Mini Garage Sale is updated - 17 April 2012. Last update!
Jump to Day 1, Day 2, Day 3
Setelah kebangun dari nightmare semalem, mana mungkin saya kembali merem? Kalo nggak melek lagi gimana? (amit-amit!)
Jump to Day 1, Day 2, Day 3
Setelah kebangun dari nightmare semalem, mana mungkin saya kembali merem? Kalo nggak melek lagi gimana? (amit-amit!)
Hal pertama yang saya lakukan adalah BBM obgyn dan BBM nyokap, laporan soal kontraksi (dan nightmare) semalem.
Dan (nggak) Alhamdulillah, balasan dari keduanya sama-sama singkat dan mengkhawatirkan.
Obgyn: “Hmm, mungkin aja kontraksi. Diperhatikan minum dan pipisnya, ya.”
Nyokap: “Kakak, hati-hati leak.”
Argh, jamburi! Jambak rambut sendiri!
Tapi setelah ngobrol lebih lanjut dengan sang dokter, disimpukan bahwa kontraksi saya masih masuk kategori ‘nggak bahaya’. Alhamdulillah. Yang penting keselamatan si orok terjaga, and that’s the first priority. Ta-ta-tapi, keselamatan mental ibunya gimanaaaa? T__T
OK, kembali ke isu utama: should we change hotels or not.
Kalo ditilik secara logis, pindah hotel tuh nggak masuk akal, sih. Alasan utamanya karena kami udah bayar full untuk dua malam di HPTD. “900 ribu tuh nggak murah lho, bisa buat gaji supir sebulan,” ujar si suami Minang. Saya, estri-non-Minang-yang-meditnya-udah-nyaingin-suami, setuju lahir batin. Wong mau beli gincu aja saya bisa mikir seminggu, moso’ 900 ribu mau dibuang begitu aja?!
Dan, to be fair, it was just a goddamn nightmare. Nothing more, nothing less. Saya nggak liat penampakan, nggak denger suara aneh, dan nggak kesurupan (amit-amit!). Kontraksi saya mungkin berasal dari perasaan sutris aja, bukan karena perut dibelai-belai kunti.
Trus, katanya traveler? Masa’ harus selalu nginep di hotel nyaman yang nuansanya standar? Masa’ dikasih cottage antik dikit mewek? Kapan mau keluar dari comfort zone? Mampus.
Trus, katanya traveler? Masa’ harus selalu nginep di hotel nyaman yang nuansanya standar? Masa’ dikasih cottage antik dikit mewek? Kapan mau keluar dari comfort zone? Mampus.
Tapi, argumen balasannya begini: saya orang Islam, yang diajarin bahwa makhluk ghoib itu nyata. Apalagi eke hamil, berarti indra ke-6 lagi dibuka lebar. Sejak pertama kali menginjakkan kaki di lobby HPTD, sampe besok paginya, hati saya NGGAK enak. I believe with all my heart, there MUST be something in the cottage. Pertanyaannya: ‘something’nya bahaya nggak nih?
OK, so far saya dan bayi nggak ‘ngalamin apa-apa’. Cuma nightmare. Tapi kalo kami ‘nantang’ nginep di HPTD semalem lagi, trus akhirnya ‘kejadian apa-apa’, mau nyalahin siapa? Ini bawa-bawa keselamatan anak sendiri, lho!
Argumen regu A dan regu B bersaing ketat.
Hasilnya? Setelah pake airmata dan galau-galau dramatis, akhirnya kami memutuskan untuk…
… STAY.
Jreeeng *gonjreng gitar Soneta*
Maybe I was getting the ultimate personality test—apakah saya orangnya logis atau dramatis? Kirain dramatis, ternyata logis lho. Trus, kayaknya keputusan ini juga terpengaruh oleh jiwa istri sakinah saya, which I thought I don’t have. Soalnya saya ngomong gini ke T, “Sebenernya aku mau banget pindah hotel. Hati nggak enak banget rasanya. Tapi kalo kamu mau stay, ya udah kita stay…” Subhanallah.
(‘kan ceritanya gue abis bikin keputusan mengalah yang akbar. Boleh ya, muji diri sendiri dulu!)
Rencana kami hari itu seru lho—beach-club-hopping trus lanjut spa. Kurang Paris Hilton apa, coba. Harusnya saya berangkat dengan ceria, pake cengdem belalang dan bawa tote bag isi anjing. Tapi akibat mbayangin harus nginep semalem lagi di sarang jin, berangkatnya jadi gontaaai banget. Duile...
Anyway, back to fun times, people!
9.00
I love swimming, jadi niatnya pagi itu mau renang di beach club sambil brunch. Beach clubs di Ayana—termasuk Rock Bar—udah pernah dicicip, Klapa apalagi. Kemana dong yaaa…
Diputuskanlah untuk nyoba Coccoon di Seminyak. Sampe sana… idih, tempatnya jelek amat. Hoahahaha. Nggak jelek siiih, tapi ibarat cowok Dragonfly, kayaknya Coccoon nih gelap-genic—baru kece kalo malem. Kalo pagi-pagi keliatan banget demeknya, persis kayak cowok Dragonfly hangover. Ditambah, semalemnya ‘kan abis badai ya, jadi pantai Seminyak (di sebrangnya) tuh penuh sampah dan dedaunan yang kebawa angin. Jeleeek banget.
On top of it all, kolam renangnya Coccoon ternyata kecil. Padahal niatnya mau renang gaya kupu-kupu 100 lap!
Akhirnya cabut, gaaan. Sempet nelpon Potatahead, tapi ternyata dia baru buka jam 11. No way! Pregnantzilla wants food now! Ujung-ujungnya, “Klapa aja kali ya? Klapa deh…”
Nggak bosen? Soalnya ini udah ketiga kalinya eke kesana. But to be fair, tempatnya emang nggak pernah mengecewakan sih. Pleus, mereka buka dari jam 10 pagi.
10.00
Jam 10 teng nyampe di Klapa, New Kuta Beach. It was heaven, soalnya masih sepiiii. Kami dapet loungers di prime spot, di pinggir kolam renang. Ih, enak banget. Nih ya, this is why I don’t like lounging at beach clubs during sunsets—tempatnya bakal penuh banget! And it’s just sunset, people, it happens everyday! Ini pendapat saya aja lho yaaa (smile).
Kalo pagi gini, beach clubs biasanya sepi, dan mataharinya masih enak. Nggak sumuk.
Seperti tahun lalu, Klapa masih didominasi oleh turis Taiwan dan mainland China, yang kelakuannya… ya gitu deh. Pokoknya kurang sedep lah. Tapi karena masih pagi, turis-turis Taiwan itu nggak banyak. Tunggu aja pas sunset. Pasar Taipei pindah ke Klapa!
We swam, we ate, and we lounged. Like a boss. I love their food, I love their view, and I love their huge pool. Kebersihannya juga terjaga. Betah deh nek, nggak mau pulang sampe jam 1 siang. Punggung dan kulit kepala T sampe ngelotok dan bedarah! Segitunya banget deeeh...
Oya, meski dari Klapa tinggal turun ke bawah, kami sama sekali nggak nginjek pantai. Emang skenarionya begitu, sih. Bodi berasa loyo aja dibawa 'berantem' sama ombak, apalagi hamil-hamil gini yaaa... Berenang di swimming pool tenang tuh kayaknya cukup banget, deh.
14.00
14.00
Kelar berenang ala Michael Phelps (halah, padahal cuma gendong-gendongan sama T di aer), kami cabut ke destinasi berikutnya—Finn's!
Finn's adalah sebuah beach club di resort yang masih tergolong baru, Semara Uluwatu. Letaknya tetanggaan sama Karma Kandara, yang berarti deket juga dari Klapa. Denger-denger sih makanannya nggak enak, tapi beach club-nya menyenangkan. Mari kita jajal!
Kesan pertama—I love Semara! Husband loved it, too, sampe dia beberapa kali ngucap, “Kapan yaaa bisa nginep disini? Tiga malem, gitu. Lima taun lagi kali ya, Insya Allah.” Ih apa siiih, nanya sendiri, jawab sendiri... Tandanya seneng banget dia :D
Staff Semara pun ramah-ramah and made a fuss over my belly. Semuanyaaa komen, “Aduh Ibuuuu, hamil yaaa, hati-hati ya Buuuu… Tangganya banyak nih!”
Emang, menuju Finn’s nih agak perjuangan. Biasa deh, resort yang menclok diatas bukit emang gitu 'kan. Kalo mau ke pantai (atau beach club), kita kudu ngejajal ratusan anak tangga dulu. Di Karma Kandara dan Ayana begini juga, bukan?
Pas turun sih OK, pas naiknya dong, mak! Tiap sepuluh anak tangga, berhenti dulu.
Going down!
Anyvei, how’s Finn’s? Ternyata yaaa… begitu aja, hihihi. It’s a nice restaurant with decent loungers, tapi kecil dan nggak berkesan apa-apa. Makanannya juga nggak wow.
Yang paling menguciwakan adalah pantainya, karena karangnya banyak bener, boook… Ditambah arus lagi pasang dan kenceng. Bule-bule sih pada cuek nyemplung.
The view from our table
Beach loungers
Finn's bar
Disini kami emang nggak ngarepin mantai dan makan enak, jadi nggak betek sih gara-gara pantai berkarang dan makanan standar. Kuncinya: tutup mata pas bayar bill. Hihihi.
Again, we didn't touch the beach.
Again, we didn't touch the beach.
16.00
Kelar dari Finn’s, kitorang cabut ke Sanur, tepatnya ke Glo Day Spa. Second spa trip!
Beda dengan Sang Spa 2, Glo Day Spa ini salon & spa modern. Empunya orang Ostrali, interiornya putih, bersih, minimalis, tapi adem. Mereka juga terima servis salon semacem potong rambut, cuci-blow, make-up, meni-pedi dengan merk-merk internasional kayak OPI.
Kali ini saya pilih full-body treatment, and I appreciate the huge bolsters they have for us preggos ;) Pijetannya sih lebih menyeluruh daripada pijetan Sang Spa 2, dalam artian, kedua sisi bodi ter-cover dengan baik, tapi ya envelooope, mijetnya lembut banget! Kayak ditiup-tiup anak bayi! Pas diminta supaya lebih keras pun, terapisnya kayak ragu dan stress, gitu. Yastralahya.
19.00
Pulang ke HPTD, hati kembali was-was. Tapi mungkin karena kali ini saya bebacaan extra kenceng dan udah lebih waspada, jadinya ‘perasaan nggak enak’ itu berkurang. Hasilnya, saya jadi lebih pede, dan sempet-sempetnya nyebut, “ASSALAMU’ALAIKUM! I’M BACK!” pas masuk cottage. Like a boss!
Eh, tapi bener lho. Katanya ‘kan kita harus lebih berani dari makhluk halus, karena pada intinya, it’s about power game and gertak-gertakan. Di mata Allah sih, manusia dan makhluk halus (jin) sama levelnya.
Eh, tapi bener lho. Katanya ‘kan kita harus lebih berani dari makhluk halus, karena pada intinya, it’s about power game and gertak-gertakan. Di mata Allah sih, manusia dan makhluk halus (jin) sama levelnya.
We spent the night watching TV and having the ultimate dinner, PopMie, hihihi. Alhamdulillah, nikmat. Alhamdulillah juga, malam itu kami tidur tanpa gangguan :)
Sujud syukur padaMu ya Allah. Berarti keputusan logis kami tepat dong yah? :’) Terharu deh. 900 ribu tuh bisa dapet diaper bag LeSportsSack atau Kate Spade lho! Talinya doang...
Last Day
7.00
Bangun ontime, langsung mandi dan beberes, siap-siap ngejar pesawat. Ke Yakarta kita ‘kan pulang! Sekali lagi, saya bersujud syukur di depan keharibaan Gusti Allah, soalnya dari malem sampe pagi, hati ini nyaman. Bener-bener nggak keganggu lagi. Kemaren emang lagi di-tes aja kali ya? :’) Again, I was glad we decided to stay. Berikutnya, nginep di kamar Nyi Roro Kidul di Pangandaran juga hayo deh! (amit-amit!).
We ate breakfast at HPTD's restaurant, La Tartine.
Restoran ini adalah bukti nyata bahwa ‘di setiap kejelekan pasti ada kebaikan.’ Meski penginapan HPTD tuh horor, restorannya malah lucu banget! Love, love, love it!
Just like the cottages, La Tartine was filled with antique tidbits that served endless amusement for me during breakfast. Nggak abis-abisnya baca-baca dan ngeliatin printilannya. So cute! Nggak tau sih, kalo malem gimana… *tetep skeptik*
And if you noticed, pernak-perniknya Prancis banget deh. Did I tell you HPTD’s owner is French?
The ceiling
Seizure salad. Get it? ;)
Kelar sarapan, langsung cabut ke airport, balikin mobil, dan boarding pesawat. Alhamdulillah for a great, near flawless holiday :) Or should I say babymoon?
Next time I see you, Bali, I'll introduce you to my amazing son. Until then!
In Conclusion,
Was March A Good Time To Visit Bali?
Menurut saya, iya. It was still low season, and right after the rainy season. Jadi walau minggu sebelumnya masih ujan deres, pas saya dateng udah kering lho. Trus, usahain dateng beberapa hari sebelum Nyepi gitu, supaya bisa liat pawai Ogoh-Ogoh. Saya cuma kebagian liat pembuatan Ogoh-Ogohnya di Ubud, booo...
Tapi jangan pas Nyepi ya.
Would I stay in The Samara again?
You bet.
Would I stay at Hotel Puri Tempo Doeloe again?
Call me crazy, tapi rasanya saya nggak keberatan deh! Tentu saja, pake banyak prasyarat. Misal, cottage-nya kudu dibacain ayat Kursi dulu, disembur air zam-zam dulu, trus nginepnya harus rame-rame. Misalnya, bareng sodara-sodara 5 keluarga, gitu, nge-blok seluruh villa! Mudah-mudahan ini nggak dianggep sok ya, tapi setelah berhasil melawan rasa takut saya, I find HPTD isn't so bad.
Which Places Would I Re-Visit?
The Yoga Barn, Klapa, daaan Semara Uluwatu kalo ada duit. Moga-moga berikutnya nggak cuma numpang lewat ya :)
In Conclusion,
Was March A Good Time To Visit Bali?
Menurut saya, iya. It was still low season, and right after the rainy season. Jadi walau minggu sebelumnya masih ujan deres, pas saya dateng udah kering lho. Trus, usahain dateng beberapa hari sebelum Nyepi gitu, supaya bisa liat pawai Ogoh-Ogoh. Saya cuma kebagian liat pembuatan Ogoh-Ogohnya di Ubud, booo...
Tapi jangan pas Nyepi ya.
Would I stay in The Samara again?
You bet.
Would I stay at Hotel Puri Tempo Doeloe again?
Call me crazy, tapi rasanya saya nggak keberatan deh! Tentu saja, pake banyak prasyarat. Misal, cottage-nya kudu dibacain ayat Kursi dulu, disembur air zam-zam dulu, trus nginepnya harus rame-rame. Misalnya, bareng sodara-sodara 5 keluarga, gitu, nge-blok seluruh villa! Mudah-mudahan ini nggak dianggep sok ya, tapi setelah berhasil melawan rasa takut saya, I find HPTD isn't so bad.
Which Places Would I Re-Visit?
The Yoga Barn, Klapa, daaan Semara Uluwatu kalo ada duit. Moga-moga berikutnya nggak cuma numpang lewat ya :)
14 comments:
ih lucu bangeeeet resto si HPTD.. :*
tetep ya, banyak foto-foto entah siapanya.. :D cobain nginep di restonya lebih oke tuh mba. makin banyak yg (berasa) ngeliatin. :))
wow honeymoon saya kemarin bulan Maret, berarti pas good season dong ya?! Alhamdulillah....... walaupun hari pertama ga kemana2 karena hujan, tapi gapapa jadinya ngamar aja namanya juga honeymoonn.. ihi ihi ihi
Ih mba, kayanya kalo hotel macam gitu emang suka "kenalan" dulu deh hari pertama..
Aku pernah di hotel tugu malang malam pertama ampe dibangunin loh terus liwat2 aja itu yang punya kamar. Hari berikutnya ga ada apa2..
Dari post senelumnya aku tertarik bgt sm HPTD soalnya kayaknya berasa main rumah barbie gitu :)
Klapaaaaa!!
pas taun 2009 akhir pernah kesana, and amazed melihat kolam renangnya dan viewnya. cm bs membayangkan suatu saat bisa berenang di private pool dgn view seindah itu...
Kontraksi saya mungkin berasal dari perasaan sutris aja, bukan karena perut dibelai-belai kunti.
astaghfirulloooooh... serem amaaat :)))) kalah deh film horor endonesia!
Anti: Tsakep yaa... Tauk tuh, kenapa sih empunya HPTD hobi amat masang foto-foto almarhum hihi. Malem-malem fotonya pake kedip kali ya...
Dira: Hahaha iya laaah. Honeymoon ngapain lagiii kalo nggak ngamar! Aku aja nyesel, pas honeymoon dulu jalan-jalan. Kudunya sih semua bujet dilariin utk buka kamar semewah dan sekinky mungkin aja hihi
Anonymous: Rumah Barbie banget! Lucu kok :D Cuma Rumah Barbie-nya kayak di desa, belum masuk listrik T__T
Ndutyke: Cintaaaah sama viewnya! Bagus banget, kayak background palsu hihihi.
Leiiii babymoon trip hari trakir elo cocoknya di baca sambil denger ni lagu:
http://www.youtube.com/watch?v=NisCkxU544c
Like a baossss! (bagian creepy HPTD bisa di wakilkan sama penampakan big fishnya bo)... Salam kenal Leiiii :D
ANJRIIIIIIT LONELY ISLAND! *ngakak membahana* From now on I'm gonna remember birthdays and do promote synergy LIKE A BAWS! Kalo yg belakang-belakangnya sih ngeri yaa...
Sudah mencatat tempat-tempat asik di ubud buat jadi turis proffesional. thx ya Lei
ps. kemaren dirimu ke kmc ya lei? I saw you & T yesterday :p
Anonymous: Sama-samaaa :) Iyaa, ke KMC hahaha. Kok nggak tegoran?!
mbak lei, boleh tukeran link ? ;)
Anonymous: Btw, kalo komennya pake anonymous gitu, bakal masuk ke spam dan keapus lho :) Ini aja nggak sengaja nemu di spam folder hehe
Chacha: Linknya kamu apa yaaa
Ampuuun lei ama yang "dibelai-belai kunti" part...hoahahahhaa...
bulan depan mau ke bali, thanks ya udah crita-crita, udah gw catet n save nomer2 telponnya huehehe...
Katrin: Hoahaha, ketawa-ketiwi merinding yaaa...
Have di Bali! Siiip, semoga nemu tempat seru-seru lainnya, ntar balik share yaahh
seruuu bangett laa cerita babymoon nyaa..... hiikss iri akuu selama hamil ngendon dirumah dengan ember dan gelas buat muntah dan meliur!...
harusnya uang2 yang dipake buat opname di RS bisa dipake buat babymoom hihih next kalo hamil lagiiii there must be a baby moon..
thanks bgt yaaa for inspiring me, ceritanya seruuu banget apalagi bagian skeri to the max hotel yg banyak foto2 nya...
Btw mengingat gw suka yoga... pengen juga nginep di bali deket tempat yoga seruu banget and i love hatha yoga btw!...
nice story once again hear hear...
Post a Comment