yang tadinya mewah dan ternama menjadi… yagitudeh. Are you ready to see the Maiden of the Opera performs?



Antrian ruhan ini berlokasi di di antrian wahana Jurassic Park Rapids Adventure.

Setelah melewati antrian, kita disambut oleh sebuah teater Opera Cina.


Gerbang masuk menuju set panggung opera Cina.
from dejiki.com

Set-nya betul-betul seperti panggung opera jaman dulu, dengan panggung yang realistis, bangku-bangku kayu untuk penonton, dan seorang performer yang menari di atas panggung. Dese bergerak perlahan, seperti kesurupan, diiringi dengan musik yang mencekam.



Namun yang paling menakutkan menurut gue bukan performer maupun musiknya, tetapi usher pertunjukkannya. Well, at least I think he’s an usher. Sosoknya adalah seorang bapak-bapak berbaju lusuh, mukanya disfigured dan ancur, tangannya memegang gong kecil yang dibunyikan setiap pergantian babak pertunjukkan.

So he just stood there, banging his little thing—gong, gong, gong—while staring at us. Glek.

Area panggung opera ini masih bagian dari antrian, bukan bagian dari ruhan.

Ketika sudah melewati area ini, kita masuk ke gedung backstage teater, and this is where the real haunted trail begins.

Ruhan Songs of Death ini terdiri dari ruangan-ruangan selayaknya sebuah akademi opera Cina. Ada ruang pemujaan untuk leluhur (penuh dengan hio dan tablet), ada ruang rias, ada ruang alat musik, dan ada asrama untuk para performer. Setiap ruangan ditata dengan detail dan realistis. Alat musiknya tampak beneran, begitu pula dengan guci-guci antiknya.






Favorit gue adalah ruangan asrama (dormitory), dimana terdapat dipan kayu antik ala-ala kerajaan Cina, yang penuh ukir-ukiran. So beautiful and vintage. Kalo nggak liat ada mayat tergeletak manis disitu, tadinya gue pengen icip duduk-duduk. Untung eling ya, Gustiii...

Di sepanjang ruhan ini, ada banyak mayat hidup bergelimpangan. Ternyata mereka adalah para performer saingan Maiden of the Opera, yang dibunuh oleh sang Maiden, tapi dibuat tetap hidup dengan ilmu hitam, seperti zombie.

"HELP ME....!" Korban-korban malang sang Maiden of the Opera.
from dejiki.com

  
Metode pembunuhan sang Maiden adalah mengambil jantung korbannya, dirobek langsung dari dada korban hidup-hidup.
from dejiki.com




from this website

Sang Maiden muncul beberapa kali. Di awal-awal, do’i masih tampil “cantik”. Kostumnya lengkap, komplit dengan headpiece-nya yang elaborate, dan mikap-nya masih rapi. Ekspresinya masih anggun, angkuh, bengis bak ibu tiri sinetron.



Tapi kebelakang-belakang, penampilan sang Maiden makin kayak Sadako. Rambut terburai bebas, kimononya keleleran kemana-mana, dan kondisinya makin psycho dan homicidal. Kadang ia cuma nongol di tengah ruangan, meringkuk dengan kimononya yang epic, rambut ketutupan muka, membuat kita-kita jadi gamang… LANJUT JALAN NGGAK NIH? GUE DITERKAM NGGAK NIH?!


Namun kemunculan Maiden of the Opera yang pualing keren adalah di bagian akhir.

Di segmen akhir, ruhan ini dibuat menjadi maze atau labirin kaca. Tau wahana Rumah Kaca-nya Dufan? Nah, persis seperti itu, tapi dengan setting lebih ciamik.

Lantai dari labirin kaca ini. Di balik kaca, berserakan kertas-kertas doa.
from dejiki.com

Di sepanjang labirin kaca ini, pencahayannya menggunakan sistem strobe light atau flash. Jadi kayak geledek atau flash kamera. Terang beberapa detik, trus gelap, terap beberapa detik, terus gelap lagi.

Dan setiap flash atau lampunya berkilat, MUNCUL SI MAIDEN OF THE OPERA DI BALIK KACA! JENG JENG! *mimisan*


Kadang-kadang dese muncul di kanan kita, kiri kita, atau depan kita, karena ada beberapa aktor sekaligus di sepanjang labirin ini. Sang Maiden terperangkap di balik kaca, so she couldn't touch us, tapi teteup, ya... Malessshhh...

Di segmen ini, sang Maiden tampak semakin menyeramkan, bengis, dan acak-acakan, mencerminkan akhir kisah hidupnya yang tragis.

Freaky...
from dejiki.com 

Gue kagum abis sama para aktris pemeran Maiden of the Opera ini. Mereka sanggup ‘dikurung’ berjam-jam di balik kotak kaca yang pengep, dengan kostum dan mikap berat, sembari  mempertahankan akting mereka sebagai fallen superstar.

Mereka nggak cuma ekting nakut-nakutin gitu, tapi ada ekspresi sedih, marah, dan gila. Top notch performance! Lagi-lagi, selain ketakutan dan terkaget-kaget, gue mau kasih standing applause buat para aktor dan tim HHN 3 secara keseluruhan. AKU KAGOOOM!

Kalo mau dibandingin, gue masih lebih atut sama House no 13: Possessions, tapi perihal dekor dan aktor, Songs of Death ini juaranya. IMO atmosfernya luar biasa, dan kalo lo datang dari keluarga Chinese (serta akrab dengan elemen-elemen Chinese sehari-hari, seperti hio dan prayer money), kemungkinan ngana akan ngompol disini.

Check out the audio tour! Lumayan rese sih, nih, suara-suaranya...
from dejiki.com

CONVENTION OF CURSES
Lokasi: Ancient Egypt area

From the website: Witness the magical and the unimaginable as witches, wizards, and practitioners of the dark arts gather at the world's 366th Annual Convention of Curses. You will be mesmerized by their ghastly rituals. Stare if you must, but mind your manners- lest you invite the casting of a curse on you!

Scare zone
paling seru!

Nggak seperti dua scare zones lainnya, Convention of Curses ini sengaja dibuat lebih “menghibur”, sehingga nuansanya nggak terlalu nakutin.

Konsep dari scare zone ini adalah sebuah bazaar atau trade fair. Tapi yang ngisi bukan penjual mie ayam, hotdog, baju grosir Thailand, atau aksesoris Mangdu gitu ya, sis. Ngana kira bazaar tujuh belasan?

Yang ngisi bazaar ini adalaaah… para penyihir dan ahli nujum dari seluruh penjuru dunia! Seru banget, ya? Alkisah, Convention of Curses adalah acara tahunan perkumpulan para ahli sihir di dunia, dan tahun ini adalah konvensi mereka yang ke 366.



Maka ketika kami menginjakkan kaki di Convention of Curses ini, kami disambut oleh berderet-deret booth yang diisi oleh para ahli nujum.



Semua sibuk mempromosikan keahlian dan barang specialty masing-masing. Ada yang jual santet dan kutukan, ada yang jual ramu-ramuan ajaib, ada yang nawarin jasa ngeramal, dan banyak lainnya. Jadi pengen borong susuk pengasih nggak, siiih?

Spider booth!
from dejiki.com

Meat-eating plants! Beneran nyaplok-nyaplok lho, nih.
from dejiki.com







My favorite booth of all. This guy supposedly can make all of your dreams and wishes come true. Kalo kita maju jadi volunteer, kita bakal diajak berinteraksi, trus disuruh megang bola kristalnya yang terhubung dengan energi "mayat" di meja dese tersebut. Katanya pulang-pulang nanti harapan kita akan terwujud. TENTU SAJA BOKIS, YA, but this guy was really funny and entertaining. Mana becandaannya jorok, akik suki! :p
from dejiki.com




Acara ini juga dilengkapi oleh hiburan-hiburan eksotik seperti para ahli akrobat, stiltwalkers, fire breathers, dan lain sebagainya.




Nggak ketinggalan, ada banyak makhluk-makhluk aneh seliweran di Convention of Curses ini. Kita bisa menemukan rombongan warlocks, goblins, dan manusia mutan mondar-mandir. Ada yang cuek lewat-lewat begitu aja, ada yang suka iseng gangguin para pengunjung.



Goblins are the most fun creature in this scare zone. Cheeky, iseng, bawel, dan ngeselin!
from dejiki.com



Serundyeeeng!

I really had a fun time here. Convention of Curses ini adalah lokasi yang sangat oke untuk foto-foto (sayangnya gelap benjeeeet!), berhubung booth dan kostum aktornya seru-seru. Para karakter disini juga asik diajak berinteraksi, nggak terlalu “galak” seperti di dua scare zones lainnya.

It was a really nice break, setelah jantung gue diremet di scare zone dan dua ruhan sebelumnya. Phewwww!

CHILL OUT ZONE

Lokasi: Sci-Fi City

Naaaaah.

Bagi yang udah jompo dan nggak sanggup sport jantung terus-terusan, HHN punya Chill-Out Zone, alias zona “aman”.

Chill-Out Zone HHN 3 berlokasi di kawasan Sci-Fi City. Disini, suasananya dibikin meriah, terang-benderang, aman dari dekor serem dan karakter hunta-huntaan. Nggak ada lighting-lighting serem, nggak ada fog machine, nggak ada backsound teror, nggak ada karakter-karakter ngeselin. Yang ada malah ada live band dan live DJ, biar kita ayem dikit.

Keluar dari Convention of Curses, kami disambut oleh Chill-Out Zone ini, dan hati langsung kayak kesiram air zam-zam. Blesshhh…

Saking hepinya, gue sampe JOGET DI PINGGIR JALAN diiringi lantunan samina mina e’e’! Waka waka e’e’! Samina mina zangkalewa, ana wa a’a’! Yabiiiis DJ-nya muter lagu itu, gimana dooong, zzzzz.

Teguh langsung melipir pura-pura nggak kenal :)))

Oya, di Chill-Out Zone ini, kami ngejajal wahana Transformers. Estirohat bentar, lah, dari horor-hororan.

ATTACK OF THE VAMPIRES

Lokasi: New York

Keluar dari wahana Transformers, kami lanjut jalan ke scare zone ketiga (dan terakhir bagi kami)—Attack of the Vampires.

From the website: Once a charming town, Whittemore is now a graveyard of pale, fang-bearing living dead. The Daughter of the Undead has turned the town's rosy-cheeked residents into blood-thirsty Vampires. Hurry through the streets of Whittemore, but never look anyone in the eye!


Whittemore tadinya adalah sebuah kota yang aman dan tentram… sebelum ia mulai dikuasai oleh para vampir. Mereka berkeliaran di sudut-sudut gelap kota, mengincar para mangsanya.


 
Scare zone
ini dikuasai oleh Daughter of the Undead. Remember her?

Kalo scare zones Forbidden Forest dan Convention of Curses juara dalam hal dekor dan properti, maka Attack of the Vampires juara banget dalam hal… karakternya!

Attack of the Vampires adalah scare zone dengan karakter terbanyak, dan kekuatan ekting mereka sama rata bagusnya. Mereka berperan menjadi penduduk Whittmore yang terbagi menjadi dua “golongan”—para pemburu (vampir, werewolves) dan para korban.

Yang gue suka, mayoritas pemeran vampir disini adalah bule (or at least, bermuka bule), sehingga penampakannya meyakinkan. Suka ilfil nggak, sih, liat hantu yang seharusnya “bule” tapi muksinnya Melayu / Cina? We found this a lot at Sentosa Spooktacular.

Jadi dari sisi casting, HHN got it right.

Selain itu, gue naksir banget sama kostum dan mikap para karakter penduduk Whittmore ini, terutama para vampirnya. Siapapun bisa lihat bahwa mikap mereka “niat”, nggak sekedar nemplokin bedak Fanbo setebel lima senti.

Taring palsu mereka pun tampak realistis—panjang, tajem, dan bukan taring sumpelan yang bikin mulut monyong.




from this website

Plus, semua vampir disini pada pake contact lens merah. Nice attention to details!

Awesome, awesome, awesome
from this website

Teguh bukan orang yang gampang kagum, tapi setiap kali kami papasan dengan vampir ber-mikap canggih, we would say, “Whoaaaaaaa!

Sampe ya, pada suatu waktu, Teguh foto bareng seorang lady vampire, dan dese bisa-bisanya meluk si vampir dengan simpatik (KESEMPATAN, NIH?!) sambil komen, “Great make-up and acting. Really, superb job!

Tentu saja si vampir cuma bisa ngeringis, nggak bisa jawab “Makasih ya, Mas…” :))) Harus stay in character, dong!

 Mas-nya terlalu excited....

Selain para aktor, hal yang harus ngana-ngana perhatiin di scare zone ini adalah beberapa “titik seru” (titik seru. Kok kesannya…………….).

Titik pertama adalah gedung New York Library. Sebenernya, bangunan New York Library ini hanyalah façade belaka. Di siang hari—disaat USS beroperasi normal—bangunan ini hanyalah pemanis. Tapi disaat HHN, New York Library ini berubah fungsi menjadi sebuah panggung pertunjukkan.

Pertunjukkan yang pertama adalah Birth of the Vampire. Sejujurnya, we missed this show. Tapi kalo kata Internet, ini adalah pertunjukkan singkat yang menceritakan bagaimana vampir pertama “lahir” di kota ini.

Dengan kata lain, it’s the story how the first vampire make his first kill at Whittmore, yang lalu menyebarkan virus vampir ke warga lain.





Katanya, sih, Birth of the Vampire ini bagus banget. Efek-efeknya kece, lengkap dengan ilusi-ilusi sulap segala. Nyeceeeel!

Pertunjukkan kedua di New York Library ini sebenernya bukanlah pertunjukkan beneran, melainkan sebuah tayangan proyeksi. Jadi, façade New York Library “ditembak” proyeksi, sehingga ia seakan-akan berubah bentuk. Some creatures were also seen crawling up on the building. Keren abis-abisan!



... bandingkan dengan penampakan 'normal' New York Library di siang hari.

 from this blog

Pertunjukkan proyeksi ini berlangsung beberapa menit sekali di kawasan Attack of the Vampires. Couldn't miss it!

Titik kedua yang harus jej perhatikan adalah set kuburan di kota Whittmore ini. Kuburannya, sih, kecil, tapi gue suka banget sama properti nisan dan patung-patungnya. Some of the best costumed creatures hang around in this area.




An awesome living gargoyle. Suka banget sama kostumnya!

Titik ketiga yang harus dikunjungi adalah Water Street / Sting Alley.

Jadi, di kawasan New York USS ini ada sebuah gang kecil yang merupakan jalan pintas penghubung kawasan New York dengan Hollywood. Gang ini bernama Water Street, tapi berubah nama jadi Sting Alley selama HHN berlangsung.




Menurut gue, Sting Alley adalah bagian TERBAIK dari scare zone Attack of the Vampires. Kenapose? Because all the BEST vampires hang out there. Dan karena gang-nya sempit dan banyak pojokan-pojokan tersembunyi, mereka gampang banget ngumpet.

Para vampir tersebut nggak selalu ngumpet untuk ngagetin, lho. Kadang-kadang mereka diem aja mojok, trus pas mata kita nangkep sosok mereka, baru pada nganga mamerin taring mereka yang agung. Wooowww.

All in all, Attack of the Vampires is da bomb, thanks to its superb characters
. Baik para vampir maupun korban sakseis berakting dengan totalitas.

Sebenernya ekting jadi korban sih gampang, yaaa, wong cuma geletakan di kubangan darah doang. Bahkan kalo ceritanya mati total, ya tinggal rebahan aja di aspal, hihihi. Tapi ada beberapa korban yang “luka gigit”nya masih baru, dan mereka harus merintih-merintih sambil bertransisi jadi vampir. Nah, mereka-mereka ini aktingnya ciamik.

Seorang vampir sedang ngokop darah korbannya, omayjot T___T
 
 

Akting para vampirnya, sih, jangan ditanya. They managed to be mean vicious, mean, manipulative, and kece at the same time. I don’t know how they did it. Bingung, deh, mau tepok tangan salut, atau siram mereka atu-atu pake air bawang.

Satu catatan: mereka agresif banget. Kalo mereka ngancem mau gigit, mulutnya beneran mau nyaplok sampe berhenti tiga senti dari leher kita. Yaaanabiiisalaaamalaikaaa...!


ADRIFT
Lokasi: Hollywood

Sebelum HHN 3 resmi dibuka, Adrift sudah digadang-gadangkan sebagai rumah hantu terbesar, tercanggih, ter-sophisticated yang pernah dibuat oleh tim HHN Singapore sejauh ini. Ruhan flagship-nya HHN 3, lah.

Beneran atau gombal, yaaa…

From the website: A storm-battered ship is found mysteriously adrift after being lost at sea since 1910. The crew has vanished yet an unexplained presence lingers. On a ship once thought to have disappeared in the dark depths of the ocean, the past is never truly dead.


Alkisah, pada tahun 1910, sebuah kapal pesiar mewah hilang di tengah badai, menenggelamkan ratusan penumpang dan awak kapalnya. Tapi kini kapal tersebut tiba-tiba muncul, ditemukan mengambang ke permukaan… bersama ratusan arwah yang mati penasaran. Berani masuk?

Adrift terletak di dekat akses keluar/masuk USS. Jadi, dia tuh either ruhan pertama yang dimasuki pengunjung, atau yang terakhir. For us, it was our last.

Karena gaungnya Adrift yang bombastis, gue memasuki ruhan ini dengan sejuta pengharapan. Well, kesan pertamanya emang nggak mengecewakan, sih.

Ukuran ruhan ini gede banget, terdiri dari dua tingkat. Kita memulai perjalanan dari dek bawah.

Set-nya, giloleeee, persis dek kapal beneran! Mulai dari kerangka besinya yang karatan sampe becek-beceknya (gimana, sih, cara bikin ruhan temporer tergenang air?!), semua super duper realistis.





Nevertheless, there’s not much going on di dek bawah (I think?). Kayaknya ada beberapa mayat bergelimpangan, tapi gue lebih konsen mikirin sepatu gue yang tergenang air, zzzzz. Kanvas nih, kanvaaas.

The upper deck is where the action happens. Kalau lantai satu didominasi oleh ruang mesin dan rangka kapal, lantai dua merupakan inti dari kapal pesiar ini. Ada dining room, music room, kamar tidur para penumpang first-class, dan lain sebagainya.



Kalo menurut gue, ruhan Adrift ini masif, tapi experience-nya kok nggak "WOW, MEMPESONA!" banget, ya. Dalam artian, gue nggak terlalu kagum dan/atau ketakutan. Gue jadi sebel, karena merasa ‘dibohongi’ oleh promosi Adrift yang heboh.

Ternyataaaa… setelah gue ulik di Internet, Adrift memang SEKEREN ITU. Sayangnya, waktu itu kami desek-desekan dan kudu jalan ngebut, sehingga gue nggak sempet merasakan / memperhatikan semua special effect dan detail yang ada.

Sebagai contoh, Adrift adalah satu-satunya ruhan yang mengkaryakan teknik hologram, lho. Kewren ajaaaa!


Disini juga ada beberapa trik levitasi. Misalnya, di kamar tidur tamu, katanya ada perempuan ngambang di atas tempat tidur, macem diangkat syaiton, sembari dese bertahan pegangan ke rangka tempat tidur.

Lo bisa mengitari tempat tidur ini, dan lo tetep nggak akan tau gimana caranya perempuan ini ngambang. Holy ish. Jadi inget The Exorcist nggak, sih?!



Selain itu, ada banyak efek-efek lain yang ‘seharusnya’ gue rasain, misal, lantai dek kapal yang tiba-tiba bergerak, atau saputangan yang terbang-terbang sendiri dalam kegelapan, menampar-nampar muka kita, sehingga muka kita bak dielus hantu. So, so cool.

Of course, I missed all those
T___T

Beberapa hal yang gue inget adalah, karena tema ruhan ini adalah kapal pesiar, ada banyak sekali kejutan-kejutan semprotan air disini. You may get wet!

Selain itu, para karakter disini lebih interaktif. Kalo karakter-karakter ruhan lain cuma bisa teriak-teriak atau menggeram-geram, para karakter di Adrift (pelayan, butler, pemain piano, tamu) pada ngajak NGOBROL. Semacem, “Hey… Psst, hey you with the red shirt!” Iiih... sebel...

Selain itu, para "tamu" kapal ini ceritanya terjebak di kondisi hidup dan mati. Hidup kagak, tapi ke akhirat juga nggak bisa. Maka mereka semua merintih-tintih minta tolong...




Congratulations! It's a two-headed demon baby!
from this website

Petualangan kita di Adrift diakhiri di dek bawah kapal (turun lagi ke bawah, bok), tepatnya di ruang mesin.



Kondisi ruang mesin ini tampak chaos. Lampu tanda bahaya menyala semua, dan alat-alat berat pada mengeluarkan asap. (Hantu) mekanik kapal pun heboh teriak-teriak ke semua pengunjung, “GET OUUUT! SAVE YOURSELF! GET OOOUUUT!”, sampe kami semua kebirit-birit panik, beneran takut kapal ini mau meledak.

Dekat pintu keluar, kita disambut oleh sang (almarhum) kapten kapal yang tiba-tiba ngagetin. Cilupbakekok!


Jujur, gue lumayan kuciwa karena nggak merasakan “keseruan” Adrift secara utuh, seperti yang sudah heboh dipromosikan jauh-jauh hari. Seandainya gue nggak harus jalan terburu-buru, dan pengunjung nggak terlalu padat, mungkin gue bisa merhatiin detil ruhan bombastis ini dengan seksama.

Adrift's behind the scene. I am thoroughly impressed, sembari kesel karena nggak menyaksikan semua efeknya

But still, amazing job well done, Universal! You have really outdone yourself, dan gue nggak kebayang, gimana cara kalian ningkatin kualitas HHN untuk taun depan.

NGGAK SABAR!


Tips, Tricks, and Other Miscellaneous
 

Mana yang lebih bagus, Sentosa Spooktacular atau Halloween Horror Nights?
HHN, by a mile! Kalo bisa dateng ke dua-duanya, good for you. Tapi kalo cuma bisa salah satu, pilih HHN, deh.

HHN adalah sebuah event franchise yang sudah dimulai sejak awal taun 1990-an oleh industri theme park raksasa Universal Studios. Kualitasnya nggak akan bohong, deh.

Selain itu, venue HHN jauh lebih nyaman daripada SS. Restoran-restoran dan toko-toko suvenir USS tetep beroperasi seperti biasa, jadi kita nggak kerempongan cari makan, atau kudu nahan pipis karena ragu dengan kondisi toiletnya.

Express Pass – Yay or Nay?
Yay bangeeeet, terutama kalo lo dateng di peak weekend. Emang mahal sih, tapi menurut gue, Express Pass ini sangat worth it. Ngana mau ngantri 100 menit untuk masuk satu ruhan? Berkat Express Pass, kami nggak pernah ngantri lebih dari 15 menit.

Selain itu, Express Pass HHN nggak cuma berlaku untuk masuk ruhan, tapi juga untuk wahana-wahana USS yang beroperasi selama HHN.

Kalo nggak punya budget untuk Express Pass, at least come early. Jam 18.30 kudu udah nangkring di gerbang USS. The idea is to beat the late crowd.

Tips-tips lainnya?
Masih sama seperti tips ke Sentosa Spooktacular – pakelah baju dan sepatu yang nyaman, bedak jangan ketebelan karena niscaya gerah banget, bawa tas yang ringan bin praktis (backpack is the best!). Dan kalo lo nggak jago motret malem (KAYAK GUAH), pasrah aja lah, leave the camera. Nikmati aja kengerian yang ada.

Akhir kata, kalo ada rejeki ke Singapura taun depan, gue sangat merekomendasikan untuk ngejajal event Halloween ini. Daripada ke IKEA lagi, Cotton On lagi, sekali-kali beli pengalaman instead of beli barang, nggak ada ruginya, kok! :D

See you next year!

7 comments:

Anonymous said...

Postingannya lengkap banget mba. Keren deh HhN. Ngebayangin di hutannya aja udah kejer kayaknya. Apalagi pas pocong itu. Mending muter balik aja dah. Trus opera nya juga sereeem...

JJ said...

Aku mauuuk... aku maukk jadi talent vampiiir. atau hantu palem botol. bodi dah mendukung niii. dimana antri castingnya, seus?

keren, la! your experience, how you wrote it. tinggal kurang foto loe ajaa. before after visit HNN gitu. ga ada? ;p

prin_theth said...

Dani: Jangan panggil aku mbaaak, aku masih ABG kok hihi :D Iyah keren asliii. Kalo ada rejeki, mau banget tiap taun kemarih :)

Iyut:

Niiii casting HHN taun 2012...

http://www.youtube.com/watch?v=9rjzoIs1U28

http://www.youtube.com/watch?v=kXJD3qycT4I

Kasian yaaa, foto penulisnya malah nggak ada! Hahaha. Gue nggak foto-foto samsek Yuut. Susah banget ketakutan sambil berusaha foto night-mode. Foto di blog entry indang aja hasil minta ke orang lain semua.

Kayaknya ada sebiji di Instagram nanti cek dulu yaa... Yang pasti penampakan gue kusut banget ngalah-ngalahin keset welkam T__T

Lincrut said...

Hih gw baca ini sambil tutup layar loh, kalo pas tulisan baru gw baca..fotonya serem2 abiiis...🙈

Btw abis baca 2 postingan hhn&ss gak percaya loh kalo lo penakut, kalo gw sih biar siang2&dibayar juga ogah deh, hebat lah kau berani ngelawan takut hihi...

prin_theth said...

Lince: Nggak seberani itu aaah. On a serious note, kayaknya ada bbrp hal yang bikin gue "pemberani".

Pertama, kesadaran penuh bahwa mereka semua manusia dan nggak boleh nyentuh gue. Kedua, TIKET MAHAAAAL, jangan mau rugi! Hahahaha. Ketiga, lama-kelamaan, jiwa kebal juga kok disodorin muka-muka hunta jelek gitu hihihi.

Filand said...

Mbaaaa mau nanya dong, HHN itu tiketnya beda kan sm tiket uss biasa? Beli nya online bisa yah?? Thn ini dateng ke HHN ga?

Filand said...

Mbaaaa mau nanya dong, HHN itu tiketnya beda kan sm tiket uss biasa? Beli nya online bisa yah?? Thn ini dateng ke HHN ga?

Post a Comment