Jul 3, 2013

Welcome To Paradise

IMG_9521

Setelah punya Raya, kami baru merasakan derita yang dialami kebanyakan ortu lainnya: pulang liburan, bukannya malah seger, MALAH ENCOK!

I believe it’s because when travelling, we often have the pressure to explore. Kayaknya takut banget dibilangin, “Liburan kok di hotel ajaaaa?”
Padahal, ya, setelah punya anak model Raya begini, kami merasa bahwa travelling terbaik untuk kami—seenggaknya untuk sekarang ini—justru yang murni ngendon di tempat penginapan. Titik. Nggak jalan-jalan, nggak sightseeing, nggak wisata kuliner. Persis kayak weekend-an di rumah. Cuma ganti lokasi aja. KASIAN YA? :)))

Bukannya kami nggak pernah keliling-keliling sama si bocah, ya. Sering kok, and we had fun. But gotta admit, things are more tiring that way.

Ho-oh, kami sepemales itu. Atau Raya sengerepotin itu?

Dengan demikian, dua bulan yang lalu, kami pergi liburan dengan tema Super Santai.

Berikut obyektifnya:
  • Pergi ke destinasi domestik, tapi yang belum pernah kami kunjungi sebelumnya.
  • Surround ourselves with nature, supaya dapet suasana yang ‘beda’ dengan kehidupan urban yang udah dijalani sehari-hari.
  • DO NOTHING. Pokoknya mau goler-goler aja sampe lemes.
  • Menginap di resort secuantek mungkin, sejauh dompet mengizinkan, karena resort itulah yang bakal menjadi naungan kami siang-malam. Males amat ya, terperangkap 24 jam di resort jelek.

Intinya: pengen liburan yang rejuvenating, meski bawa anak. Bosen nggak, sih, pulang liburan malah tambah capek?

Setelah ngulik berbagai opsi—mulai dari Magelang, Manado, sampai pesisir Jawa—akhirnya Lombok terpilih sebagai pemenang.

So off to Lombok we went!

Our vacation plan. NOTHING. We really, really wanted to live the Blue Lagoon life during this vacaycay. Bangun telat, sarapan pake cangcut doang, koprol ke pantai, baca-baca majalah sampe ketiduran, makan enak, bobok. Gituuuu aja sampe otot lemes. Raya juga terserah deh, mau nggelinding kemana aja. Ibu mau santai, nggak mau ngejar-ngejar kamu, Nak…

How long did we stay. 4 hari 3 malam. Ini rumus standar, sih. Menurut kalkulasi kami, liburan yang ‘bener’ tuh minimal 4 hari 3 malam. Less than that, otot dan otak kayaknya belum melemes dengan sempurna.

Dengan catatan: Semakin banyak aktivitas yang mau dikerjakan (dan semakin banyak anggota keluarga yang mau dibawa), harinya juga kudu nambah, ya. We hate, hate, hate rushing.

Where did we stay. We were on the hunt for the perfect beach, so Senggigi is out of the question, karena pasirnya hitam dan resortnya bederet-deret. Sepengalaman saya, semakin banyak resort berada di sebuah garis pantai, semakin kotor pula pantai tersebut.

Gili-gilian juga yudadababaaaay. Effort banget nggak, sih, gendong bayi 9 bulan nyebrang lautan?

Pada akhirnya, pilihan terbaik bagi kami adalah Kuta, Praya. Pantai daerah Kuta tuh GILA BANGET, dan lokasinya dekat bandara. Jauh dari kota, sih. Tapi kami ‘kan nggak mau jalan-jalan ke kota?

Our resort of choice. While trip planning, I found an amaaaazing resort in Praya, tepatnya di daerah Selong Belanak, bernama Sempiak Villas.

Resort ini kecil, cuma terdiri dari TIGA villa, sangat terpencil dan sangat eksklusif. Seandainya online booking tuh nggak ada, kayaknya bule-bule udah pada bacok-bacokan di kantor travel agent, deh. Gulat demi segelintir reservasi di resort ini. Penuh melulu, gan!

IMG_9299
Sempiak Villas' lobby

IMG_9437
Our hilltop villa

IMG_9337

IMG_9331

IMG_9329

Menurut pengalaman orang-orang, mereka baru bisa dapet reservasi kalo booking enam bulan sebelumnya. Knowing that, dua bulan sebelum berangkat ke Lombok, saya email-emailan SKSD sama sang pemilik resort dan bilang, “Hi, we’d like to stay at your place for three nights, anytime between May or June. Do you have anything?”

They have :)

Dan cuma ada SATU slot untuk 3 malam selama dua bulan itu. Nggilani!

What makes the resort so special?

Number one, Raja Dangdut Nasional pernah nginep disini. DUARRR! Penting.

Number two, the view.

IMG_9327
THIS IS THE VIEW FROM OUR VILLA'S PORCH! Matek, matek, matek.

IMG_9434

Number three, the resort’s beach.

The staircase and the long road leading to the beach

IMG_9178
Allahu akbar!

IMG_9184

But here's the sad thing: RAYA HATES THE BEACH. Aaaaaa! Hal ini udah terdeteksi sejak doi umur 5 bulan, sih. Waktu kami masih di Singapore, kami main ke pantai di Sentosa. Eh, Raya nangis, tepat ketika kakinya nyentuh pasir untuk pertama kalinya. Duileee, nak. Pantainya bo’ongan, lho. Ombaknya juga palsu. 

Saya berusaha ngebujuk-bujuk selama sejam. GAGAL. Sampe disamperin ibu-ibu India, “Don’t force him, laaa… Nanti traumaa…” *lemper pasir ke si ibu*

Nah, kalo sama yang palsu-palsu aja takut, gimana pas ketemu yang asli? CILOKO! Raya was afraid of everything. Of the sand. Of the crashing waves. Of the big, blue sea. Ketemu matahari aja kesel. Pupus sudah harapanku ngeliat Raya guling-guling di pasir, telanjang, bahagia, dan bebas. Y u such a city kid?!

IMG_9198

Lama-lama ketakutan Raya memudar, sih. Tapi teteup, anaknya kurang cinto sama pantai.

Number four, the privacy. The privacy in this resort is scary and amazing at the same time. As I’ve said, it’s very secluded. DAN SEPI. BANGET. Villanya cuma ada tiga, dan staf-nya juga dikit. Kafenya cuma buka dari jam 10-5.  Di tiap villa nggak ada TV, radio, telpon, maupun internet. Ada listrik, tapi kadang byar-pet. 

IMG_9311

IMG_9320

Setiap jam 7 malam, semua staf pulang ke rumah masing-masing. Hanya ada satpam di pos jaga, kalo-kalo ada emerhensi.

We can all cry now.

On the other side… Laaah, katanya mau liburan ala-ala terdampar di pulau terpencil? Mau menduyungson setengah telenji bak Brooke Shields di Blue Lagoon? Iya, siiiih... Dengan demikian, di sisi lain, privacy yang ekstrem ini merupakan suatu keuntungan bagi kami. Mau nggak mau, kami jadi ‘dipaksa’ untuk memutus diri dari dunia luar.

Oya, selain nggak ada listrik, SINYAL TELPON PUN NGGAK ADA!

(kecuali kalo pake Telkomsel. Itupun hanya di spot-spot tertentu, misalnya di restoran atau di bawah tebing. Nggak, nggak becanda).

Selamat tinggal, peradaban…

IMO, sebagian dari ke-privacy-an ini pastinya nggak disengaja oleh pihak resort (misal, sinyal telpon), tapi sebagian lainnya pasti disengaja (misal, TV). Memang sih, resort ini punya konsep total seclusion, to give the guests a break from the urban life.

Maka, meski nggak ada TV, setiap villa menyediakan lusinan buku (dan bukunya bagus-bagus!), serta stereo set lengkap dengan puluhan CD. Mulai dari David Bowie, World Music sontrek giting, sampe Café Del Mar seri komplit, ada semua.

IMG_9312

Masih ada banyak hal yang bisa saya ceritakan tentang resort ini, dari sisi plus maupun minusnya, but I’m not writing a review this time. Jadi kalo mau baca review, liat sendiri ke TripAdvisor, ya.

How we spent our vacation. We lazed around all day, everday. Inilah tujuan utama liburan ini ya, bok: males-malesan. Tiap hari kami bangun siang, menyeret diri ke area sarapan di pinggir kolam renang...

 IMG_9577

took a loooong breakfast...

IMG_9583

... ambil beach bag, trus turun ke pantai.

IMG_9451

IMG_9454

IMG_9447

IMG_9514

IMG_9531

Siangnya, kami makan di kafe dekat pantai, yang masih dimiliki oleh resort...

IMG_9440

IMG_9291

IMG_9276
Maafkan penampakan Bumbo-nya bocah dan pria molor satu ini

IMG_9274

... trus balik ke pantai sampai sore. 

IMG_9524

IMG_9504

IMG_9721

Setelah itu, kami balik ke villa, nonton sunset, dinner, pasang CD, joget-joget, kecapekan, baca buku, tidur.

We developed a routine, and we did the same thing every day.

Also, there were no phone-calling, TV-watching, internet-sufring, socialmedia flaunting, no nothing. Awalnya, batin gadis urban ini tersiksa. What should I do with my idle hands?! Mau ngobrol apa lagi sama Teguh?! Mau ngehibur Raya pake apa?! CEMANA INI KAGAK BISA PAMER DI INSTAGRAM?! Duileee…

Tapi lama-lama terbiasa juga, sampe-sampe HP nggak pernah di-charge nyaris sepanjang liburan. Oh henpon, ternyata segampang itu aku melupakanmu.

Untungnya, saya tau tentang kondisi ini sebelum saya berangkat. Saya tau bahwa resort ini nggak akan menyediakan TV dan internet. Maka saya sengaja larang Teguh bawa komputer dan iPad, dan saya udah siap bawa tiga novel dari Jakarta.

Tapiiii… ketiga novel itu abis aja, dong, dalam waktu tiga hari. Di hari ke-4, saya mulai baca buku dari rak villa. Di Jakarta mah boro-boro bisa baca secepet ini. Crazy what we can achieve when there’s no technology to distract us.

IMG_9323

IMG_9651

How Raya spend his vacation. Selayaknya anak bayi, lah :))) Ngerangkak-ngerangkak, ngacak-ngacak barang, ngejar semut, nangis, laper, netek. Overall, seperti biasa, dia nggak nyadar kita lagi liburan!

IMG_9365

IMG_9374

What we ate. Karena kami ‘terperangkap’ di resort, kami juga cuma makan dari sini. Pagi siang malam. Sejujurnya, sih, makanannya not bad ya, tapi nggak impressive juga. Menunya pun terbatas.

IMG_9277


Pilihan makan siang dan malamnya lumayan—walaupun sederhana aja seperti nasgor, migor, padthai, burger—tapi menu sarapannya rada hambar. Overall, I recommend the nasi goreng and the desserts. I don’t recommend the beef bacon at breakfast.

However, I'm not complaining at all. Saya sama sekali bukan foodie. Dikasih makan batu, asalkan ujungnya kenyang, sebenernya saya pun ikhlas. So, not a problem for me!

My favorite spot. The beach. OMFG. The beach. Kalo kata anak jaman sekarang: PARAH. Parah bagusnya!

IMG_9193

IMG_9178


Oke, saya tau bahwa Indonesia Tanah Air Beta ini punya kekayaan alam yang mengagumkan, termasuk pantai-pantai cantik. Tapi di pikiran saya, pantai yang bagus itu selalu berbanding terbalik dengan lokasi dan fasilitasnya. Misalnya, pantai-pantai di Maluku. Pastinya cantik banget, tapi mencapainya juga malesin amat, deeeh… Jauuuh… Nggak ada hotel bagus pula *dicekek Miko-nya Rika*

But this Selong Belanak beach is an exception. Cantiknya keterlaluan, dan lokasinya tinggal jalan kaki dari villa. We were so, very blessed.

Salah satu faktor penunjang kecantikan pantai ini adalah kebersihannya, disebabkan oleh lokasinya yang terpencil.

Sebenernya, di garis pantai Selong Belanak ini, terdapat kampung nelayan yang cukup aktif. Tapi para warga kampung nelayan nggak ngerusak lingkungan. Mereka nyampah dengan tanggungjawab dan nggak buang limbah berlebihan, selayaknya hotel dan kafe besar. 

IMG_9239

IMG_9248

IMG_9544

Kerjaan para warga kampung ya mancing aja. Atau ajak anak mandi di laut. Atau ajak ternak cari rumput.

IMG_9264

IMG_9267

IMG_9564


Turis gimana turis? Emangnya nggak ada turis yang main kesini? Ada, tapi dikiiit banget. Selama 4 hari kami disana, 3 hari kami menjadi satu-satunya turis di pantai ini. Seandainya pantai ini rame, udah pasti kebersihan dan kecantikannya nggak bakal begini. 

IMG_9172
Setiap kami turun ke pantai, ada petugas resort yang sigap nyiapin bean bags dan payung pantai

IMG_9570

This is why I'm so late on writing about this trip. Tadinya, saya nggak mau tulis di blog sama sekali. Saya nggak mau ikutan promosi. Walaupun kecantikan Kuta, Lombok bukanlah suatu rahasia, tapi saya tetep sedih kalo nantinya daerah ini menjadi populer, lalu di-overdevelop oleh para pengembang, disesaki oleh resort dan beach club mentereng, dan pada akhirnya menjadi Bali. You know how much sadness I feel for Bali because of the over-modernization, the trash, the concrete jungle. Le sigh.

Pengennya nih, biarlah Bali menjadi Bali, dan Lombok menjadi Lombok. Jangan semua kecantikan alam diobrak-abrik. Preach, sister! *ambil podium*

Favorite moments that we’ve had there.

1. The Dinner
Seminggu sebelum kami berangkat ke Lombok, Teguh ulangtaun. Jadi saya mikir, ya udah lah, sekalian aja jadiin liburan ini sebagai birthday trip-nya Teguh.

Nah, kebetulan Sempiak Villas menyediakan Dinner by The Beach (lengkap dengan sarana bebisiter kalo mau ninggalin bocah). Kita tinggal bikin reservation, mereka yang atur semuanya. Maka dari Jakarta saya udah kasak-kusuk bikin rencana candle light dinner bareng Teguh. Ceritanya dalam rangka ultah. Eciyeeee…

Rencana dinner ini ‘kan ceritanya surpris, yah. Jadi Teguh nggak tau. Tapi di hari pertama, ketika kami check-in, Resort Manager kami tercinta, Mbak Nining, kode-kode ke saya, “Bu, Bu, jadi nggak? Jadi ‘kan?” Sementara Teguh yang, “Ha? Apa? Kenapa?” Untung dese tetep nggak konek :)))

Di hari H, rencana dinner ini nyariiiis batal, karena hampir ujan. Untung cuma gerimis bentar, jadi rencana tetep bisa jalan seperti semula, meski waktunya agak mundur. Tadinya mau dinner pas sunset, jadi mundur setelah Isya.

IMG_9398

The setting was awesome. Teguh loved it. Para staf niat banget menyiapkan segala sesuatu sampe ke printilannya. Pantai ini tadinya polos lho! Kok bisa tiba-tiba ada obor dan bunga dimana-mana? 

IMG_9419

IMG_9401

IMG_9406

Inilah candle light dinner yang sebenernya, soalnya pantainya emang gelap gulita tenan, reeekkk. Hahahaha. Seandainya nggak ada lilin, buta total deh.

I can’t praise the food, karena menurut saya rasanya biasa aja... 

IMG_9409

IMG_9413

... Tapi saya kasih empat jempol untuk detailnya. Dekorasinya niat, servisnya mantap, bahkan sampe ada sound system yang muterin CafĂ© Del Mar gitu, deeeeh. Niat, ya, bikin embiyens. Asssoooy…

And they were so full of lovely surprises!

IMG_9417
Kami dikasih set-up kursi, cushions, dan karpet yang menghadap laut...

IMG_9415
... dan tau-tau, seorang staf bikin api unggun aja gituh buat kami. Mereka paham kali, ya, bahwa kalo malem gini, pemandangannya gelap gulita. Lautnya nggak keliatan. Daripada tau-tau liat hantu, mending liat api unggun, deh.

 IMG_9422
And they gave Teguh a birthday cake! Unrequested! 
Lengkap pake nyanyi-nyanyi Happy Birthday rame-rame. Ih, manis banget...

This is my one and only candle-light dinner experience with le husband, tapi langsung ngejedang gini ya, mak. How awesome. Dear staffs, I can’t praise you high enough. I highly recommend this experience!

2. The Herd
Setiap pagi, peternak di kampung Selong Belanak selalu bawa ternaknya melintasi pantai, untuk merumput di sebuah ladang. Jadilah, saban pagi, ada rush hour kebo-kebo lewat. Seru banget! This is the highlight of my mornings.

IMG_9703

IMG_9705

IMG_9717

3. The Sunset
Teras villa kami menghadap barat, sehingga setiap sore, kami disuguhi pemandangan sunset yang amat, sangat mewah. This is the highlight of my evenings.

IMG_9384

IMG_9392

IMG_9674

IMG_9675

Overall, I loved, loved, LOVED our experience in Selong Belanak. This is our first time in Lombok, and this is how exactly I wanted to experience it.

We also kept things simple: kami nggak bisa snorkeling, ya udah, nggak snorkeling. Kami nggak pengen belanja, ya udah, nggak beli suvenir apa-apa. Kami nggak suka party, ya udah, nggak ke Gili Trawangan. Sewa mobil aja sama sekali enggak. 

Ada kalanya saya pengen liburan 'aktif', tapi kali ini, kami cuma pengen santai-santai menikmati pemandangan, goler-goler duyungson, sampe otot dan otak jadi ager-ager semua. And that’s exactly what we did. And that’s exactly what we achieved. Sometimes, simplicity is the key of a successful vacation.

Satu-satunya harapan saya adalah—seperti biasa—semoga kawasan ini akan selalu unspoilt, dan para developer nggak menjadi rakus, menjadikan daerah ini the next Bali. Please, no.

Kalo kata Arnold Suasanaseger (anjrit, 90s banget)—I’ll be back.

IMG_9692

Special thanks for Rox, Pak Fathir, and all the staff of Sempiak Villas for making our holiday so memorable. 
Awesome job well done, and keep up the good job.

27 comments:

DewiA said...

Kerennn mbak, sometimes mmg perlu yaa liburan yg niatnya pindah tempat tidur doank, will do deh :)
btw, jagad raya makin ngguanteng mbak, cium :*

Filand said...

mbaaaaa kok ga ke pantai pink??????

prin_theth said...

Dewi: Aiii, makasih yaa :) Iya, sesekali cobain deh liburan yang ahendanya cuma bobok sampe dongo ;)

Filand: Gileeee, ke Pantai Pink tuh kudu naik mobil 1-2 jam dari Selong Belanak. Mana katanya jalannya jelek banget! Kami nggak sewa mobil sama sekali, karena tujuannya emang nggak gerak dari villa. Jadi, kapan-kapan aja deh ke Pantai Pink-nya :D Btw, emang Pink beneran? Katanya nggak terlalu kentara?

Cika said...

Waaah akhirnya ditulis juga tempat liburan cantik nyaa :)))
Enakeun yah villanya,sepi pula.btw selong belanak lautnya bs buat diving kah kak lei ? Tengkyu.

Filand said...

Oohhh jauh ya??? Hehe aku belom pernah kesana sih, cuma denger dari temen yang orang lombok katanya cuantikkkk tenan, n bener2 pink gituhh *pengen kesana :(

Btw, cuma bbrp kali komen disini pdhal pembaca setia blog ini, hehe, salam kenal ya mba :)

Leony said...

Ngilerrrr.... Liat pemandangannya...ckckckck. But too bad, sama kayak Raya, aku juga gak gitu demen panteiiiii... Gimane duonkkksss? Nyang gunung2 ada gak?

Eh itu abis makan malem romantis, Raya sama baby sitter, emak bapaknya abis gitu lanjut ngapain gak ?? *kepo* Hahahahaha... canda deng.

Salut banget di Indonesia ada service sebagus itu, dan not only little but big surprise yah. Detailnya wow banget La, especially biasanya kecenderungan orang Indonesia tuh suka mbedain antara turis lokal dan mancanegara. Tapi ini kok rasanya top markotop.

Arman said...

pantainya bagussss amat ya... :)

btw kok gak ada poto lu? apa karena lu bergaya ala brooke shields di the blue lagoon jadi gak lolos sensor masuk blog? huahahaa

btw (lagi) kalo jam 5 karyawannya udah pulang semua, kalian beli makan malemnya pegimana? apa mesti beli dulu sebelum mereka pulang?

btw (lagi lagi) gua dari dulu juga pengen lho pergi liburan gak ngapa2in kayak begini. tapi kok gak bisa ya. tiap kali pergi pasti jatohnya ambisius pengen ini itu. huahaha. dulu2 sih pas andrew masih bayi masih bisa lah kalo perginya weekend getaway ke bogor/bandung. leyeh2, paling ke FO doang. tapi tambah anaknya gede, anaknya juga banyak maunya. kalo diem2 di hotel malah protes. huahahaha.

kayaknya mesti nunggu anak2 lebih gede lagi trus ditinggal di rumah, pergi liburan berduaan baru asik ya leyeh2... :D

catfish, who loves tigerfish said...

Aaaah gue ngiilerrrr kalo udh ada kata duyungson!! Ombaknya enak gak buat berenang? Trus air lautnya bening gak? *banyak nanyanyee gue*

Btw itu candle light dinner, pas makannya siapa yg mesem2? I capture kalo lo / Teguh bukan pasangan romantis, so agak canggung gk sih?
Hihihiii kalo gue ngesetting candle light dinner buat suami, yg ada kita berdua cengengesan kali kayak mountain trolls, asli bakal rusak suasananya bgt :D :D

qonita said...

masya Allah..Subhanallaahhhhhhhh,,bagusnyaaaaaaaaaa....
mau ijin melongo sm ngiler dl ya,hahahahah
mupeeenggg T_______________T

risti said...

LOVE IT TO THE BONE! thank you leija, review nya selalu tjiamixxx! emang paling bener bawa bocah ya ngendon macam gini. but then again, with two toddlers, aku agak kurang yakin. baiklah... pergi bedua ajah serasa hanimun dududu

Ednasari said...

cuaaaanntik tuenan! adakah adegan raya jilat pasir gak? hahaha..
itu bumbo diterbangkan dari jakarta mbak ke lombok?!? sadis!!

makannya Raya selama disana kumaha mbak? ini nih yang aku masih belom kebayang kalo ngajak Binar tamasya..

Unknown said...

ini type liburan yang diidamkan banget...makasih ya reviewnya lei

prin_theth said...

Cika: Aduuh maafkan sayang, I'm a non-diver, jadi kurang tau deh apakah lautnya bisa buat diving. Kemaren sih nggak ada yg diving.

Filand: Hehe, di Lombok emang banyak banget pantai buagus, khususnya di daerah selatan spt Kuta. Tadinya aku juga mikir mau ke Tanjung Aan, ke Pantai Pink, kesana kemarih, tapi akhirnya udahlaaaah... bobok aja di pantai depan vila sendiri, hihihi.

Leony: Leeee, kalo lo suka gunung, pas ke Lombok mesti ke Rinjani yaaa. Nggak usah manjat gunungnya, nongkrong di kaki gunungnya aja konon udah enak banget, pemandangannya baguuus. Menuju ke Rinjaninya pun pemandangannya oke banget. Kalo bisa, kemping Le!

Arman: Hahahaha observasi lo bener banget! Selama di villa, kostum gue nggak sopan banget. Kaos-kaos adem dan melorot seksi. Nah, kalo ke pantai, penampilan gue kayak hobo alias gembel. Piyama kedodoran aja duluuu... Yg penting adem! Nanti pada syok kalo gue pajang dimarih :D Really, my looks was my LEAST concern. Tapi di Instagram ada muka gue kok di Lombok trip ini hihihi.

Staff pada pulang jam 7 malem, Man. Jadi kita kudu dinner sblm jam segitu. Tapi kadang mereka bisa pulang telat sih, kalo kita request.

Iyaaa, mumpung anak gue masih bayi, dilarang protes mau diajak kemanapun hahaha. Yang pusing kalo anak gue ntar umur toddler nanggung, Man (1-3 thn). Diajak tamasya jauh blm paham (dan mahal!), diajak tamasya deket kok emaknya gatel dan bosen hahaha.

Amy: Duyongsooon! Gue cuma sekali berenang ke laut, berhubung gue rada penakut ama ombak. Bersiiih My, tapi nggak bening sampe keliatan karang gitu...

Hahahaha, lo tepat bgt. We're definitely not a romantic couple. Jadi pas dinner itu, kita ngobrol2 aja bahas isu kerjaan, gosip politik, gosip temen, sampe cara kerja bikin api unggun zzz. Nggak awkward sih, tapi nggak romantis juga. Casual bgt lah! :D Oya, sama update SMS karena cuma di pantai Teguh dapet sinyal! Teguh doang! *banting HP*

Qonita: Monggoooo mupeeeng :)))

Risti: These are the kind of vacaycay you take when the kids are still too young to make demands! Hahahaha. Makasih mimut, ayolah kamu honeymoon lagi ;)

Sari: Wuih, jangan salaaah, Bumbonya Raya mileage-nya tinggi lho. Dari Bandung sampe Lombok, selalu dibawa hahahaha. Kalo enggak, emaknya setres nyuapin si bocah. Skrg posisi Bumbo udh tergeser sama booster seat. Sori ya, Mbo!

Selama di Lombok ini, Raya makan frozen foods yang aku pesen dari katering bayi di Jkt. Jadi udah ter-pak rapih, tinggal bawa. Dicampur juga sama table food, jadi aku pesen sup-supan, buah, atau telor dari restoran. Yuk tamasya, Binar!

Dewi: sama-sama :)

Peds said...

La,
Raya ngapain aja selama liburan? Bisa gitu santai bener-bener santai eventually? Kanti kan sama nih kayaknya ke-uletnangkaannya sama Raya ya. Pengen ajak liburan tapi takut banget yang ada gua nguber anak doang isinya. So, literally what did he do all day long? I'd like to know his detailed rundown hahaha.

prin_theth said...

Pede: YA NGGAK MUNGKIN BISA SANTAI TOTAL LAH! Hahahaha. Did I just broke your spirit? Buat gue, tantangan terbesar dalam ngasuh Raya adalah nyuapin, krn dese susah makan. Selama gue udah berhasil nyuapin (walaupun makannya nggak abis), I consider my job is done. The rest of the day, biasanya gue biarkan dia ngerangkak2, jilat lantai, tarik2 gorden, sementara gue rebahan aja di sofa ngeliatin. When he sleeps, I sleep, kayak jaman newborn.

Kalo anaknya mulai rese, gue bawa ke pantai supaya dia ciut dan kalem. Ha! Bully mother wins.

Tapi overall, ya gue nggak istirahat2 amat Ped. Nggak bisa disamain lah ya, sama jaman blm beranak. Tapi liburan model leyeh-leyeh gini mendingan buanget drpd liburan penuh jalan-jalan. The thought of nyuapin Raya and handling his tantrums in public is enough deh for me, hiiiii...

Bunda Bibi said...

waw hebat, bisa liburan kayak gini, kalo aku yang liburan kok bawaannya mau belanja melulu yaa :)
tapi memang esensi liburan itu harusnya kayak gini yaa, biar kita bisa istirahat total, bukannya nguber diskonan :P
tapi itu di foto2 terakhir sepertinya Raya udah menyatu dengan pantai tuh, udah mesem2 :)
hehehe itu bener2 candle light dinner deh, kagak ada lampunya sama sekali. btw kalo malam terus lampunya mati suasananya jadi creepy ga sih? secara hampir ga ada manusia lain disana selain kalian

prin_theth said...

Bunda Bibi: hahaha, sebagai wanita, ahenda nguber diskonan sih wajib ada juga ya, tapi nggak usah jauh-jauh pas liburan :D

Kalo malem lampu di villa nyala kok, Alhamdulillah byar pet-nya siang. Pernah sih mati lampu malem, tapi lgsg cepet ganti ke genset. Nah kalo di luar villa gelapnyaaaa total deh T__T

Nuri Sadida said...

Liat foto2nya berasa adeeeemm... Iya sebenernya sayang ya kalo dipromosiin nantinya malah jadi tempat komersil banged. Tapi kalo gak dipromosiin gini, kita (gue, maksudnya) juga gak bakal dapet info tempat2 cantik yg masih prewi gini deh.

Anyway, baca post ini mendadak inget film "the beach", untung endingnya gak kyk the beach :p

resna said...

waaahh..cantiknyaaa
akupun sedang merencanakan liburan gogoleran di hotel cantik dengan pemandangan cantik, tadinya mau ke bali tapi melihat postingan ini jadi pengen kesana :)

selamat ulang tahun yah pak teguh
semoga bahagia dan sehat selalu :)

Pawestri said...

Ah, aku nangkep foto KEBO! Sumpah ya lombok itu dimana-mana banyak kebonya..
Pas mau ke tangsi (pink beach) sampe beberapa kali mobil berhenti gara2 si keboers dibawa yg punya mau berendem.
Bener bgt mba ga usah ke pink beach. Masyallah banget jalannya bkin ngelus dada, apalagi turunan menuju pantainya. Hiiii
Terus pas perjalanan kesana ditengah hutan, ada hotel kece gt. Trus kita gugling, ternyanta Jeeva Beloam beach camp, udah gaya mau main ksana, pas buka webnya mihil. *patah arang*
Duh raya, ntar pacaran sm anaknya tante ya? *kawin aja belum*

Anw, aku suka bgt tulisan2nya mba :)

prin_theth said...

Pawestr: Jeeva Beloam yg masih segrup sama Jeeva Klui Senggigi yaaa. Tadinya mau nginep disitu, tapi terlalu secluded sih buat bawa bayi. Next time deh ;)

linda said...

Wowww....
Spooky gak mba kalo malem, biasanya anak kecil kan sensitip gitu ya..hehehe....
jadi inget dulu pernah begini...disebuah resort di kep. karimun, terjebak ga bisa pulang gara2 ombak gede (hrs nyebrang laut) dan makan bener2 seadanya yg tersisa di fridge dapur hotelnya (untung yg tersisa chicken snietzel, pasta2an, steak). Sampai bisa pulang untungnya bahan bakar genset masih banyak jadi gak mati lampu. Tiap malem takut setengah mati karena suara angin gede dan gemuruh ombaknya, tidur sekamar beramai2 bahkan ada temen yg diliatin penampakan....
Tapi justru nagih ternyata yang jauh2 dari peradaban (dengan catatan fasilitas lainnya kaya tidur, makan, mandi dll masih oke bahkan terbilang bagus).

Anonymous said...

Gue udah lama pengen liburan yang cuma goler2 santai di hotel, apa daya pengennya telat alias baru kepikiran setelah anak gue bisa protes. Jadi... Walopun tujuannya "cuma mau santai2" tetep nyari hotel yang masih punya fasilitas yang bisa membungkam kerewelan anak2 :p Napsir sama villa yang lo ceritain ini tapi kalo 2 anak ribut kebosenan, susah juga ya...

Unknown said...

mba lei, silent reader ni..suka baca blog mba lei, bahasanya enak dibaca n menghibur skaleee :)
rate nya brp mba? pengen jg melarikan diri dr hirk pikuk metropolitan (tossss sama2 bawa baby nantinya :( )

prin_theth said...

Maria: Haaai Maria, hehe makasih yaaa :) Rate-nya antara 1,7 - 2 jt semalem kalo nggak salah.

Jihan said...

Foto-fotonya bagus-bagus bangeeetttt *love,love*.

Rika said...

Baru bacaaa...akhirnya terkuak juga dimanakah liburan ciamikmu di IG waktu itu hehehhe, bagus bangett Lei! Boleh nih masuk ke wishlist,

btw serius ratenya segitu? Gak tll heboh ya kalo emang seindah dan sesepi ini.

Post a Comment